Nasabah melakukan tarik tunai secara cardless atau tanpa kartu melalui mobile banking BCA Syariah di ATM BCA di Jakarta, Kamis (11/5/2023). Transaksi mobile banking BCA Syariah menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Per Maret 2023, jumlah transaksi menca | Republika/Edwin Dwi Putranto

Inovasi

Beda Kejahatan Siber Perbankan di Indonesia dan Luar Negeri

Kasus yang terjadi di Indonesia adalah 99,9 persen karena social engineering.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berkolaborasi dengan Imajinari meluncurkan seri video edukasi “Nurut Apa Kata Mama” untuk mengedukasi masyarakat terhadap bahaya modus penipuan perbankan. Faktanya, ada perbedaan mencolok antara kejahatan siber perbankan di Indonesia dan luar negeri.

“Memang sekarang kalau kami amati, perbankan belajar cybercrime seperti di luar negeri itu dengan hacker. Di sana cukup elite, karena pendidikannya juga elite,” kata Direktur BCA, Santoso dalam jumpa pers seri video “Nurut Apa Kata Mama” di CGV Grand Indonesia (GI), Jakarta Pusat, Senin (24/7/2023).

Kejahatan di luar negeri dilakukan dengan mencari kelemahan bank dengan cara hack. Namun, hal tersebut tidak terjadi di Indonesia. “Kalau di Indonesia, mungkin kita agak berbeda,” ujar Santoso.

Serangan Hacker di Indonesia - (Republika)

  ​

Meski demikian, bank di Indonesia juga belajar mempersiapkan diri belajar agar jangan sampai terkena hack seperti di luar negeri. Sementara bank cenderung melindungi dirinya agar kebal terhadap hacker, BCA justru melihat adanya cara-cara baru dengan mencari kelemahan dari sisi konsumen.

Pelaku kejahatan cenderung memanfaatkan keterbatasan edukasi mengenai perbankan. “Dari konsumen, kelemahannya dengan keterbatasan mengenai edukasi sehingga muncullah penipuan-penipuan,” kata Santoso.

Santoso mengatakan, kasus yang terjadi di Indonesia adalah 99,9 persen karena social engineering. Penipu memanfaatkan manusia sebagai makhluk sosial yang mudah percaya, di mana mereka melihat hal ini sebagai peluang.

photo
Ilustrasi Foto Hackersitus http://www.asio.gov.au - (Republika/Agung Supriyanto)

Santoso menjelaskan, social engineering adalah upaya memanfaatkan ketidaktahuan, apakah itu kekhawatiran atau harapan yang berlebihan untuk bisa mengambil informasi rahasia.

“Ternyata, fraudster atau penipu, ini bisa tahu bagaimana memaninkan emotional behavior atau perilaku emosional dari nasabah. Inilah yang menjadi kunci social engineering,” ujar Santoso. 


Edukasi Lewat Serial

Perkembangan teknologi membuka pintu bagi modus penipuan yang semakin canggih. Untuk menjawab keadaan tersebut, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berkolaborasi dengan Imajinari meluncurkan seri video edukasi “Nurut Apa Kata Mama” untuk mengedukasi masyarakat terhadap bahaya modus penipuan perbankan, solusi produk, serta layanan BCA.

Dalam era perkembangan teknologi, Direktur BCA Santoso mengatakan, BCA berkomitmen memenuhi kebutuhan nasabah dengan layanan produk inovatif dan keamanan yang terjamin. Selaras dengan hal tersebut, BCA konsisten mengedukasi terkait bentuk penipuan perbankan yang semakin beragam.

Salah satu caranya adalah menghadirkan seri video “Nurut Apa Kata Mama” sebagai langkah strategis untuk menyampaikan pesan edukatif. “Edukasi merupakan kunci utama dalam memasarkan produk dan layanan serta agar nasabah aware untuk menjaga keamanan finansial mereka,” kata Santoso dalam jumpa pers seri video “Nurut Apa Kata Mama” di CGV Grand Indonesia (GI), Jakarta Pusat, Senin (24/7/2023).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bank BCA (@goodlifebca)

Serial video “Nurut Apa Kata Mama” yang berjumlah delapan episode itu menceritakan tiga generasi dengan keseharian yang mengalami berbagai dinamika, termasuk di dalamnya modus penipuan. “Melalui video ini, kami harap nasabah bisa lebih aware akan risiko penipuan dan cara menghindar dari berbagai modus penipuan yang semakin beragam,” ujar Santoso.

Bergenre komedi ringan, seri video “Nurut Apa Kata Mama” terdiri atas delapan episode. Seri ini tayang di kanal Youtube Solusi BCA setiap Selasa mulai 25 Juli 2023. Dengan mengangkat cerita kehidupan sehari-hari yang dibalut unsur komedi, “Nurut Apa Kata Mama” diharapkan membangun keterikatan emosional dengan penonton.

“Nurut Apa Kata Mama” diproduseri Ernest Prakasa dan disutradarai oleh Muhadkly Acho, dengan melibatkan sejumlah pemeran, Asri Welas, Shenina Cinnamon, Arief Didu, Rohana Srimulat, Aci Resti, Yono Bakrie. 

 

 
Dengan video ini, diharapkan nasabah bisa lebih aware akan risiko penipuan. 
SANTOSO, Direktur BCA. 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat