Pertunjukan Eras Tour dari Taylor Swift | Instagram/Taylor Swift

Geni

Pertunjukan Epic Tersebut Bernama Eras Tour

Biaya produksi Eras Tour tidaklah murah
Eras Tour dan Dampak Ekonomi - (Pusat Data Republika)

  ​

Tur konser keenam Taylor Swift yang bertajuk Eras Tour masih berlangsung dan akan digelar sampai ke lima benua. Konser ini terus menyedot perhatian publik, dengan 131 pertunjukan dan telah dianggap sebagai produksi yang luar biasa dan epik.

Dengan pilihan kostum yang memukau, pergantian set berskala besar sekaligus persembahan stage act yang apik, Taylor Swift mampu membuktikan bagaimana konsernya bisa memberi dampak. Bukan hanya memberi dampak dalam urusan hiburan kepada para penikmat musik, melainkan juga dampak nyata dalam perputaran roda ekonomi. 

Direktur Senior Billboard untuk Musik Live dan Tur, Dave Brooks, merasa sedang menonton musikal Broadway ketika ia berada di Eras Tour. Brooks menilai, kualitas produksi dari konser ini juga jauh lebih baik dibanding konser-konser Swift sebelumnya.

Termasuk juga set panggung yang sangat rumit, sehingga membuat beberapa lagu dan keseluruhan konser terasa spektakuler. Sebagai seorang yang sudah lama bergelut di pertunjukan, Brooks yakin, biaya produksi Eras Tour tidaklah murah.

Ia menaksir, biaya tur konser itu lebih dari 100 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 1,5 triliun. “Ini akan menjadi salah satu tur termahal yang pernah ada, tetapi juga akan menjadi salah satu tur dengan pendapatan tertinggi secara finansial. Jadi, pada akhirnya, biaya itu akan tertutupi,” kata Brooks seperti dikutip dari New York Post, Kamis (3/8/2023).

Tur yang dimulai pada 17 Maret 2023 di Glendale AS ini, sukses memberikan pengalaman tak ternilai bagi siapapun yang menontonnya secara langsung. Berikut beberapa hal memulai dalam pertunjukan Swift selama Eras Tour.

1. Set panggung

Panggung konser Eras dirancang memiliki catwalk raksasa yang membentang hampir sepanjang stadion. Hal ini memungkinkan Swift untuk bisa mengeksplorasi panggung secara maksimal dalam membawakan lagu-lagunya. Proses pembangunan panggung dan semua set lainnya ini, dimulai di lokasi acara beberapa pekan sebelum konser dimulai.

Mendekati hari H, sebuah tim yang terdiri dari sekitar 90 truk, masuk ke lokasi pertunjukan untuk membangun panggung yang luas untuk Swift menyanyikan lagu-lagu hits sepanjang kariernya. Mulai dari, album debutnya yang bertajuk Self-Titled di 2006 hingga album terbarunya, Midnights di 2022.

“Mereka memiliki tim yang solid dan berkompeten untuk membuat semua persiapan panggung dari awal. Menurut perkiraan saya, dibutuhkan waktu dua hingga tiga pekan,” kata Brooks.

2. Ornamen panggung yang tidak main-main

Salah satu ornamen yang paling berkesan di Eras Tour adalah kabin berlumut yang khusus digunakan selama sesi album Folklore. Brooks mengatakan bahwa pengerjaan dan pembongkaran kabin itu cukup rumit.

3. Stage act yang berani

Swift juga mempertontonkan stage act yang memukau, dengan terjun ke arah kerumunan penonton, di mana tim panggung sudah menyediakan semacam pintu khusus untuk hal itu. Kemudian monitor raksasa di atas panggung memperlihatkan Swift sedang berenang, dan tak lama dia kembali muncul di panggung dalam keadaan kering dan kostum baru untuk membawakan lagu "Lavender Haze”.

4. Kostum yang menawan

Swift mengenakan puluhan kostum yang berbeda pada malam pembukaan, termasuk gaun flapper karya Roberto Cavalli berwarna emas, gaun lavender dari Alberta Ferretti, dan bodysuit bertabur hiasan dari Atelier Versace dan Oscar de la Renta.

Yang begitu mengesankan adalah pergantian kostumnya yang begitu cepat. Dan George, seorang manajer tur yang pernah bekerja sama dengan Shakira dan Britney Spears mengatakan, semua kostum tur biasanya dimodifikasi dengan cara tertentu agar mudah untuk dipakai dan dilepas.

“Gaun yang biasanya memiliki kancing, mungkin mereka akan menambahkan ritsleting di atasnya. Atau sang artis mungkin perlu memiliki kantung untuk menyimpan baterai di dalam kostumnya. Penyesuaian kecil yang membuat segalanya lebih mudah,” kata George.

Mencatatkan Gempa

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Taylor Swift (@taylorswift)

Profesor di departemen geologi University of Western Washington Jackie Caplan-Auberbach mengungkapkan data bahwa konser Eras Tour Taylor Swift menyebabkan guncangan dua kali lebih banyak daripada Beast Quake atau pertandingan National Football League (NFL) di  2011.

Jaringan Seismik Barat Laut Pasifik (PNSN) menghitung penggemar Seattle yang bersorak membuat bumi berguncang. "Ini setara dengan 2,3 skala Richter (SR)," kata Caplan-Auberbach, dilansir CBC News, Sabtu (29/7/2023).

Namun, dia tidak mengetahui jelas sumber kekuatan tersebut. Apakah para penggemar yang menari atau sound system yang menggelegar yang menyebabkan guncangan. 

Faktanya, menurut standar geologi, ini adalah kesalahan kecil pada seismometer. Mesin yang digunakan untuk mengukur getaran dari bumi kebetulan terletak di sebelah stadion tempat Swift melakukan pertunjukan.

Data yang dikumpulkan seismolog dapat digunakan dalam beberapa cara yang cukup menarik. Mouse Reusch dari PNSN mengatakan rekan-rekannya membaca getaran tanah, mempercepatnya, dan mengubahnya menjadi file audio.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Taylor Swift (@taylorswift)

 

Saat mereka memainkannya kembali, mereka dapat merekayasa ulang daftar set konser dengan membandingkan ketukan per menit dari bacaan dan lagu-lagu Swift. "Agak aneh, cara mundur untuk mendapatkan daftar set dari seismometer yang terletak di sebelah Lapangan Lumen," ujarnya.

Meskipun Caplan-Auberbach mengatakan data tersebut hanya sedikit gangguan dari perspektif seismologi, dia mencatat latihan tersebut merupakan peluang besar untuk membuat remaja dan Swifties atau sebutan penggemar Taylor Swift, begitu bersemangat tentang sains.

"Bagi saya, salah satu bagian yang sangat menarik adalah berbagi tentang apa itu sains dan membuat orang menyadari sains bukan hanya pertanyaan tentang mengajukan pertanyaan terpelajar tentang hal-hal yang tidak penting bagi kita atau bahwa Anda harus berada di laboratorium," kata dia. 

 

 
Panggung konser Eras dirancang memiliki catwalk raksasa yang membentang hampir sepanjang stadion.
 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kopi Luwak dari Kintamani

Biji kopi Arabika ini diyakini memiliki rasa yang sangat kuat.

SELENGKAPNYA

Selamat Sampai Tujuan

Kami hanya ingin selamat sampai tujuan. Itu saja.

SELENGKAPNYA

Lebih Dekat dengan Seyyed Hossein Nasr

Filsuf Muslim kontemporer ini menyoroti ekses dari sekulerisme pada masyarakat modern.

SELENGKAPNYA