Karyawan memilah sampah anorganik di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS) Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, Rabu (2/5/2023). | Republika/Wihdan Hidayat
Tumpukan sampah plastik hasil sortiran di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS) Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, Rabu (2/5/2023). | Republika/Wihdan Hidayat
Armada pengambil sampah memasukkan muatan ke conveyor pemilah sampah di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS) Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, Rabu (2/5/2023). | Republika/Wihdan Hidayat
Ditutupnya TPST Piyungan oleh Pemda DIY tidak berpengaruh bagi warga Panggungharjo, karena memiliki unit pengelolaan secara mandiri. | Republika/Wihdan Hidayat
Armada mitra kerja mrngangkut sampah plastik yang sudah dibentuk kubus di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS) Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, Rabu (2/5/2023). | Republika/Wihdan Hidayat
Sampah warga yang masuk KUPAS akan dipilah kembali menjadi beberapa bagian hingga nanti tinggal residu yang tidak bisa diolah lagi. | Republika/Wihdan Hidayat
Suranto (44) menunjukkan alat Ember Tumpuk berisi maggot untuk mengolah sampah organik sisa dapur di Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, Rabu (2/5/2023). | Republika/Wihdan Hidayat
Sedangkan untuk sampah organik dapur warga dari Kelurahan memberikan solusi yakni alat pengolah Ember Tumpuk serta yang terbaru alat Lodong Sisa Dapur (Losida). Sehingga pembuangan sampah sudah mulai dikurangi sejak dari rumah. | Republika/Wihdan Hidayat

Peristiwa

Pengelolaan Sampah Mandiri di Panggungharjo, Bantul

Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS) Panggungharjo mengelola sampah secara mandiri.

BANTUL -- Karyawan memilah sampah anorganik di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS) Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, Rabu (2/5/2023).

Ditutupnya TPST Piyungan oleh Pemda DIY tidak berpengaruh bagi warga Panggungharjo. Warga dese ini memiliki  unit pengelolaan sampah secara mandiri.

Sampah warga yang masuk KUPAS akan dipilah kembali menjadi beberapa bagian hingga nanti tinggal residu yang tidak bisa diolah lagi.

Sedangkan untuk sampah organik dapur warga dari warga menggunakan alat pengolah sampah bernama 'Ember Tumpuk' serta yang terbaru alat 'Lodong Sisa Dapur' (Losida).

Kedua alat ini mengubah sampah menjadi kompos. Sehingga pembuangan sampah sudah mulai dikurangi sejak dari rumah. ';

Musim Kemarau dan Darurat Sampah Picu Kebakaran Lahan

Sejak Juni, terdapat 32 kejadian kebakaran di Bantul yang disebabkan pembakaran sampah oleh warga.

SELENGKAPNYA