
Nusantara
Membangkitkan Nasionalisme Lewat Lorong Merah Putih
Dekorasi lorong merah putih makin meriah ketika matahari mulai tenggelam.
Oleh Bayu Adji P
Kain sepanjang 250 meter berwarna merah putih terpasang di atas Jalan Cipawedal, Kampung Cibahong, RT 19/8, Desa Sukamenak, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, Ahad (13/8/2023). Kain itu sengaja dipasang warga sekitar untuk mendekorasi lingkungannya guna menyambut peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Tokoh masyarakat setempat, Badrudin (54 tahun), mengatakan, dekorasi itu dibuat atas hasil musyawarah warga. Warga ingin sepanjang jalan yang melintasi lingkungan RT mereka disulap menjadi lorong merah putih sebagai kemeriahan untuk menyambut momentum 17 Agustus. Setelah ide itu disepakati, warga pun bergotong royong untuk mempercantik lingkungan mereka.
"Awal mulanya warga bermusyawarah mau bikin apa, kemudian keluar ide untuk membuat lorong merah putih di sini," kata Badrudin saat ditemui Republika, Ahad sore.

Menurut dia, warga butuh waktu sekitar dua pekan untuk mendekorasi Jalan Cipawedal layaknya lorong merah putih. Pekerjaan itu memakan waktu tak sebentar karena warga melakukannya secara swadaya.
Apalagi, warga tak hanya membuat lorong merah putih, tapi juga membuat ornamen lainnya, seperti burung Garuda, lukisan sang proklamator Bung Karno dan Bung Hatta, serta menambahkan lampu berwarna-warni di sepanjang lorong tersebut, sehingga suasana terasa lebih meriah ketika malam tiba.
"Semua merupakan swadaya masyarakat. Hasil dari bahu-membahu warga, baik tenaga dan biaya," ujar Badrudin.
Upaya warga itu akhirnya tak sia-sia. Dekorasi lorong merah putih yang mereka buat diapresiasi oleh banyak pihak. Bahkan, dekorasi lorong merah putih itu sempat viral di media sosial.
Badrudin mengatakan, hampir setiap hari, terutama malam hari, banyak warga yang berkumpul untuk menikmati hasil dekorasi itu. Warga yang berkunjung bukan hanya dari wilayah Kecamatan Sukarame. Beberapa di antaranya ada yang berasal dari Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.
Tak hanya warga yang mengapresiasi dekorasi di Kampung Cibahong itu. Bupati Tasikmalaya Ade Sugiato bahkan sampai datang sendiri ke wilayah itu untuk melihat langsung keindahan lorong merah putih yang dibuat warga.
"Tentu kami bangga dengan membuat ini, apalagi banyak apresiasi dari masyarakat, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya. Bupati juga langsung ke sini memberikan apresiasi. Alhamdulillah," kata Badrudin.
Ia berharap dekorasi lorong merah putih buatan warga di Kampung Cibahong dapat membangkitkan semangat masyarakat dalam menyambut momen Agustusan. Selain itu, ia berharap lorong merah putih itu dapat membangkitkan semangat nasionalisme masyarakat.

