Oleh AHMAD RIFAI

Di kalangan sahabat Nabi Muhammad SAW, kita mengenal golongan muhajirin. Predikat mulia ini dilekatkan kepada sahabat yang pindah dari Makkah ke Madinah karena Allah SWT sebelum penaklukan Kota Mekkah.

Setelah penaklukan Kota Makkah, Nabi SAW tetapkan hijrah dari Makkah ke Madinah telah berakhir. Nabi SAW bersabda, “Tidak ada lagi hijrah setelah penaklukan Kota Makkah.” (Riwayat Bukhari).

Meski telah berkahir, tapi tidak berarti perintah berhijrah sudah terhapus. Syariat hijrah tetap berlaku, demikian pula ganjaran besar yang mengiringinya. Sebab, hijrah tak sebatas berpindah secara teritorial.

Substansi hijrah adalah meninggalkan larangan Allah SWT. Nabi SAW menjelaskan hakikat hijrah dalam hadis, “Dan orang berhijrah adalah orang yang meninggalkan larangan Allah.“ (Muttafaqun alaih)

Hijrah berdasarkan makna ini dibutuhkan oleh setiap orang tanpa terkecuali. Sebab, tidak seorang pun --selain nabi dan rasul-- yang lolos dari terjerumus dalam larangan Allah SWT. Hanya saja, sukses dan istiqamah dalam berhijrah tidaklah mudah.

 

Siapa saja yang memutuskan berhijrah pasti akan menghadapi dua rintangan sekaligus. Rintangan internal berupa hawa nafsu dan rintangan eksternal berupa setan dari kalangan jin dan manusia.

 

 

SHARE    

Bekal terpenting agar sukses dalam berhijrah adalah kesabaran tanpa batas. Hijrah butuh kesabaran bukan hanya sehari, sebulan atau setahun. Tetapi kesabaran hingga ajal menjemput.

Sebab, siapa saja yang memutuskan berhijrah pasti akan menghadapi dua rintangan sekaligus. Rintangan internal berupa hawa nafsu dan rintangan eksternal berupa setan dari kalangan jin dan manusia.

Rintangan-rintangan ini tidak mungkin ditaklukkan kecuali dengan kesabaran tingkat tinggi. Karenanya, Allah SWT memerintahkan agar bersabar dan bertahan dalam kesabaran.

Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah SWT, supaya kamu beruntung.” (QS Ali Imran: 200).

Kesabaran akan selalu berujung pada keberuntungan. Dalam konteks hijrah, keberuntungan itu meliputi kemaslahatan dunia akhirat.

Allah SWT berfirman, “Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak." (QS an-Nisa: 100).

Syekh Assa’di berkata, “Pada ayat ini terkandung motivasi berhijrah dan penjelasan maslahat di dalamnya. Allah menjanjikan bagi yang berhijrah mengharap ridha Allah akan mendapatkan “muraghaman”. Lafaz muraghaman mencakup kemaslahatan duniawi dan ukhrawi.” (Tafsir Assa’di (taisir karimirrahman), hal 344).

 

Inilah rahasia di balik sukses para sahabat Nabi SAW dalam berhijrah. Sejak menyatakan diri sebagai pengikut Nabi SAW dan berhijrah, mereka bertahan dalam beragam situasi sulit.

 

 

SHARE    

Inilah rahasia di balik sukses para sahabat Nabi SAW dalam berhijrah. Sejak menyatakan diri sebagai pengikut Nabi SAW dan berhijrah, mereka bertahan dalam beragam situasi sulit.

Ada yang kehilangan harta benda. Ada pula yang berjibaku menghadapi intimidasi, bahkan siksaan. Tetapi semua itu tak berdaya menghadapi kekokohan pendiriannya.

Sosok Bilal bin Rabah, Mus’ab bin Umair, Ammar bin Yasir --Radiallahu anhum-- dan sederet sahabat lainnya adalah fakta historis yang membuktikan betapa ampuhnya kesabaran dalam menaklukkan tantangan dalam berhijrah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat