Petani memasang pipa untuk menyedot air di Telaga Merdada, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (31/7/2023). | Republika/Wihdan Hidayat
Petani memperbaiki pompa diesel untuk menyedot air di Telaga Merdada, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (31/7/2023). | Republika/Wihdan Hidayat
Petani memperbaiki saluran air yang dialirkan melalui pipa pvc untuk menyedot air di Telaga Merdada. | Republika/Wihdan Hidayat
Deretan pompa diesel untuk menyedot air di Telaga Merdada, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (31/7/2023). | Republika/Wihdan Hidayat
Tumpukan pipa pvc milik petani yang digunakan untuk menyedot air di Telaga Merdada, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. | Republika/Wihdan Hidayat
Air dari Telaga Merdada untuk menyemprot tanaman kentang di Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (31/7/2023). | Republika/Wihdan Hidayat

Peristiwa

Petani Kentang di Banjarnegara Sedot Air Telaga

Mereka menggunakan mesin diesel pompa untuk mengalirkan air menuju kebun kentang mereka.

BANJARNEGARA -- Petani di sekitar Telaga Merdada Banjarnegara mulai merasakan dampak kekeringan. Mereka harus memutar otak untuk mengairi ladang-ladang mereka.

Salah satu upaya yang dilakukan dengan  menyedot air di Telaga Merdada, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (31/7/2023).

Air Telaga Merdada menjadi sumber utama bagi petani untuk pengairan selama musim kemarau.

Penduduk di sekitar Telaga Merdada mayoritas petani kentang. Deretan pompa diesel penyedot air berderet berada di tepian telaga. Setiap hari petani harus mengeluarkan sekitar lima liter bahan bakar minyak untuk menyedot air. ';