Patung Yesus Kristus dirusak ekstremis Yahudi di Gereja Pencambukan di Kota Tua Yerusalem, Kamis (2/2/2023). | AP Photo/Mahmoud Illean

Internasional

Ekstremis Yahudi Terus Usik Umat Kristen di Yerusalem

Sejak awal 2023, beberapa situs Kristen telah dirusak oleh ekstremis Yahudi.

YERUSALEM -- Umat Kristiani terus mendapatkan gangguan dari kelompok ekstremis Yahudi di Yerusalem dan sekitarnya. Tahun ini telah terjadi sejumlah serangan serupa. 

Dua orang dilaporkan melakukan penyerangan terhadap situs Kristen di kawasan Armenia di Kota Tua Yerusalem pada Senin (24/4/2023) malam. Tindakan yang tertangkap kamera dan diedarkan secara daring tersebut menunjukkan seorang pria mendekati gerbang Patriarkat Armenia dan kemudian menendangnya hingga terbuka.  

Pada saat yang sama, pria lain meludahinya sebelum keduanya pergi. Sesaat kemudian, seorang pria, tampaknya seorang penjaga, muncul dari Patriarkat untuk memeriksa kejadian tersebut. 

photo
Patung Yesus di Gereja Pencambukan yang dirusak radikal Yahudi di Yerusalem, Sabtu (4/2/2023). - (REUTERS/Ammar Awad)

Dilansir dari Newsarab, serangan terhadap properti Kristen dan pelecehan terhadap pendeta Kristen sudah sering terjadi di Yerusalem Timur yang diduduki. Koordinator Forum Orang Kristen Tanah Suci, Wadie Abu Nassar mengatakan, insiden terhadap Patriarkat Armenia tersebut dilakukan oleh "Yahudi radikal."

Sejak awal 2023, beberapa situs Kristen telah dirusak oleh ekstremis nasionalis Yahudi. Pada Januari lalu, dua pemukim Yahudi merusak pemakaman Kristen di dekat Gerbang Jaffa di luar Kota Tua Yerusalem. Kemudian, pada Februari, seorang turis Yahudi-Amerika menghancurkan sebuah patung di sebuah Gereja Katolik di dalam Kota Tua dekat Bab al-Asbat (Gerbang Singa).

Bulan lalu, Patriarkat Yerusalem dari Gereja Ortodoks Yunani telah mengeluarkan seruan untuk perlindungan internasional setelah jamaah diserang oleh tersangka fundamentalis Yahudi di dalam Gereja Makam Perawan Maria. "... Serangan teroris, oleh kelompok radikal Israel, menargetkan gereja, kuburan, dan properti Kristen, selain pelecehan fisik dan verbal terhadap pendeta Kristen, telah menjadi kejadian hampir setiap hari ...," kata Patriarkat Yerusalem dalam sebuah pernyataan.

photo
Polisi Israel menangkap seorang wanita Palestina di kompleks Masjid al-Aqsha setelah penggerebekan di situs di Kota Tua Yerusalem selama bulan suci Ramadhan, Rabu (5/5/2023). - (AP Photo/Mahmoud Illean)

Sementara itu, warga Palestina mengutuk serangan berulang kali yang dilakukan Israel di Bab al-Rahma, Masjid al-Aqsha. Selain merusak situs tersebut, pasukan dan pendudukan Israel juga terus melakukan ancaman dan berlaku kasar setiap hari kepada warga Palestina.

Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan, Bab al-Rahma adalah bagian integral dari al-Aqsha dan hanya Muslim yang berhak mengontrol urusannya. Tindakan penjarahan atas barang-barang dari kapel dan perusakannya oleh Israel tidak dapat diterima.

Anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Ramzi Khoury, mengatakan, kelompok pemukim ekstremis mengibarkan bendera Israel di halaman Masjid al-Aqsha dan melakukan ritual keagamaan pada Rabu (26/4/2023).

"Tindakan Israel ini merupakan agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kesucian al-Aqsha, penodaan atas status agamanya, serta provokasi terhadap umat Islam di seluruh dunia,” ucap dia dikutip di Arab News, Kamis (27/4/2023).

photo
Provokasi Israel di Kompleks al-Aqsha - (Republika)

Khoury menyebutkan, serangan berulang pasukan Israel terhadap Bab al-Rahma tidak akan memberi Israel kedaulatan atas Masjid al-Aqsha atau Yerusalem. Yerusalem adalah kota Palestina yang diduduki dengan kesucian Islam dan Kristennya sesuai dengan resolusi legitimasi internasional yang relevan.

