Pemasok mengirim telur ayam negeri ke pedagang di Pasar Kranggan, Yogyakarta, Jumat (10/3/2023). | Republika/Wihdan Hidayat

Ekonomi

Harga Telur Bikin UMKM Babak Belur

Pedagang memilih mengurangi keuntungan ketimbang menaikkan harga barang dagangan.

INDRAMAYU – Kenaikan harga telur sangat dirasakan dampaknya bagi pelaku UMKM, khususnya yang bergerak di bidang makanan. Alih-alih menaikkan harga produk untuk menyiasati mahalnya harga telur, pedagang memilih menurunkan keuntungan karena khawatir tak laku jika barang dagangannya naik harga.

Kondisi itu seperti yang dialami Tiah, pemilik usaha bolu dan kue di Kecamatan Indramayu, Jawa Barat. Tiah kebingungan dengan naiknya harga telur. Sebab, telur ayam merupakan bahan baku utama dalam pembuatan bolu dan kue. "Naiknya harga telur jelas memberatkan kami," kata Tiah, Kamis (25/5/2023).

Tiah mengatakan, usahanya baru saja mulai bangkit setelah dihantam pandemi Covid-19. Namun, kini usahanya dihantam kenaikan harga telur ayam.

photo
Pekerja menata telur ayam negeri di Kios Unggas, Yogyakarta, Senin (15/5/2023). - (Republika/Wihdan Hidayat)

"Untuk bangkit pascapandemi Covid-19, kita napasnya masih naik turun. Baru saja rimbit-rimbit (perlahan) naik, sekarang menghadapi naiknya harga telur,’’ kata Tiah.

Tiah menyebutkan, harga telur ayam saat ini mencapai Rp 33 ribu per kilogram. Meski tidak menyebutkan jumlah kebutuhan telur per harinya, tapi dia memastikan membutuhkan telur dalam jumlah banyak.

Tiah mengatakan, telur merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan bolu dan kue. Karena itu, meski harganya mahal, penggunaan telur tidak bisa dikurangi karena akan berdampak pada tekstur dan rasa bolu dan kue yang dibuatnya. "Walau harga telur naik, produksi tetap, penggunaan bahan-bahan juga tetap,’’ ujar Tiah.

 
Baru saja usaha rimbit-rimbit (perlahan) naik, sekarang menghadapi naiknya harga telur.
 

Tiah mengatakan, imbas yang dirasakannya akibat kenaikan harga telur adalah berkurangnya keuntungan yang diperolehnya. "Imbasnya ya ke rezeki kita, untungnya berkurang," kata Tiah.

Harga telur ayam terus mengalami kenaikan sejak Lebaran. Naiknya harga telur dipicu akibat mahalnya harga pakan ternak ayam.

Di Pasar Baru Indramayu, Rabu (24/5/2023), harga telur ayam di tingkat agen mencapai Rp 31 ribu per kilogram. Sedangkan di tingkat kios pengecer, harga telur ayam dipatok Rp 33 ribu per kilogram.

Pemilik agen telur ayam di Pasar Baru, Titin, mengatakan, naiknya harga telur dipicu akibat mahalnya harga pakan ternak ayam.
"Saya juga berharap harga telur segera turun. Kalau harganya mahal, modal yang harus saya keluarkan juga besar," kata Titin.

photo
Grafik pergerakan harga telur ayam ras per Kamis (25/5/2023) - (Badan Pangan Nasional )

Asosiasi UMKM Indonesia (Akumandiri) mengakui, kenaikan harga telur berdampak terhadap pelaku UMKM, khususnya bagi penjual atau bisnis makanan. "Dampak ini disikapi oleh UMKM dengan beragam solusi agar usahanya tetap berjalan," ujar Ketua Umum Akumandiri Hermawati Setyorinny kepada Republika.id, Kamis (25/5/2023).

Solusi itu, kata dia, diperlukan karena tidak sedikit pelaku usaha mengalami kerugian atau yang seharusnya mendapatkan keuntungan justru malah menipis keuntungannya. Agar tetap mendapat untung, beberapa UMKM memilih telur ukuran kecil atau yang sudah retak. "Ini adalah salah satu solusi yang bisa membuat mereka tetap mendapat keuntungan," kata dia.

