Masjid Moorish Kapurthala. | DOK WIKIPEDIA

Arsitektur

Pesona Si Merah di 'Paris Punjab'

Masjid bercorak arsitektur moorish ini menjadi legasi dari Kerajaan Kapurthala di India.

Dari keseluruhan wilayah India, Punjab memiliki populasi sekira 30,6 juta jiwa per sensus tahun 2021. Dari jumlah tersebut, kaum Muslimin tergolong minoritas. Tidak sampai dari dua persen dari keseluruhan penduduk setempat yang memeluk agama tauhid.

Bagaimanapun, Islam memiliki warisan sejarah yang kaya di sana. Salah satunya adalah masjid bergaya Afrika utara (moor) yang dibangun pada masa jaya Kerajaan Kapurthala. Lokasi tempat ibadah yang populer dengan nama Masjid Moorish Kapurthala itu berada sekitar 3 km dari pusat kota Kapurthala, Punjab.

Ia bukan sekadar rumah ibadah bagi umat Islam, melainkan juga objek wisata sejarah yang menjadi kebanggaan warga kota. Bangunan masjid ini berdiri pada 1917. Penggagasnya merupakan raja terakhir dari Dinasti Kapurthala, Maharaja Jagatjit Singh. Konstruksi masjid ini memerlukan waktu 13 tahun lamanya. Pada 1930, Masjid Moorish akhirnya resmi dibuka

Seperti tampak dari namanya, masjid ini mengikuti gaya arsitektur moor atau Muslim Afrika Utara. Lebih tepatnya, corak bangunan ini meniru Masjid Agung Marakesh di Maroko. Laman Discover India melansir, arsitek Masjid Moorish Kapurthala merupakan seorang pakar bangunan berkebangsaan Perancis, Monsieur M Manteaux.

Memilih seorang Prancis lantaran Kota Kapurthala pada zaman itu berjulukan “Paris kecil di Punjab."

Rupa-rupanya, para bangsawan lokal memilih seorang Prancis lantaran Kota Kapurthala pada zaman itu berjulukan “Paris kecil di Punjab.” Penunjukan seorang arsitek yang dari Barat ini juga menandakan karakteristik penguasa Kapurthala saat itu—seorang Sikh—yang menyukai keanekaragaman budaya.

Setidaknya itu tampak dari kombinasi berikut, yakni perancang masjid itu merupakan orang Barat, nuansa bangunannya mengikuti peradaban Muslim Afrika Utara, sedangkan spirit keislamannya dari Anak Benua India. Sebelumnya, M Manteaux juga merupakan arsitek yang merancang Istana Jagatjit di Kapurthala.

Lebih dari itu, Masjid Moorish Kapurthala ini juga melambangkan integrasi sosial masyarakat setempat. Keberpihakan penguasa Kapurthala tersebut pada umat Islam setempat tampak dari sebuah korespondensi kepada raja muda India saat itu. Ia bertanya mengapa sang raja bersedia membangun sebuah masjid dengan biaya yang cukup tinggi.

Raja Kapurthala, Jagatjit Singh menjawabnya, “Anda mungkin tidak menyadarinya, bahwa sekitar 60 persen rakyat saya merupakan Muslim yang loyal. Itulah mengapa saya mau membangun rumah ibadah Islam yang terbaik di wilayah saya untuk mereka.”

Sekitar 60 persen rakyat saya merupakan Muslim yang loyal. Itulah mengapa saya mau membangun rumah ibadah Islam yang terbaik di wilayah saya untuk mereka.
Raja Kapurthala, Jagatjit Singh.

Sebuah sumber menyebut, dana untuk mewujudkan Masjid Moorish Kapurthala mencapai 600 ribu rupee. Kini, Masjid Moorish Kapurthala merupakan salah satu bangunan cagar budaya nasional yang dilindungi aturan perundang-undangan India. Pemeliharaan fisiknya berada di bawah arahan Badan Arkeologi India.

Secara keseluruhan, banguan Masjid Moorish Kapurthala berwarna merah bata. Adapun bahan dasarnya merupakan batu marmer berkualitas unggul. Pengunjung dapat mengamati corak seni Islam khas Afrika Utara dari penampakan masjid ini. Menara masjid ini benar-benar mirip dengan menara Masjid Agung Marakesh di Maroko yang memiliki tinggi sekitar 77 meter. Menara ini berbentuk kubus yang menjulang dengan sebuah menara yang lebih kecil lagi di pucuknya.

photo
Masjid ini dibangun pada masa penguasa terakhir Kerajaan Kapurthala, Maharajah Jagatjit Singh. Perlu waktu 13 tahun untuk menyelesaikannya, yakni antara 1917 dan 1930. - (DOK WIKIPEDIA)

Seperti halnya gaya arsitektur Moor, tidak dijumpai kubah berbentuk bulat lancip, melainkan atap berbentuk piramid dan berwarna hijau. Kemudian, ciri lainnya yang tampak adalah adanya lapangan luas di dalam kompleks masjid ini. Oleh karena itu, sekilas Masjid Moorish Kapurthala serupa dengan bangunan benteng.

