Wakil Presiden Ma | Antara

Kabar Utama

Bank Wakaf Ditargetkan Perkuat Ekonomi Umat Berbasis Pesantren

Wapres KH Ma’ruf Amin meresmikan bank wakaf mikro (BWM) pertama di NTB.


JAKARTA — Pesantren tak sebatas tempat menuntut ilmu. Lembaga pendidikan umat itu kini menjadi basis pengembangan ekonomi umat melalui bank wakaf mikro. Pelayanannya inklusif. Basisnya pemberdayaan potensi dan kebersamaan.

Sasarannya adalah masyarakat yang tak terjangkau pembiayaan bank. Kebanyakan mereka adalah masyarakat kelas bawah yang hidup di pedesaan dan pedalaman. Ada yang berprofesi sebagai petani, nelayan, dan buruh. Penghasilan mereka rendah.

BWM hadir untuk memfasilitasi mereka. Dengan pembiayaan yang berasal dari dana wakaf, masyarakat akan tergugah untuk bangkit dari keterpurukan. Mereka didampingi pengelola pesantren dan tokoh masyarakat, sehingga dapat memanfaatkan dana pembiayaan berbasis perencanaan.

Ada target yang hendak dituju dalam jangka tertentu, lengkap dengan tahapan-tahapan yang harus dilalui.

Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menjelaskan, keberadaan BWM adalah strategis bagi kemaslahatan umat. Lembaga ini menjadi perpanjangan tangan institusi pesantren dalam bidang perekonomian dan pemberdayaan umat. Yang memanfaatkannya terbuka. Siapa saja yang dinilai tak mampu namun berkomitmen untuk berkembang bersama.

 
Target manajemen BWM bukan keuntungan besar, tapi pemberdayaan masyarakat. Karena itu, imbal hasil pinjamannya sangat rendah. Hanya di kisaran tiga persen per tahun. Ini sejalan dengan sistem pesantren selama ini yang lebih mengedepankan prinsip melayani dan mendidik umat.


Keterlibatan pesantren dalam pengelolaan BWM menunjukkan adanya peranan edukasi dan literasi keuangan yang dilakukan kaum santri. Kaum terpelajar ini sudah memiliki wawasan fikih (hukum syariat) yang mumpuni, termasuk ihwal muamalat (bermasyarakat). Juga tradisi konstruktif, seperti komunikasi dan perilaku yang mengedepankan akhlak mulia.

Dengan kompetensi itu, kaum santri akan menjelaskan seperti apa pembiayaan berbasis syariah dan pihak yang terlibat di dalamnya kepada konsumen pembiayaan BWM. Komitmen apa saja yang harus disepakati nasabah beserta pengawasannya.

Dengan mengikuti pembiayaan seperti itu, nasabah akan mendapatkan modal sekaligus ibrah membangun motivasi dan usaha hidup. Mereka akan mengetahui bagaimana mengelola keuangan dengan baik. Dengan sejumlah uang yang dimiliki, kebutuhan apa yang harus diprioritaskan dan bagaimana mencatat dan melaporkannya.

Kiai Ma’ruf menjelaskan, fungsi edukasi dan pemberdayaan di sini menjadi kekhasan BWM. Hal itu tentu berasal dari tradisi pesantren yang memang sejak dulu fokus dalam dua hal tadi.

“Bank Wakaf Mikro ini salah satu komitmen pemerintah untuk membangun, memberikan kemudahan berusaha melalui permodalan. Tidak hanya yang besar tapi juga melalui lembaga keuangan mikro, keuangan kecil. Dalam rangka mengembangkan usaha-usaha kecil, UMKM,” kata Wapres saat meresmikan BWM Ahmad Taqiuddin Mansur 'Atqia' Pondok Pesantren NU Al-Manshuriyah Ta'limusshibyan di Desa Bonder, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (20/2).

Jangan hanya donasi

Untuk memaksimalkan BWM, keturunan ulama besar Syekh Nawawi al-Bantani ini menginginkan sumber modal bank tersebut jangan hanya berasal dari donasi Baznas. Sektor sosial lainnya seperti corporate social responsibility (CSR) harus dimanfaatkan. "BUMN sangat mungkin digunakan untuk membangun bank wakaf," ujar Ma'ruf di NTB.

Donasi tetap menjadi sumber pendanaan, tapi tidak satu-satunya. Sebab, bergantung pada donasi akan membuat pengembangan BWM melamban. Masyarakat setempat harus ikut berperan untuk mengembangkannya melalui wakaf.

Wapres juga menyampaikan harapannya: dengan bank wakaf mikro, pesantren dapat terus berkembang. Asetnya bertambah, lahannya semakin luas, fasilitasnya semakin menunjang pendidikan. Kemudian potensi santri, baik intelektual, keterampilan, dan etika, semakin teraktualisasi. Dengan begitu, pesantren akan menjadi basis penghasil SDM berkualitas untuk pembangunan bangsa.


Dapat izin OJK

Ketua Yayasan Pondok Pesantren NU Al-Manshuriyah Ta’limusshibyan Baiq Mulianah melaporkan perkembangan bank wakaf mikro pondok pesantren Al-Manshuriyah Ta'limusshibyan

“Kami sudah mendapatkan izin Otoritas Jasa Keuangan mulai Juli 2019 dan sampai sekarang sudah memiliki nasabah 355 orang,” kata Baiq.

Dengan BWM, pihaknya akan berkomitmen untuk membangun ekonomi masyarakat setempat. Mereka akan diarahkan untuk bersinergi dalam kelompok untuk memanfaatkan pembiayaan BWM.


Jangan hanya menyentuh umat yang besar

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso yang turut hadir, menjelaskan mengenai latar belakang pendirian bank wakaf mikro untuk mengembangkan masyarakat kecil di Indonesia. Ia menegaskan keberadaan bank wakaf mikro diharapkan untuk mendorong masyarakat untuk berkembang menjadi pengusaha kecil menjadi menengah, hingga besar.

 
Pemikirannya agar jangan hanya menyentuh umat yang besar, karena sudah pintar. Justru difokuskan pada umat yang jumlahnya banyak dan perlu perhatian. (Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso)


OJK memiliki peran dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Antara lain melalui penyediaan akses keuangan. “Dengan memberikan akses pembiayaan yang mudah dan murah bagi pelaku usaha mikro kecil yang belum terjangkau akses keuangan formal, program Bank Wakaf Mikro turut mendukung program pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan,” ujarnya.

BWM Atqia merupakan bank wakaf pertama di Provinsi NTB. Manajemennya sudah berjalan sejak 14 Juni 2019. Pada Kamis (20/2), aset umat berbasis wakaf ini diresmikan. Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, Anggota Komisi XI DPR RI Wartiah, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, dan keluarga besar Yayasan Pondok Pesantren NU Al-Manshuriyah Ta’limusshibyan, ramai-ramai mendatangi perhelatan tersebut.

photo
Fakta Angka Bank Wakaf Mikro - (pusdok Republika)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat