Atraksi para polisi cilik saat helaran seni budaya pada peringatan Hari Bhayangkara ke-77 yang digelar Polda Jawa Barat, bertajuk Polri Presisi untuk Negeri Pemilu Damai Menuju Indonesia Maju, di kawasan Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Sabtu (1/7/2023). Ac | Edi Yusuf/Republika

Gaya Hidup

Warna-warni Cerita Warganet Berbagi Pengalaman dengan Polisi

Hari Bhayangkari dimanfaatkan warganet untuk erbagai pengalaman yang pernah didapat ketika berurusan dengan polisi.

 Peringatan Hari Bhayangkara yang jatuh pada Senin (3/7) menjadi momen bagi warganet untuk berbagi kisah mengenai pengalaman mereka bersama polisi. Tak sedikit pula yang memanfaatkan momen tersebut untuk menyampaikan kritik hingga rasa terima kasih mereka kepada polisi.

Salah satu cerita datang dari seorang pengguna Twitter bernama Rama. Melalui unggahannya, Rama membagikan kisah yang membuatnya merasa marah terhadap polisi. "Alm nyokap pernah hilang," cerita Rama mengawali kisahnya, seperti dikutip dari Twitter pada Selasa (4/7). 

Rama lalu melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian. Karena pada saat itu sedang hari libur, Rama hanya bertemu dengan seorang polisi piket.

Menurut Rama, polisi tersebut hanya mencatat laporan di belakang kertas HVS bekas. Polisi tersebut memberi tahu Rama bahwa saat itu sedang tidak ada petugas, tetapi dia sudah menginformasikan laporan Rama melalui grup WhatsApp. Yang membuat Rama kecewa adalah sang polisi tidak menunjukkan rasa prihatin ketika menerima laporan darinya.

photo
Sejumlah personel Polisi bernyanyi usai mengikuti upacara peringantan Hari Bhayangkara Ke-77 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (1/7/2023). Peringantan Hari Bhayangkara Ke-77 tersebut mengangkat tema Polri Presisi Untuk Negeri,Pemilu Damai Menuju Indonesia Maju. - (Republika/Prayogi)

Kisah yang kurang mengenakkan juga sempat dialami seorang pengguna Twitter dengan nama panggilang Jongu. Melalui unggahannya, Jongu bercerita bahwa dia pernah dibentak oleh oknum polisi. "Perkara VC (video call) ibu buat ngabarin kalo kena tilang, jadi mungkin sampai rumah agak lama," cerita Jongu.

Akan tetapi, oknum polisi tersebut mengira Jongu sedang merekam video dirinya sehingga terjadilah pembentakan. Jongu mengaku dia masih merasa sakit hati karena dibentak oleh oknum tersebut.

Ada lagi, pengguna Twitter lainnya dengan nama panggilan Hugo Lubis turut membagikan cerita yang lucu ketika berurusan dengan polisi. Hugo mengungkapkan suatu malam, sekitar pukul 23.00, dia pernah mengambil beberapa foto bangunan kantor polisi. "Kenapa foto-foto? Jujur kantor polisinya megah bener beud, jadi gw penasaran moto," tulis Hugo.

Namun, tindakan Hugo yang mengambil foto-foto bangunan kantor polisi pada malam hari justru dinilai mencurigakan. Hugo juga dicurigai sedang melakukan pengintaian. Akibatnya, Hugo sempat diinterogasi oleh pihak kepolisian hingga diminta menelepon orang tua.

"Gw jawab aja sejujurnya dan mereka ga percaya, makanya disuruh telepon ortu (orang tua) kata mereka. Ya gitu deh, namanya juga keamanan," ujar Hugo.

Pengguna Twitter lain dengan nama panggilan Andry juga memiliki pengalaman yang tak kalah unik. Andry mengungkapkan bahwa dia pernah diberhentikan oleh polisi saat ada razia.

Andry yang kala itu mengendarai motor dengan cekatan menunjukkan beragam dokumen miliknya. Setelah dinyatakan lengkap, Andry diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan. 

Namun, baru melaju sekitar 10 langkah, Andry kembali diberhentikan oleh petugas lain. Andry mengatakan saat itu semua dokumen yang baru diperiksa oleh polisi sebelumnya masih ada di tangannya. "Surat-surat masih dipegang di tangan, belom dimasukin kantong wk. Dicek lagi deh," kata Andry.

Pengguna Twitter lain dengan nama panggilan Yevan tak menampik bahwa ada polisi yang menyebalkan. Namun, Yevan meyakini bahwa tak semua polisi seperti itu dan masih banyak juga polisi yang baik.

photo
Kaka Slank mengibur personel Polisi usai upacara peringantan Hari Bhayangkara Ke-77 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (1/7/2023). Peringantan Hari Bhayangkara Ke-77 tersebut mengangkat tema Polri Presisi Untuk Negeri,Pemilu Damai Menuju Indonesia Maju. - (Republika/Prayogi)

Yevan lalu membagikan kisahnya ketika berurusan dengan polisi. Kala itu, Yevan baru saja mengalami kecelakaan tunggal saat berkendara motor. Dengan kondisi berdarah-darah dan sisa kesadaran yang ada, Yevan berusaha untuk berkendara menuju kantor polisi terdekat. Sesampainya di kantor polisi, Yevan meminta pertolongan kepada petugas polisi yang sedang berjaga.

"Pak saya minta tolong diantar ke rumah sakit, bisa Pak? Sepertinya tulang saya patah," ujar Yevan saat itu kepada petugas polisi dengan suara yang gemetar karena kehabisan banyak darah.

Tanpa membuang banyak waktu, petugas tersebut segera menyiapkan mobil dan meminta Yevan untuk meninggalkan motornya di kantor polisi. Yevan lalu diantar menggunakan mobil dari pihak kepolisian yang dinyalakan sirinenya. "Itu pertama kalinya aku naik mobil + dinyalain sirine," kata Yevan.

Sekitar empat hari kemudian, Yevan telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Yevan lalu mendatangi kembali kantor polisi sebelumnya untuk mengambil motor. Kala itu, Yevan hanya diminta untuk menunjukkan STNK miliknya.

 

 
Tak semua polisi seperti itu dan masih banyak juga polisi yang baik.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat