
Kabar Tanah Suci
Semalam di Makkah, Terkenang Jejak Keberanian Al-Amin dan As-Shidiq
Jika suatu bangsa dipenuhi orang-orang jujur, artinya bangsa dan negara dipenuhi orang-orang beriman.
Oleh FUJI EKA PERMANA dari MAKKAH, ARAB SAUDI
Tiba di Makkah pada Kamis (1/6/2023) dini hari, tanah kelahiran manusia paling mulia yang sangat menyayangi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW. Di Masjidil Haram dekat Ka'bah, saya mencoba merenungkan jejak-jejak keteladanan Nabi Muhammad SAW di tanah Makkah.
Salah satu keteladanan Nabi Muhammad SAW sejak kecil, bahkan sebelum diangkat menjadi Rasul, adalah sifatnya yang berani berkata jujur dan apa adanya. Penduduk Makkah yang mengenal Nabi Muhammad SAW sejak kecil mengakui bahwa Rasulullah SAW memiliki sifat jujur dan dapat dipercaya.
Sambil menatap area di sekitar Ka'bah, membayangkan Nabi Muhammad SAW pernah beraktivitas di sini sekitar 15 abad yang lalu, saya merenungkan. Untuk berkata jujur dan apa adanya perlu keberanian karena kejujuran hanya milik para pemberani.

Sebelum menerima wahyu dari Allah SWT, Nabi Muhammad SAW sudah mendapat julukan sebagai al-Amin, yang artinya dapat dipercaya, dan as-Shidiq, yang artinya orang yang selalu jujur.
Abu Jahal yang selama hidupnya memusuhi Islam dan kaum Muslimin, bahkan sempat ingin membunuh Nabi Muhammad SAW, tetap mengakui kejujuran Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal pernah mengatakan, "Kami tidak mendustakanmu, wahai Muhammad (karena kami tahu bahwa engkau adalah orang yang jujur). Kami hanya mendustakan agama yang engkau dakwahkan."
Segera ingatan saya tersambung dengan pesan Nabi Muhammad SAW tentang kejujuran. Nabi Muhammad SAW menyampaikan bahwa hidup jujur merupakan sesuatu yang berat. Pesan Rasulullah SAW ini bagi saya mengandung pesan betapa luhurnya sifat jujur yang dimiliki hanya oleh para pemberani.
Dikisahkan Imam Ahmad Bazzar, suatu ketika seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Ya Rasulullah, terangkan kepadaku, apa yang paling berat dan paling ringan dalam beragama Islam?"
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Yang paling ringan dalam beragama Islam adalah membaca syahadat, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasulullah."
Nabi Muhammad SAW meneruskan pesannya, "Yang paling berat adalah hidup jujur. Sesungguhnya tidak ada agama bagi orang yang tidak jujur. Bahkan, tidak ada shalat dan tidak ada zakat bagi mereka yang tidak jujur."
Yang paling berat adalah hidup jujur. Sesungguhnya tidak ada agama bagi orang yang tidak jujur. Bahkan, tidak ada shalat dan tidak ada zakat bagi mereka yang tidak jujur.
Saya teringat, salah satu manfaat shalat adalah menjauhkan perbuatan mungkar dan keji. Jika setiap orang menjauhkan dirinya dari perbuatan mungkar dan keji, itu dapat membuat dunia menjadi lebih indah dan bahagia.
Namun, Nabi Muhammad SAW mengatakan, tidak ada shalat bagi mereka yang tidak jujur. Saya berpikir, sifat jujur ini mungkin menjadi salah satu syarat terciptanya dunia yang lebih indah dan bahagia. Sebab, dalam sejarahnya, kebohongan selalu melahirkan kekecewaan yang bisa melahirkan marah dan dendam. Kebohongan adalah awal mula terganggunya kerukunan dan kedamaian.

Dikisahkan, Anas bin Malik pernah mengatakan, dalam hampir setiap khutbah Nabi Muhammad SAW selalu berpesan tentang kejujuran. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak ada iman bagi orang yang tidak jujur. Tidak ada agama bagi orang yang tidak konsisten memenuhi janji."
Imam Tirmidzi mengisahkan, suatu waktu Nabi Muhammad SAW ditanya salah seorang sahabat dengan tiga pertanyaan. "Wahai Rasulullah, apakah orang beriman itu bisa mencuri?" Rasulullah membenarkan, "Benar, orang beriman bisa mencuri."
Sahabat itu bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, apakah orang beriman itu bisa berzina?" Rasulullah SAW membenarkan lagi bahwa orang beriman bisa saja khilaf dan jatuh pada perzinaan.
Pertanyaan ketiga dari sahabat itu, "Wahai Rasulullah, apakah orang beriman itu bisa berbohong?" Kali ini jawaban Rasulullah SAW berbeda, beliau mengatakan dengan tegas, "Tidak."
Sambil menatap ribuan jamaah di Masjidil Haram yang lalu lalang, saya pikir setiap orang yang mau beribadah dan bersujud kepada Allah SWT memiliki iman. Sementara itu, orang beriman tidak berbohong. Jika suatu bangsa dan negara dipenuhi orang-orang yang jujur, artinya bangsa dan negara tersebut dipenuhi oleh orang-orang yang beriman.
Azan Terakhir
Bilal bin Rabah mengumandangkan azan shalat Subuh dari atas rumah Sahl, wanita bani Najjar.
SELENGKAPNYAPeristiwa Kunci di Balik Lahirnya Pancasila
Ada peran bersama dari para tokoh bangsa di balik lahirnya Pancasila.
SELENGKAPNYA