Presiden Dewan Nasional Palestina Rawhi Fattouh meminta komunitas internasional untuk mengekang kegilaan kriminal Pemerintah Israel dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir. Fattouh mengatakan, penggerebekan yang terjadi merupakan pelanggaran mencolok terhadap tempat ibadah sekaligus upaya untuk memberikan karakter religius pada konflik yang akan menyulut wilayah tersebut dan meledakkan situasi.

Di sisi lain, anggota Dewan Revolusi Fatah Osama Al-Qawasmi mengatakan, serangan pengecut dan provokatif terhadap Bab al-Rahma hanyalah bagian dari kampanye sistematis Israel untuk Yahudisasi Yerusalem.

photo
Polisi Israel dikerahkan di Kota Tua Yerusalem setelah terjadi penembakan di Kompleks Masjid al-Aqsha, Sabtu (1/4). - ( AP Photo/ Mahmoud Illean)

Juru Bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan, vandalisme Israel menegaskan, pemerintah ekstremis sedang mencari cara untuk meledakkan situasi. “Kebijakan destruktif ini berusaha menghancurkan upaya regional atau internasional untuk memberikan stabilitas dan mencegah memburuknya situasi,” kata dia.

Abu Rudeineh juga mengatakan bahwa Israel saat ini tengah bermain api karena kapel Gerbang al-Rahma merupakan bagian integral dari Masjid al-Aqsha. Polisi Israel dilaporkan menyerbu Bab al-Rahma selama empat hari berturut-turut di tengah pencarian di sekitarnya. Sebelumnya, mereka juga disebut memutus pasokan listrik dan merusak instalasi di dalam kapel.

Warga Palestina membuka kapel Bab al-Rahma pada Februari 2019 setelah ditutup oleh otoritas Israel selama 16 tahun. Bani Umayyah membangun Bab al-Rahma sekitar 1.300 tahun yang lalu sebagai pintu penghubung antara Tembok Yerusalem dan Masjid al-Aqsha bagian timur.

photo
Polisi Israel memaksa seorang perempuan untuk pindah dari Masjid al-Aqsha di Kota Tua Yerusalem, Rabu (5/4/2023). - (AP Photo/Mahmoud Illean)

Situs tersebut terbengkalai setelah pendudukan Israel di al-Aqsha pada 1967. Setelahnya, pada 1992, situs tersebut mengalami pemulihan yang luar biasa berkat Komite Warisan Islam yang meluncurkan kegiatan keagamaan dan sosial di sana. Namun, otoritas Israel melarang acara tersebut pada 2003 dan menutup kapel sepenuhnya.

Selama tiga tahun terakhir, polisi Israel terus memasuki ruang shalat dengan mengenakan sepatu. Polisi juga telah mendirikan titik pemantauan di atas kapel dan di dekatnya.

Direktur Departemen Wakaf Islam yang mengawasi Masjid al-Aqsha dan berafiliasi dengan Yordania, Azzam Al-Khatib, mengatakan bahwa sejak Idul Fitri, polisi Israel telah menyerbu Bab al-Rahma setidaknya dua atau tiga kali sehari.

“Mereka tidak menganggapnya sebagai kapel, melainkan lokasi biasa di Masjid al-Aqsha dan kami tahu keserakahan para ekstremis tentang al-Aqsha dan Bab al-Rahma,” ujar Al-Khatib.

Dia mengatakan, Bab al-Rahma adalah bagian dari al-Aqsha dan otoritas Israel tidak berhak mencampuri urusannya.

photo
Petugas Israel diterjunkan ke Kompleks Masjid al-Aqsha selepas penyerangan pada Jumat (22/4/2022). - (AP Photo/Mahmoud Illean)

Direktur Masjid al-Aqsha Omar Al-Kiswani mengatakan, otoritas Israel telah menolak untuk memberi izin pekerjaan restorasi kapel yang sangat membutuhkan perbaikan internal dan eksternal.

Selama ini, polisi Israel disebut-sebut sering melecehkan jemaah dengan ancaman deportasi, penggeledahan tas, serta penyitaan makanan dan balon yang dimaksudkan untuk dibagikan kepada anak-anak. Mereka juga melarang menempatkan penghalang kayu yang memisahkan barisan shalat laki-laki dan perempuan serta telah berulang kali menyita rak sepatu.

Orang-orang Yahudi ekstremis, yang percaya mesias yang ditunggu akan masuk melalui Bab al-Rahma pada akhir zaman, berusaha mengubah kapel ini menjadi sinagoge. Namun, pembukaannya baru-baru ini telah memupus harapan mereka.

Al-Kiswani mengatakan, para penyusup berusaha untuk memotong kapel dari Masjid al-Aqsha. Namun, dia mengatakan, otoritas Israel tidak mungkin menutup kapel lagi karena reaksi keras Palestina pada masa lalu. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat