
Internasional
NATO Gertak Rusia dengan Latihan Besar-Besaran
Latihan udara pekan depan bakal jadi yang terbesar dalam sejarah NATO.
BERLIN - Negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bersiap menggelar latihan militer besar-besaran. Latihan itu secara terbuka disebut untuk mengesankan pihak-pihak lain termauk Rusia yang sedang menginvasi Ukraina.
Jerman akan menjadi tuan rumah latihan udara terbesar dalam sejarah NATO tersebut. Ia akan menjadi unjuk kekuatan yang dimaksudkan untuk mengesankan sekutu dan musuh potensial seperti Rusia, kata pejabat Jerman dan Amerika, Rabu (7/6/2023).
Latihan Air Defender 23 tersebut akan dimulai pekan depan. Ia melibatkan 10 ribu peserta dan 250 pesawat dari 25 negara yang menanggapi untuk mensimulasi serangan negara anggota NATO. Amerika Serikat (AS) mengirim 2.000 personel Angkatan Udara Garda Nasional dan sekitar 100 pesawat dalam latihan manuver yang digelar dari 12 sampai 23 Juni.

"Latihan ini akan benar-benar membuat semua orang yang melihatnya terkesan, dan kami tidak membuat siapa pun untuk melihatnya," kata Duta Besar AS untuk Jerman Amy Gutmann, Rabu (7/6/2023). "Tanpa diragukan lagi ini akan menunjukkan kelincahan dan kecepatan pasukan aliansi kami di NATO sebagai penanggap pertama," katanya.
Ia secara terbuka berharap latihan itu juga akan disaksikan Presiden Rusia Vladimir Putin. "Saya akan cukup terkejut bila ada pemimpin dunia yang tidak mencatat latihan ini dalam hal semangat aliansi kami, yang merupakan kekuatan aliansi ini, dan termasuk (Pak) Vladimir Putin," tambah Gutmann. Latihan ini menurutnya sudah dipersiapkan selama beberapa tahun.
Swedia yang berharap dapat segera bergabung dengan NATO dan Jepang juga terlibat dalam latihan ini. "Kami menunjukkan wilayah NATO adalah batas kami, kami siap untuk mempertahankan setiap sentimeter wilayah ini," kata Komandan Angkatan Udara Jerman Letnan Jenderal Ingo Gerhartz yang mengkoordinasi latihan ini.
"Namun kami tidak, contohnya, menggelar penerbangan langsung ke Kaliningrad, ini tujuannya untuk bertahan," tambahnya. Kaliningrad merupakan wilayah Rusia yang dikelilingi wilayah Polandia dan Lithuania di Laut Baltik.
Direktur Angkatan Udara Garda Nasional AS Letnan Jenderal Michael A Loh mengatakan latihan ini tidak hanya sebagai formasi pencegahan. "Ini tentang kesiapan pasukan kami, ini tentang koordinasi, tidak hanya dengan NATO tapi juga dengan sekutu-sekutu dan mitra-mitra kami di luar NATO," katanya.
Loh mengatakan latihan ini dapat menjadi kesempatan bagi pasukan muda yang banyak mendapat pengalaman tugas di Timur Tengah untuk membangun hubungan dengan sekutu-sekutu di Eropa dan bersiap menghadapi skenario militer yang berbeda. "Jadi ini tentang membangun apa artinya melawan kekuatan besar, di persaingan kekuatan besar," katanya.

Perang antara Rusia dan Ukraina saat ini sudah berjalan selama 15 bulan. Banyak situasi telah berubah sejak pertempuran meletus pada 24 Februari 2022 lalu. Salah satu momen perubahan terjadi pada 30 September tahun lalu, yakni ketika Ukraina secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan kepada NATO.
Salah satu alasan Rusia menyerang Ukraina adalah untuk mencegah negara tersebut bergabung dengan NATO. Moskow menilai, kehadiran NATO di garis perbatasannya akan menjadi ancaman langsung dan signifikan bagi keamanannya. Oleh sebab itu, Rusia menolak jika NATO memperluas ekspansinya ke timur Eropa, terlebih merangkul Kiev menjadi anggotanya.
Situasi di perbatasan Ukraina sudah memanas sejak Desember 2021. Kala itu dilaporkan bahwa Rusia telah mengerahkan sekitar 10 ribu pasukannya ke dekat perbatasan Ukraina. Namun Moskow mengklaim bahwa kehadiran mereka di sana adalah untuk latihan.
Memasuki 2022, jumlah pasukan Rusia yang ditempatkan di perbatasan Ukraina terus bertambah. Jumlahnya diperkirakan mencapai 190 ribu tentara. Saat situasi demikian, alih-alih meredam ketegangan, NATO justru seolah sengaja “memancing” kemarahan Rusia. Pada 9 Februari 2022, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, pintu NATO terbuka untuk Ukraina. Namun jika hendak bergabung, Kiev, kata Stoltenberg, harus terlebih dulu melakukan reformasi.
Setelah invasi Rusia dimulai pada Februari 2023, NATO aktif memasok bantuan senjata dan alat tempur dengan dalih untuk membantu Ukraina mempertahankan diri. Namun, pada Februari 2023 lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, keputusan Barat memasok persenjataan ke Ukraina telah secara aktif menyeret NATO ke dalam konflik di negara tersebut. Menurutnya, keterlibatan NATO menyebabkan tingkat eskalasi tak dapat diprediksi.
Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Kiev ingin mendapat keputusan yang "jelas" mengenai masa depannya di aliansi pertahanan NATO. Ia meminta hal itu diputuskan saat pemimpin-pemimpin negara anggota NATO di Vilnius pada Juli mendatang.

Dalam pertemuan dengan lebih dari 40 pemimpin negara Eropa di Moldova, ia juga mengatakan keinginan soal kemajuan langkah Ukraina menuju Uni Eropa. "Keputusannya tahun ini. Dalam pertemuan NATO di Vilnius pada musim panas ini diperlukan agar undangan keanggotaan Ukraina dan jaminan keamanan menuju keanggotaan NATO sudah jelas," kata Zelenskyy, Kamis (1/6/2023).
Jika Ukraina resmi bergabung dengan NATO, perang dengan Rusia bisa berbalik drastis. Jika saat ini hanya bisa menyalurkan bantuan, negara-negara NATO terikat dengan pakta harus ikut berperang jika anggota resmi mereka diserang.
Rusia Tuding Ukraina Sabotase Bendungan Kakhovka
Warga menyalahkan Rusia atas jebolnya bendungan Nova Kakhova.
SELENGKAPNYAUkraina-Rusia Saling Tuding Soal Jebolnya Bendungan
Ribuan warga dievakuasi selepas jebolnya Bendungan Nova Kakhovka
SELENGKAPNYACina: Setop Suplai Senjata ke Rusia-Ukraina
Amerika kembali menyetujui bantuan senjata ke Ukraina.
SELENGKAPNYA