Pengunjung berlindung dari panasnya siang hari di kompleks Masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Rabu, 26 Juli 2023. | AP Photo/Maya Alleruzzo

Sains

Habis Global Warming, Terbitlah Global Boiling

Era global warming atau pemanasan global, kini telah berakhir. Tetapi Sekjen PBB, António Guterres, mengatakan kini Bumi tengah menyambut era yang lebih parah, global boiling atau pendidihan global setelah para ilmuwan mengonfirmasi bahwa Juli 2023 menjadi bulan terpanas sepanjang sejarah.

“Perubahan iklim ada di sini. Itu menakutkan. Dan itu baru permulaan. Masih mungkin untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5C atau di atas tingkat pra-industri, dan menghindari perubahan iklim yang paling buruk. Tapi hanya dengan aksi iklim yang dramatis dan langsung,” kata Guterres.

Komentar Guterres muncul setelah para ilmuwan mengonfirmasi pada Kamis (27/7/2023), bahwa tiga pekan terakhir telah menjadi yang terpanas sejak pencatatan paling awal dimulai. Dan Juli 2023 pun menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat sepanjang sejarah.

photo
Dunia Kepanasan - (Republika)

Temperatur global bulan ini telah memecahkan rekor, menurut World Meteorological Organization (WMO) dan program observasi Copernicus Earth UE, dipicu oleh pembakaran bahan bakar fosil dan memacu cuaca buruk. Melansir The Guardian, kenaikan suhu rata-rata global yang stabil serta memburuknya cuaca ekstrem, juga didorong oleh polusi yang menjebak sinar matahari dan bertindak seperti rumah kaca di sekitar Bumi.

“Umat manusia berada di kursi panas. Untuk sebagian besar Amerika Utara, Asia, Afrika, dan Eropa, ini adalah musim panas yang kejam. Untuk seluruh planet, ini adalah bencana. Dan bagi para ilmuwan, ini tidak diragukan lagi manusia yang harus disalahkan,” kata Gutteres.

“Semua ini sepenuhnya konsisten dengan prediksi dan peringatan berulang. Satu-satunya kejutan adalah kecepatan perubahannya. Perubahan iklim ada di sini, menakutkan, dan ini baru permulaan. Era pemanasan global telah berakhir, era pendidihan global telah tiba,” ujar Gutteres.

Ia pun mendesak para politikus untuk mengambil tindakan cepat. Udara Bumi sudah tidak bisa dihirup, panas tidak tertahankan, serta tingkat keuntungan bahan bakar fosil dan kelambanan iklim tidak dapat diterima lagi. “Pemimpin harus memimpin. Tidak ada lagi keragu-raguan, tidak ada lagi alasan, tidak ada lagi menunggu orang lain bergerak lebih dulu. Tidak ada lagi waktu untuk itu,” ujar Gutteres.

Menurut dia, masih mungkin untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5C dan menghindari perubahan iklim yang paling buruk, tetapi hanya dengan tindakan iklim yang dramatis dan sesegera mungkin. "Kami telah melihat beberapa kemajuan, seperti peluncuran energi terbarukan yang kuat dan beberapa langkah positif dari sektor-sektor seperti perkapalan, tetapi tidak ada yang berjalan cukup jauh atau cukup cepat. Memperbaiki suhu menuntut tindakan yang lebih dipercepat lagi,” kata Gutteres memaparkan.

Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas, mengatakan kebutuhan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca lebih mendesak daripada sebelumnya. Aksi untuk iklim bukanlah kemewahan melainkan suatu keharusan.

Ilmuwan iklim lainnya mengonfirmasi temuan itu. Karsten Haustein di Universitas Leipzig menemukan dunia 1,5C (2,7F) lebih panas pada Juli 2023, dibandingkan rata-rata Juli sebelum industrialisasi. “Temperatur bulan ini sangat keterlaluan, sehingga para ilmuwan dapat memprediksi itu akan menjadi rekor terpanas, bahkan sebelum itu berakhir,” kata dia.

Haustein mengambil perkiraan suhu global dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS, dan menemukan bahwa Juli 2023 kemungkinan akan mengalahkan rekor sebelumnya dari 2019 sebesar 0,2C.

Zeke Hausfather, seorang ilmuwan iklim di Berkeley Earth nirlaba AS, menggunakan alat dari ahli meteorologi Jepang dan Eropa untuk memperkirakan rekor akan dipecahkan mendekati 0,3C.

“Kecuali dampak asteroid besar hari ini, hampir pasti bahwa Juli 2023 akan menjadi bulan terhangat dalam catatan dengan selisih yang besar. Saya pribadi menemukan besarnya rekor ini sedikit menakjubkan. Kami tidak melihat sesuatu yang serupa dalam catatan sejarah untuk bulan Juli,” ujar dia.

Panas yang Mematikan

photo
Seorang pria meminum sebotol air sambil beristirahat di bangku pada hari yang panas terik di Beijing, Rabu, 19 Juli 2023. - (AP Photo/Andy Wong)

Menurut analisis cepat dari jaringan World Weather Attribution yang diterbitkan pada Selasa (25/7/2023), polusi gas rumah kaca telah meningkatkan suhu gelombang panas yang mematikan di tiga benua pada Juli ini.

Para ilmuwan memperkirakan tahun ini akan lebih panas dari biasanya karena El Niño, pola alami angin dan air yang memanaskan planet ini, kembali setelah tiga tahun dari rekannya yang lebih dingin, La Niña.

Efek itu bersama dengan polusi gas rumah kaca, telah membuat WMO memprediksi dua dari tiga peluang bahwa salah satu dari lima tahun ke depan akan menjadi 1,5C lebih panas daripada sebelum Revolusi Industri. WMO memperingatkan ini tidak berarti target akan meleset karena mengacu pada rata-rata 20 tahun dan bukan bulan atau tahun individu.

Marina Romanello, seorang peneliti iklim dan kesehatan di University College London dan kepala Lancet Countdown, mengatakan bahwa pihaknya memiliki data yang menunjukkan bagaimana fondasi kesehatan dirusak oleh perubahan iklim. Dan terlepas dari fakta itu, ia melihat pemerintah dan perusahaan masih memprioritaskan bahan bakar fosil.

“Tapi kita masih punya waktu hari ini untuk membalikkan keadaan dan memastikan masa depan yang layak untuk kita dan anak-anak kita,” ujar dia.

 

 
Temperatur bulan Juli sangat keterlaluan. 
 
KARSTEN HAUSTEN, Ilmuwan iklim dari Universitas Leipzig. 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Gelombang Panas Tewaskan Bayi di Suriah

Sekjen PBB menyebut gelombang panas tandai pendidihan global.

SELENGKAPNYA

Juli 2023, yang Terpanas dalam Ribuan Tahun

Demam berdarah adalah penyakit tropis dengan penyebaran tercepat di dunia.

SELENGKAPNYA

Panas Ekstrem, Tanda Bahaya Krisis Iklim

Tahun ini jadi tahun terpanas selama ratusan tahun.

SELENGKAPNYA