Pada dinding masjid ini, terdapat ukiran ayat-ayat suci Alquran. Beberapa di antaranya pada dinding atas pilar-pilar yang berdekatan dengan gerbang utama masjid ini. Untuk memasuki ruangan utama, pengunjung mesti menapaki beberapa anak tangga.

Kemudian, pengunjung akan menjumpai sebuah kolam kecil yang lebih berfungsi sebagai hiasan, alih-alih sumber air. Akan tetapi, pengunjung dapat bersuci atau mengambil air wudhu di fasilitas yang telah disediakan, sebagai ruang tersendiri.

Masjid-masjid bergaya arsitektur moor sejatinya marak di wilayah barat Dunia Islam, yakni membentang dari Spanyol (Andalusia), Maroko, Tunisia, Aljazair, Mesir, hingga Suriah. Maka, jangan heran bila turis-turis Muslim asal Semenanjung Iberia merasa “de javu” ketika menyambangi Masjid Moorish Kapurthala. Ciri-ciri khas moor yang tampak adalah pilar-pilar gerbang yang mengelilingi lapangan utama di dalam bangunan masjid ini.

Pilar-pilar itu berbentuk silindris dengan warna cokelat gelap. Adapun dinding bangunan yang menghadap pada lapangan tersebut berwarna merah maroon. Lapangan ini berlapiskan batu marmer yang bermotif geometris kotak-kotak. Motif geometris yang lebih rumit terdapat pada langit-langit bangunan utama masjid ini.

Adapun bagian mimbar atau shaf awal-awal Masjid Moorish Kapurthala masih mempertahankan dominasi nuansa Andalusia-Afrika Utara. Lantainya merupakan marmer yang lebih halus ketimbang yang ada pada permukaan lapangan tadi. Mimbar masjid ini terletak lebih tinggi. Untuk mencapainya, imam atau khatib mesti menapaki beberapa anak tangga.

Mimbar ini dihiasi guratan corak geometris yang beragam. Di atas tempat imam atau khatib menyampaikan ceramahnya, terdapat naungan berbentuk kubah kecil. Di sebelahnya, setingkat dengan lantai dasar, ada tempat imam memimpin shalat berjamaah. Bagian bangunan ini menjorok masuk ke dinding masjid ini. Terdapat lengkung kubah setengah lingkaran, yang pada bagian tepinya berhiaskan kaligrafi ayat-ayat suci Alquran serta pahatan-pahatan bentuk geometris yang tak kalah indahnya.

Riwayat restorasi Masjid Moorish Kapurthala cukup panjang. Pada 1972, perbaikan masjid ini merupakan salah satu program di bawah rencana besar “peremajaan” Kota Kapurthala. Penduduk setempat menyambutnya dengan gembira.

photo
Masjid yang kini menjadi bangunna cagar budaya India ini dirancang oleh arsitek Prancis, Monsieur M Manteaux. - (DOK WIKIPEDIA)

Tujuan pemerintah India saat itu adalah untuk mendukung potensi pariwisata di negara bagian Punjab, khususnya kota Kapurthala. Saat itu, jabatan perdana menteri India oleh Indira Gandhi—tokoh perempuan kharismatik yang dikenal mencintai sejarah.

Selain penguatan struktur bangunan dan pengecetan ulang, Masjid Moorish Kapurthala juga diperindah dengan taman-taman bunga di seberang gerbang utamanya dan halaman belakang.

Restorasi termutakhir berlangsung pada 2013. Itu tepat setelah beberapa hari presiden India periode 2002-2007, Avul Pakir Jainulabdeen (APJ) Abdul Kalam melakukan kunjungan ke sana. Status warisan budaya masjid ini ditegaskan, antara lain, dengan menghadirkan model dioramanya di Museum Lahore.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Corak Utsmani Dalam Balutan Modern-Minimalis

Masjid Yesil Vadi menghadirkan kekhasan arsitektur Turki Utsmaniyah dengan visi modern.

SELENGKAPNYA

Imam Basyuni Imran, Pelita Umat dari Sambas

Khatib besar (maharaja imam) Kesultanan Sambas, Basyuni Imran, masyhur sebagai tokoh pembaru pendidikan Islam.

SELENGKAPNYA

75 Tahun Nakba, 75 Tahun Kekejian Israel

Ratusan ribu jiwa melayang, ribuan bangunan hancur setalah Nakba.

SELENGKAPNYA