Pengunjung beraktivitas di Perpustakaan Nasional dengan latar belakang polusi di langit Jakarta, Senin (14/8/2023). Pemerintah menilai kondisi polusi udara di Jakarta sudah berada diangka 156 dengan keterangan tidak sehat. Hal tersebut diakibatkan emisi t | Republika/Thoudy Badai

Medika

Polusi dan Kesehatan Mental yang Memburuk

Polusi udara yang terhirup masuk ke saluran pernapasan dapat memicu terjadinya perubahan pada area-area otak yang mengontrol emosi.

Paparan polusi udara ternyata tidak hanya dapat membahayakan kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Yang tak kalah mengkhawatirkan, anak kecil dan remaja menjadi kelompok yang paling rentan terdampak oleh risiko-risiko ini.

"Ada bukti substansial yang menunjukkan bahwa polusi udara turut memengaruhi kesehatan mental," kata American Psychiatric Association (APA) melalui laman resmi mereka, seperti dikutip Republika.id, Rabu (16/8/2023).

Salah satu studi yang menyoroti hubungan antara polusi udara dan kesehatan mental adalah studi yang dilakukan di Amerika Serikat (AS) dan Denmark. Studi berskala besar ini melibatkan partisipan dari kedua negara tersebut.

Studi ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara paparan polusi udara dan peningkatan risiko gangguan kejiwaan. Gangguan kejiwaan ini mencakup depresi, skizofrenia, gangguan bipolar, dan gangguan kepribadian.

Belum diketahui bagaimana paparan polusi udara bisa memengaruhi kesehatan mental. Akan tetapi, tim peneliti menilai paparan polusi udara memicu terjadinya suatu mekanisme peradangan saraf yang kemudian mendorong timbulnya masalah kesehatan mental.

Sebuah ulasan yang meninjau lebih dari 100 studi juga menemukan bahwa paparan polusi udara di luar ruangan bisa mempengaruhi kesehatan mental. Studi ini juga menemukan bahwa paparan polusi udara dapat memengaruhi area-area di otak yang mengatur emosi, seperti hipokampus, amigdala, dan korteks prefrontal.

"Tim peneliti menemukan bahwa 73 persen dari total studi yang mereka tinjau melaporkan adanya gejala dan perilaku masalah mental yang lebih tinggi pada manusia dan hewan setelah terpapar oleh polusi udara yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata," kata APA.

photo
Remaja dan Kesehatan Mental - (Republika)

Berdasarkan peninjauan terhadap lebih dari 100 studi ini, tim peneliti mengungkapkan bahwa polusi udara yang terhirup masuk ke saluran pernapasan dapat memicu terjadinya perubahan pada area-area otak yang mengontrol emosi. Akibatnya, orang-orang yang terpapar oleh polusi udara menjadi lebih berisiko terhadap gangguan kecemasan dan depresi dibandingkan orang-orang yang menghirup udara lebih bersih.

Studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Harvard pada Maret 2023 juga menunjukkan hal serupa. Studi ini mengindikasikan adanya hubungan antara paparan polusi udara dan peningkatan risiko demensia.

Selain itu, sebuah studi terbaru juga menyoroti dampak polusi udara terhadap kesehatan mental dan perkembangan otak anak kecil serta remaja. Studi ini menemukan bahwa paparan polusi udara berkaitan dengan peningkatan risiko depresi dan kecenderungan bunuh diri.

"Melalui studi-studi neuroimaging, mereka juga menemukan bukti adanya kaitan antara polusi udara dengan perubahan struktural dan fungsional di dalam otak," kata APA.

Studi yang melibatkan partisipan dalam jumlah besar turut menemukan bahwa anak yang menghirup udara berkualitas buruk di tahun-tahun pertama kehidupannya memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap gangguan kejiwaan di kemudian hari. Gangguan kejiwaan ini mencakup gangguan bipolar, skizofrenia, gangguan kepribadian, dan depresi mayor.

APA menambahkan, paparan polusi udara bisa memperberat masalah kejiwaan yang sebelumnya sudah dialami oleh anak-anak. Pernyataan ini didasarkan pada sebuah studi dalam jurnal Environmental Health Perspectives.

"Studi itu menemukan hubungan antara paparan polusi udara yang tinggi dalam waktu singkat dan peningkatan kunjungan psikiatri ke ruang gawat darurat di antara anak-anak," ujar APA. 

 

Dorong WFH 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendukung wacana work from home (WFH) atau bekerja dari rumah, menyusul tingginya polusi udara di Jakarta yang bisa berdampak bagi kesehatan anak-anak sebagai kelompok paling rentan. "Saya kira seruan banyak orang agar orang dewasa WFH sangat baik ya, begitu juga anak anak. Sambil menunggu udara normal kembali," kata Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Dia menjelaskan, hak kesehatan anak penting diupayakan sejak dini, sebagaimana cita-cita Undang-Undang Kesehatan yang baru agar anak-anak memiliki modal kesehatan yang tinggi sejak dalam kandungan. "Saya kira Indonesia sudah punya pengalaman WFH. Sekolah pun sudah menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar, yang mengatur sekolah bisa di sekolah dan di luar sekolah sehingga lebih baik mencegah daripada mengobati," katanya.

Hal ini, menurut dia, penting mengingat kondisi fisik anak tidak sekuat orang dewasa. "Bila mereka mengalami sakit, tidak mudah mendeskripsikan atau menjelaskan. Kebutuhan bermainnya, kadang mengalahkan apa yang dirasanya. Padahal, mereka butuh diselamatkan dalam polusi udara ekstrem dan suhu tinggi di Jakarta," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pandemic Talks (@pandemictalks)

KPAI berharap, anak-anak juga diajak berpartisipasi aktif menjadi pengurang dampak polusi udara ekstrem ini. "Saya kira kondisinya sekarang suhu tinggi dan polusi udara sehingga masing masing sekolah punya peran mengurangi dampak bencana, ikut aktif menyelamatkan anak-anak dan lingkungan," katanya.

Jasra menambahkan segala upaya untuk mengurangi polusi udara yang membahayakan ini perlu dilakukan, termasuk upaya menurunkan angka prevalensi perokok anak. "Sehingga anak benar-benar terbebas dari polusi udara sekitar," kata dia.

 

 
Paparan polusi udara bisa memperberat masalah kejiwaan yang sebelumnya sudah dialami oleh anak-anak.
 
Hasil Studi dalam jurnal Environmental Health Perspectives.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Berburu Suaka dari Ganasnya Polusi Udara

SELENGKAPNYA

Potret Polusi Jakarta

Beberapa sumber polusi udara juga berasal dari kawasan industri dan pembangkit listrik yang ada di sekitar ibu kota.

SELENGKAPNYA

Dampak Horor Polusi Udara

Efek polusi terhadap paru-paru bukanlah perkara sepele.

SELENGKAPNYA