
Oase
Hidayah Islam Lewat Mendengarkan Lagu
Rhonda Refaat tidak pernah dipaksa suaminya memeluk Islam.
Pernikahan adalah fase yang mengubah kehidupan seorang yang melaluinya. Hal itu pun dialami seorang mualaf, Rhonda Refaat. Memang, wanita Amerika ini berislam setelah menikah dengan seorang pria berdarah Arab-Mesir.
Akan tetapi, sejujurnya ia telah mempelajari dan mulai tertarik pada agama tauhid jauh sebelum mengenal suaminya. Karena itu, Rhonda menampik bila dikatakan, dirinya masuk Islam karena dirayu, apalagi dipaksa seorang lelaki.
Perkenalannya dengan Islam bermula dari dunia maya. Rhonda selalu tertarik pada keberagaman budaya dunia, dan ingin melihat dari perspektif seluas mungkin. Rasa penasaran kemudian membawanya bergabung pada sebuah chat room di laman Yahoo. Isinya kebanyakan orang-orang Muslim.
“Saya ingin tahu tentang agama ini dan ingin belajar lebih banyak tentangnya,” katanya, seperti dilansir dari ifoundislam, beberapa waktu lalu.
Tak cukup hanya dari dunia maya saja. Ia juga banyak membaca buku di perpustakaan dan membeli buku-buku yang bisa menjelaskan Islam dengan sangat baik.
Ia lahir dan dibesarkan secara Kristen. Ia juga rajin pergi ke gereja dan membaca Alkitab. Sebenarnya, ada satu pertanyaan yang selalu mengusiknya sejak ia kecil, yaitu tentang status Yesus.
Saya dulu bertanya kepada ibu saya, mengapa Yesus dianggap sebagai anak Tuhan dan mengapa Tuhan membutuhkan seorang anak?Rhonda Refaat
“Saya dulu bertanya kepada ibu saya, mengapa Yesus dianggap sebagai anak Tuhan dan mengapa Tuhan membutuhkan seorang anak?” tanyanya.
Namun, pertanyaan itu tak bisa ditemukan jawabannya hingga ia dewasa.
Akan tetapi, Islam mampu menjawab pertanyaan yang membuatnya penasaran setelah bertahun-tahun lamanya. Setelah banyak membaca buku Islam dan puas akan jawaban yang diberikan oleh sudut pandang Islam, ia semakin yakin pada agama Allah ini. Namun, ia belum berani untuk berpindah agama.
Ia tetap mempertahankan agamanya, bahkan ketika ia menikahi pria Muslim. Ia menikah di Mesir pada Agustus 2006. Rhonda bersyukur suaminya tak pernah memaksakan kehendak agar ia berpindah agama. Islam memang tak pernah melakukan metode paksaan untuk menggaet umat.
Namun secara halus, suaminya menghujaninya dengan lagu-lagu iIslami sepanjang waktu. Setelah menikah, ia kembali ke Amerika Serikat dan selalu dikirimi lagu-lagu Islami.
“Suami saya tahu bahwa saya menyukai musik. Untuk itu, ia tak pernah memaksa saya pindah agama namun memberikan sentuhan halus secara tidak langsung agar saya jatuh cinta dengan Islam,” ujarnya menjelaskan.

Lagu-lagu islami
Dalam mendengarkan musik, Rhonda Refaat tidak hanya hanyut dalam melodi, tetapi juga senang memperhatikan lirik yang disenandungkan si pemusik. Sebab, lirik itulah jantung dari lagu yang dibawakan.
Suatu kali, sang suami mengirimkan kepadanya lagu-lagu Sami Yusuf. Ia kemudian selalu memperhatikan makna dari lirik-lirik yang dibawakan penyanyi berdarah Inggris-Iran itu. Salah satu karya favoritnya berjudul “Al Mualim".
Ini menceritakan sosok Muhammad SAW sebagai seorang nabi, utusan Allah untuk membawa manusia kepada jalan kebenaran. “Aku mulai percaya pada hal ini,” katanya.
Musisi Islam lain yang menarik perhatiannya adalah seorang penyanyi bersuara merdu, Zain Bikha. Lagu-lagu berikut musiknya yang sangat pas, menyentuh hati terdalamnya. Dalam lagu “I am a Moslem”, lirik lagunya benar-benar merasuk ke benaknya.
Kira-kira liriknya seperti ini, “Ketika aku lahir, kata-kata pertama yang aku dengar adalah kata-kata Allah yang dibisikkan lewat telingaku dan sejak itu aku telah merasakan kekuasaan Allah dalam jiwaku, mengisi kehidupanku. Aku seorang Muslim, Islam ada dalam diriku, Allah Tuhanku, Alquran firman-Nya, Muhammad nabiku, dan kuberikan pujian kepadanya sepanjang waktu. Saya seorang Muslim selamanya.”
Mendengar kata-kata puitis tersebut, Rhonda pun menitikkan air mata. Ia merasa pastilah sangat beruntung para perempuan yang lahir sebagai Muslim dan hidupnya menjadi tenang, tidak sepertinya.
Banyak memahami makna dari lirik lagu Islami ini, akhirnya membuat Rhonda semakin mantap untuk masuk Islam. Hal ini kemudian diutarakan kepada suaminya saat ia mengunjungi Mesir pada Juli 2007.
Meski suaminya sangat senang dengan hal ini, ia ingin memastikan Rhonda benar-benar yakin dengan keputusannya. Ia kemudian memberikan waktu selama satu bulan untuk mempertimbangkan masalah tersebut dan benar-benar yakin pada langkah yang akan diambil nantinya.
“Suami saya sangat bijaksana sekali. Dalam waktu satu bulan selama saya di Mesir ini, saya terus berdoa menggunakan bahasa Inggris dan mulai belajar bahasa Arab, juga belajar gerakan shalat dan surat-surat pendek dalam bacaan Alquran, terutama surat al-Fatihah,” ujarnya.

Pada 14 Agustus 2007, suami Rhonda membawanya ke Al Azhar, kemudian membantunya untuk bertemu imam di sana dan mengucapkan syahadat secara resmi. Rhonda akhirnya masuk Islam dengan senyum puas mengembang setelahnya. “Saya sangat bangga mengucapkan ‘saya seorang Muslimah’ pada dunia,” katanya.
Meski syahadat telah diucapkan, ia belum berani untuk mengenakan jilbab. Lagi-lagi suaminya pun tak memaksanya untuk harus menggunakan jilbab. “Suami saya berkata, memakai jilbab itu adalah sebuah pilihan bagi saya, tentang hubungan saya dengan Allah. Jadi, suami juga tak mau jika saya mengenakan jilbab hanya demi dirinya,” ujar Rhonda menjelaskan.
Lama kelamaan Rhonda pun tahu hukum memakai jilbab bagi seorang Muslimah. Sama halnya dengan keputusannya masuk Islam, keputusannya untuk mengenakan jilbab dan busana Muslim datang dari hatinya sendiri, tanpa paksaan dari siapa pun.

Kisah Hijrah Eks LGBT, Berjuang Kembali ke Fitrah
Karim juga memutus seluruh komunikasinya dengan teman-temannya sesama gay.
SELENGKAPNYARaih Hidayah dan Berislam Dalam Penjara
Seorang mualaf, Khidr Salaam, menuturkan pengalamannya dalam menemukan cahaya Islam.
SELENGKAPNYAPesona Masjid Hazrat Sultan Astana
Masjid di ibu kota Kazakhstan ini menyuguhkan corak arsitektur modern.
SELENGKAPNYA