Masjid Islamic Center Washington DC di Amerika Serikat. Bangunan ini didirikan pada 1950 | DOK WIKIPEDIA

Arsitektur

Bangunan Simbol Persatuan Muslim Amerika

Masjid Islamic Center Washington DC merepresentasikan ukhuwah Islamiyah di Amerika Serikat.

Bila menilik pada sejarah, masjid pertama di Amerika Serikat (AS) berdiri di wilayah Cedar Rapids, Iowa, pada 1934. Di dalam buku Mosques in the United States of America and Canada (2006), peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Dr Omar Khalidi, mengatakan bahwa bentuk tempat ibadah Islam itu amat sederhana. Itulah sebuah bangunan yang, jika dilihat dari udara, hanyalah persegi panjang. Dindingnya papan dan berlantai fondasi blok sinder. Hanya ada satu kubah berukuran tidak besar di dekat gerbang.

Berpuluh-puluh tahun kemudian, kaum Muslim AS berupaya menciptakan sejarah keislaman, yakni melalui legasi arsitektur masjid. Atas dorongan ini, berdirilah sebuah pusat keislaman (islamic center). Ibu kota AS, Washington DC, menjadi lokasi yang dipilih mereka.

Masjid Islamic Center Washington DC dibangun pada 1950. Perancangnya ialah seorang arsitek yang bernama Mario Rossi. Menurut Dr Omar, masjid tersebut merupakan konstruksi pertama dengan tradisi Islami di Negeri Paman Sam. Ciri arsitekturnya meniru gaya bangunan Kesultanan Mamluk di Kairo, Mesir. Selain itu, ada pula jejak-jejak corak budaya Turki Utsmaniyah serta Andalusia di sana. 

photo
Masjid Islamic Center Washington DC dirancang oleh seorang arsitek non-Muslim, Mario Rossi - (DOK WIKIPEDIA)

Interiornya memiliki ukiran dan corak yang bercirikan multietnis. Hiasan yang melapisi dinding masjid ini merupakan hibah dari Pemerintah Turki saat itu. Adapun lampu megah yang menggantung di langit-langit adalah pemberian pihak Mesir. Karpet masjid ini merupakan donasi dari raja Iran saat itu. Bukan hanya pihak pemerintah negara-negara sahabat, melainkan juga kaum dermawan Muslim dari penjuru dunia ikut menyumbang.

Semua itu menunjukkan bahwa pembangunan Islamic Center di jantung negara adidaya AS merupakan buah diplomasi. Sehingga, kaum Muslim tempatan di Washington DC, khususnya dan warga AS pada umumnya, dapat menjalani ibadah rutin.

"Masjid ini segera menjadi simbol persatuan umat Islam sedunia dan identitas tersendiri di AS. Saat ini, bangunan ini (Masjid Islamic Center Washington DC) termasuk daftar (cagar budaya) Survei Bangunan Bersejarah Amerika," kata Dr Omar.

Di antara Islamic center yang tersebar di seluruh AS, Masjid Islamic Center Washington DC merupakan yang pertama terbesar. Ini masih memakai struktur bangunan tradisional Islam. Sampai sekarang, Masjid Islamic Center Washington DC adalah salah satu bangunan terpenting yang pernah dibangun di AS.

Non-Muslim

Sosok Mario Rossi merupakan arsitek non-Muslim yang merancang masjid ini. Rossi berkebangsaan Italia, tapi banyak berkecimpung di Timur Tengah, terutama Mesir.

photo
Sisi eksterior Islamic Center Washington DC. Gaya arsitektur Mamluk-Mesir mendominasi masjid di ibu kota Amerika Serikat ini. - (DOK WIKIPEDIA)

Ia merancang masjid ini dengan dukungan Pemerintah Mesir dan berbagai yayasan filantropis, sehingga mencapai tujuan untuk membangun rumah ibadah yang representatif bagi warga Muslim AS.

Karena itu, menurut Dr Omar, wajar apabila arsitektur bangunan ini memadukan gaya khas Timur Tengah dengan tidak meninggalkan corak Amerika. Pendekatan ini banyak digunakan arsitek Muslim maupun non-Muslim. "Bagi mayoritas mereka, imitasi gaya berarti 'menangkap cita rasa' dari peninggalan masa lalu dan yang akrab, mencampurkan yang lama dengan yang baru," kata Dr Omar.

Lantaran itu, nuansa nostalgia tampak bagi komunitas Muslim Washington DC. Dalam kata-kata arsitek non-Muslim William Preston, nuansa ini diikat oleh stabilitas dan sisi kemanusiaan yang terwujud dalam arsitektur pramodern Barat. "Tugas sang arsitek adalah mendatangkan kembali masa lalu, soal-soal yang kita akrab. Tujuannya, agar para jamaah masjid merasa seperti di kampung halaman sendiri," kata William Preston.

photo
Sisi interior Masjid Islamic Center Washington DC. - (dok teach mid east)

Kilas sejarah Islam di Amerika

Kaum Muslim di Amerika Serikat (AS) saat ini termasuk kelompok minoritas. Namun, persebaran Islam di Benua Amerika ternyata memiliki sejarah yang panjang. Profesor Barry Fell, misalnya, menjelaskan bahwa kehadiran Muslim di Benua Amerika sudah terlacak sejak sekitar abad ketujuh Masehi.

Dalam Saga America (1980), akademisi Universitas Harvard ini menyajikan beragam bukti ilmiah. Ia menyimpulkan, orang Islam dari pantai barat dan utara Afrika telah mendarat di Amerika tiga abad sebelum Christopher Columbus sampai, pada 1492.

Di Amerika, kaum Muslim sejak abad ke-11 sudah mendirikan banyak sekolah, masjid, dan pusat masyarakat di daerah-daerah yang kini dikenal sebagai Nevada, Colorado, New Mexico, dan Indiana. Bukti lainnya, sedikitnya ada 565 nama kota atau wilayah di AS dan Kanada yang memiliki akar kata bahasa Arab.

Misalnya, Mecca, Medina, Cairo, atau Mahomet (Muhammad). Demikian pula dengan Laut Karibia (qarib, bahasa Arab) dan Kuba (Quba). Soal sejarah demikian menjadi penting untuk memahami kecenderungan arsitektur masjid-masjid di benua tersebut.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Jokowi Ajak Australia Garap Industri Baterai EV

Indonesia menargetkan mulai memproduksi baterai kendaraan listrik pada tahun depan.

SELENGKAPNYA

Marahnya Paus Fransiskus Soal Pembakaran Alquran

Paus menolak alasan kebebasan berbicara sebagai pembenaran tindakan pembakaran Alquran.

SELENGKAPNYA

Kompetisi Bahasa dan Sastra di Yogyakarta

Peserta harus menyalin kalimat dalam aksara Jawa bahkan menuliskan secara digital melalui laptop.

SELENGKAPNYA