Menurut dia, UMKM tidak berani menaikkan dagangannya karena khawatir membuat pelanggan kabur. Salah satu cara menyiasatinya adalah dengan mengurangi takaran telur demi bisa bertahan di situasi harga telur yang sedang tinggi.

Meski begitu, Hermawati mengatakan, ada pelaku UMKM yang mau tidak mau harus menaikkan harga makanannya supaya tetap mendapatkan keuntungan, walau khawatir akan ditinggal oleh pelanggannya.

 

 

Jika kenaikan harga telur terus terjadi, dikhawatirkan berdampak lebih besar ke pelaku UMKM.

   

Dia menilai, ada beberapa penyebab yang menjadi pemicu harga telur naik, di antaranya jumlah peternak ayam menurun, lalu harga pakan ternak naik. Kondisi itu berpengaruh terhadap berkurangnya produksi telur yang menjadi pemicu kenaikan harga, ditambah tingginya permintaan.

"Saya berharap pemerintah bisa benar-benar menjaga ketersediaan barang (telur) di pasar dengan cara memperhatikan harga pakan ternaknya juga yang menjadi salah satu kesulitan peternak," ujarnya.

Jika kenaikan harga telur ini terus terjadi, ia khawatir akan berdampak lebih besar ke pelaku UMKM.

Harga telur ayam secara nasional tercatat masih di atas Rp 30 ribu per kilogram. Khusus di DKI Jakarta bahkan harganya masih dibanderol Rp 32.350 per kilogram.

photo
Seorang pekerja di kios agen telur di Pasar Baru Indramayu sedang menyortir telur ayam, Rabu (24/5/2023). Harga telur ayam di tingkat pengecer kini mencapai Rp 33 ribu per kilogram. - (Republika/Lilis Sri Handayani)

Dilansir Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), di seluruh pasar tradisional di Indonesia tak ada harga telur yang di bawah Rp 31 ribu per kilogram hingga Rabu (24/5/2023). Bahkan, sejak pekan lalu, harga telur di Jakarta masih di angka Rp 32.350 per kilogram dan sempat menyentuh angka Rp 32.650 per kilogram.

Sementara di Papua, harga telur sejak pekan lalu tak berubah di angka Rp 37.100 per kilogram. Di Papua Barat bahkan telur dibanderol Ro 38.700 per kilogram.

Di pasar modern, harga rata-rata telur secara nasional mencapai Rp 33.500 per kilogram. Harga grosir pun tak berubah, masih di atas Rp 30 ribu per kilogram.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, dinamika harga telur harus dilihat dari berbagai sisi karena tidak terlepas dari upaya menjaga keseimbangan dan harga yang wajar di tingkat peternak, pedagang, dan konsumen.

“Beberapa bulan terakhir usaha pemerintah memang untuk menyiapkan harga yang wajar di tingkat peternak, pedagang, dan konsumen. Hal ini sesuai dengan perhatian Presiden Joko Widodo agar harga pangan dijaga tetap wajar dan seimbang di petani/peternak, pedagang, dan konsumen,” kata Arief, pada awal pekan.

Arief menuturkan, upaya menjaga keseimbangan harga telur ini harus dimulai dari hulu karena secara sistematis turut membentuk harga di tingkat hilir. "Saat ini di tingkat hulu atau peternak terjadi perubahan biaya produksi, khususnya variabel biaya pakan. Untuk menjaga biaya produksi di tingkat peternak tidak semakin melonjak, kita prioritaskan untuk dilakukan langkah stabilisasi harga pakan,” katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Harga Telur tak Kunjung Turun

Penjualan telur tetap laris karena banyak orang menggelar hajatan.

SELENGKAPNYA

Peternak Pun Kaget dengan Mahalnya Harga Telur

Produksi telur ayam sedang mengalami penurunan akibat banyaknya ayam yang diafkir menjelang Lebaran.

SELENGKAPNYA

Harga Telur Mahal, Pedagang Eceran Setop Berjualan

Pebisnis kuliner rumahan kebingungan dengan naiknya harga telur.

SELENGKAPNYA