Berdasarkan pantauan Republika, lorong merah putih yang melintang di sepanjang 250 meter Jalan Cipawedal itu makin meriah ketika matahari mulai tenggelam. Lampu berwarna-warni yang menyala makin membuat dekorasi itu lebih indah.
Selepas azan Maghrib, warga yang melintasi jalan itu pun banyak yang mengabadikan keindahan lorong merah putih dengan kamera ponselnya. Beberapa juga sengaja berhenti untuk berfoto ria.
Salah seorang warga, Eva (36), mengaku sengaja datang ke Kampung Cibahong untuk melihat secara langsung keindahan lorong merah putih itu. Pasalnya, ia melihat suasana di lorong merah putih itu di media sosial TikTok sungguh indah.
"Kami dari Purbaratu, Kota Tasikmalaya, lihat dari Tiktok kemarin. Penasaran, langsung meluncur ke sini. Sangat luar biasa. Patut Diapresiasi," kata perempuan itu.
Salah seorang warga lainnya, Nisa (35), juga mengaku takjub dengan keindahan lorong merah putih yang didekorasi oleh warga Kampung Cibahong itu. Ia mengaku belum pernah melihat dekorasi menyambut peringatan Hari Kemerdekaan yang seperti di Kampung Cibahong. "Benar-benar baru sekarang lihat seperti ini. Bagus banget," ujar perempuan yang juga berasal dari Kota Tasikmalaya itu.
Bermula dari kritik
Dekorasi menyerupai lorong di Kampung Cibahong itu bukan baru kali ini dibuat. Warga sudah membuat dekorasi serupa untuk memperingati Hari Kemerdekaan pada tahun lalu. Namun, ketika itu Jalan Cipawedal masih belum sebagus sekarang. "Tahun kemarin, jalannya masih jelek," kata Badrudin.
Namun, berkat dekorasi yang meriah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya memberikan sorotan ke Kampung Cibahong. Tak lama setelah momen Agustusan tahun lalu, pemerintah merespons dengan memperbaiki jalan. "Alhamdulillah, pemerintah merespons dengan memperbaiki jalan. Sekarang jalan sudah bagus, akhirnya kita buat lebih meriah," ujar Badrudin.

Tokoh pemuda setempat, Atep Muntaha (30), mengatakan, ide membuat dekorasi lorong merah putih itu memang untuk mengkritik pemerintah secara halus. Pasalnya, Jalan Cipawedal yang merupakan kewenangan Pemkab Tasikmalaya itu sudah lebih dari lima tahun dibiarkan mengalami kerusakan.
Karena itu, masyarakat berpikir untuk membuat sesuatu yang meriah agar mendapatkan sorotan dari pemerintah. Alih-alih melakukan kritik melalui demonstrasi, warga kompak memilih untuk membuat kreasi lorong merah putih di jalanan yang rusak dalam rangka menyambut peringatan Hari Kemerdekaan.
"Ketika kreasi itu jadi sorotan, secara tidak langsung banyak pihak juga yang mengetahui kondisi jalan di sini. Masa, dekorasi sudah bagus, tapi jalan masih jelek?" kata Atep.
Kritik warga di Kampung Cibahong itu pun berhasil. Tak lama setelah itu, pemerintah datang untuk melakukan perbaikan jalan.
Menurut Atep, kreasi warga di Kampung Cibahong itu tak serta-merta berhenti ketika kritik telah terjawab. Justru, kreasi yang sudah baik itu pun makin dimeriahkan pada tahun ini sebagai bentuk syukuran warga karena jalan sudah diperbaiki.
"Jadi, kita tak hanya kritik, lalu saat masalah selesai sudah tidak ada tindakan. Ini justru lebih menambah motivasi kepada masyarakat untuk lebih meriah. Tahun depan mungkin akan lebih gila lagi," kata dia.

Atep mengaku bangga bentuk kreasi yang berawal dari kritik itu kini mendapatkan banyak apresiasi dari masyarakat luas. Itu dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang datang ke kampungnya hampir setiap malam setelah dekorasi terpasang.
"Alhamdulillah, setiap malam banyak yang berkunjung," kata dia.
Ia mengatakan, ke depannya bukan tidak mungkin warga sekitar akan membuat semacam bazar setiap tahun menjelang peringatan hari kemerdekaan di Kampung Cibahong. Pasalnya, animo masyarakat cukup tinggi untuk menikmati dekorasi lorong merah putih hasil kreasi warga itu. Bahkan, tak sedikit masyarakat yang datang dari luar Kabupaten Tasikmalaya.
"Mudah-mudahan ini juga bisa meningkatkan perekonomian warga. Ketika kampung ini lebih dikenal, banyak potensi yang bisa terangkat," ujar Atep.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.