Dampak virus korona | Republika

Halaman 1

Keluarga Sambut WNI dari Natuna

Beberapa WNI ingin kembali lagi ke Wuhan

JAKARTA -- Ratusan warga negara Indonesia (WNI) peserta observasi virus korona di Natuna, Kepulauan Riau, tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2) sore. Mereka dijemput keluarga dan kembali ke daerah masing-masing.

"Saat ini, saya akan pulang bersa ma keluarga. Ini langsung pulang dan makan bersama keluarga," kata Eva, mahasiswa Indonesia yang belajar di Central China Normal University, ketika tiba di Bandara Halim. Eva adalah satu dari 238 WNI yang menjalani observasi di Natuna setelah berhasil dievakuasi oleh pemerintah dari Wuhan, pusat penyebaran Covid-19.

Di Bandara Halim, keluarga yang menjemput para peserta observasi tampak hadir tanpa mengenakan masker. Mereka yakin anggota ke luarga yang menjalani 14 hari ob servasi dalam kondisi sehat. "Kami bertiga menjemput eng gak pakai masker karena memang anak saya sehat di sana," kata Mu ham mad Cik Nang kepada Republika di Bandar Uda ra Internasional Halim Perdana kusuma.

Dia bercerita, anaknya yang berna ma Yusuf Azhar tengah men jalani se kolah di Universitas Wu han ketika virus itu menyebar. Menja lani observasi di Natuna, anaknya menga bar kan dalam kondisi baik, bahkan merasa senang tinggal di Natuna.

Cik Nang pun mendoakan agar kondisi di Wuhan segera membaik dan kembali normal supaya anaknya bisa kembali menuntut ilmu. Muham mad Cikdan, kakak kandung Yusuf, menceritakan bahwa adiknya men jalani keseharian di Natuna dengan olahraga.

"(Adik saya) di Cina baru lima bulan, kabarnya baik-baik saja. Ke Natu na jadi kayak jalan-jalan, aktivitas nya jalanin kegiatan olahraga," ujar dia yang juga tidak mengenakan masker. Rencananya, Yusuf akan segera dibawa pulang ke rumahnya di Bogor.

Di dekat ruangan VIP Sasana Mang gala Praja, Hj Aprilya juga tampak tak sabar untuk bertemu dengan Yusuf Azhar. "Dari semalam sudah dikabarkan da ri grup Whatsapp WNI dari Natuna yang ke Jakarta. Ada 32 WNI yang di kembalikan ke Jakarta, termasuk anak saya, Yusuf Azhar.

Kami di sini me nunggu, katanya mereka berang kat pukul 12.00 WIB dari Natuna dan sampai Bandara Halim pukul 17.00 WIB. Yusuf bilang sama saya, pas dia pu lang dia ingin makan bersama-sa ma dengan saya, kata ibu empat anak itu.

Aprilya mengaku memiliki komunikasi yang lancar dengan anak kedua nya itu ketika dia berada di Wuhan, termasuk ketika Pemerintah Cina menu tup akses dari dan ke Wuhan. "Yusuf bilang sama saya, 'Mah, makanan mulai berku rang nih, kata dia.

Ketika berada di Na tuna, kata Aprilya, Yusuf juga menghubungi dan mengata kan berada dalam keadaan se hat. "Alhamdulillah, di Natuna dia se nang. Ia olahraga dan diberikan fa si litas. Ia selalu menghubungi saya, kata dia.

Aprilya mengatakan, anaknya berang kat dari Indonesia ke Wuhan, Cina, pada 2 September 2019. "Po koknya, dia bilang, sehabis ini masih mau ba lik ke Wuhan untuk me lanjut kan per kuliahan lagi. Wa lau pun ia saat ini di Jakarta, tetap dikasih tugas melalui e-mail terkait bahasa Mandarin," kata dia.

Semua sehat
Menteri Kesehatan (Men kes) Terawan Agus Putranto menegaskan, seluruh WNI yang dipulangkan ke Ja karta setelah menjalani obser vasi di Natuna dalam keadaan sehat. Namun, Dinas Kesehatan tetap memantau dan membantu para WNI di masing-masing daerahnya. "Mereka semua dalam keadaan sehat.

Tadi saya juga bersama dengan me reka satu pesawat. Se mua WNI ba hagia karena mereka akan kembali ke kelu ar ga masing-masing," kata dia.

Dia menjelaskan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun telah mem berikan sertifikat kesehatan ke pada para WNI. Bahkan, WHO juga ikut men dampingi saat proses pemulang an 238 WNI. "Ini semua disaksikan oleh semuanya, dari WHO juga. Kami ini sangat terbuka dalam informasi, tidak ada yang disembu nyikan, kata dia.

Dirjen Pencegahan dan Pengendali an Penyakit Kemen kes Anung Sugihantono juga mene gas kan, semua peserta observasi su dah sehat. Jadi, tidak ada peman tau an secara khusus yang harus diamati selama satu atau dua hari ke depan.

"Tetapi, sebagai bagian dari kewas padaan keseluruhan, mereka diminta untuk menginformasikan apabila dalam waktu dekat sampai satu bulan ke depan seterusnya ada halhal yang dirasakan tidak nyaman di dalam tubuhnya. Itu yang harus dilaporkan," kata Anung.

Menurut Anung, Kemenkes sudah membuat notifikasi ke masingma sing provinsi. Notifikasi itu agar me reka memfasilitasi mantan peserta ob servasi bila ingin melakukan peme riksaan ketika merasa ada yang tidak nyaman di tubuhnya. antara ed: mansyur faqih

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat