
Khazanah
Manfaat Berbuka dengan Gorengan dan Es Sirop Versus Kurma
Bahaya mengonsumsi makanan dan minuman tersebut bisa berdampak pada obesitas.
Oleh ADYSHA CITRA R
Es sirop manis dan gorengan kerap menjadi teman berbuka puasa masyarakat Indonesia. Tidak diketahui kapan dan dari mana tradisi tersebut berasal, tetapi dua hidangan tersebut kerap menjadi menu pembuka yang pertama kali dikonsumsi untuk mengakhiri lapar dan dahaga selepas azan Maghrib tiba.
Ahli gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Azizah Ajeng Pratiwi, menyarankan agar tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula sederhana saat berbuka. Contohnya, yakni minuman es manis dan berwarna. Azizah mengungkapkan, jenis makanan tersebut memiliki kandungan gula yang terlalu tinggi. Selain itu, jika jenis makanan tersebut dikonsumsi setiap hari selama puasa Ramadhan, dikhawatirkan akan membuat kebiasaan mengonsumsi kudapan atau minuman dengan kadar gula tinggi.
"Padahal, Kemenkes sudah punya panduan untuk konsumsi harian gula, garam, dan lemak. Untuk gula, paling tidak empat sendok makan, garam satu sendok teh, kemudian minyak itu lima sendok makan," ujar dia, beberapa waktu lalu.

Azizah mengungkapkan, bahaya mengonsumsi jenis makanan atau minuman tersebut secara terus-menerus, bisa menyebabkan obesitas. Terlebih, saat berpuasa seseorang cenderung malas sehingga kurang beraktivitas fisik. Ketika aktivitas kurang sedangkan selalu berbuka dengan makanan manis maka bisa meningkatkan glukosa tubuh. Jika glukosa tidak dipakai, biasanya akan disimpan. Jika terlalu lama tersimpan dalam tubuh dan tidak digunakan untuk aktivitas fisik yang cukup, efeknya adalah obesitas.
Dosen Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fatimah Masyhur mengatakan, gorengan termasuk makanan yang wajib dihindari saat berbuka puasa. Dia menegaskan, gorengan dapat menyebabkan gangguan dalam proses pemompaan darah. Gorengan diketahui mengandung banyak tepung dengan kalori tinggi dan minyaknya tidak baik untuk tubuh. "Dampak buruknya bagi kesehatan, jika dikonsumsi dalam jangka panjang akan memengaruhi sistem kerja tubuh kita, seperti kardiovaskular atau pemompaan darah," katanya menjelaskan.
Dampak buruknya bagi kesehatan, jika dikonsumsi dalam jangka panjang akan memengaruhi sistem kerja tubuh kita, seperti kardiovaskular atau pemompaan darah.FATIMAH MASYHUR Dosen Prodi Pendidikan Dokter UMM
Selain itu, Fatimah juga menekankan pentingnya menghindari makanan yang mengandung gula berlebih. Demikian dengan makanan dengan kandungan lemak yang tinggi atau jenuh dan makanan atau minuman yang mengandung kafein, seperti teh dan kopi. Menu yang seimbang dan mengandung cukup protein nabati dan hewani, sayur, buah, serta air putih sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
Fatimah menjelaskan, protein merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, termasuk otot, kulit, dan rambut. Selain itu, protein berperan dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, membantu dalam menghasilkan enzim dan hormon. Zat ini bahkan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Fatimah menekankan, kebutuhan protein setiap orang berbeda. Hal ini bergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan. Oleh karena itu, masyarakat seharusnya mengonsumsi protein dari berbagai jenis sumber, baik hewani maupun nabati dengan proporsi yang baik.
Adapun mereka yang memiliki penyakit tertentu harus menghindari makanan-makanan pantangan. Sebagai contoh, penderita asam urat sebaiknya menghindari makanan, seperti anggur, udang, nanas, dan kacang-kacangan. Sementara itu, untuk orang yang menderita diabetes melitus, makanan yang mengandung glukosa yang tinggi harus dihindari. Demikian pula, dengan fast food dan sejenisnya.
Masyarakat juga perlu menghindari makanan modern, seperti fast food atau junk food saat berbuka. Hal ini karena mengandung karbohidrat tinggi yang dapat meningkatkan glukosa darah dengan cepat. "Maka pilihan tepat untuk berbuka, yakni karbohidrat, protein, sayur, dan buah sesuai porsinya. Begitupun dengan vitamin serta mineral,” katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika.
Alih-alih mengonsumsi kudapan seperti gorengan, Rasulullah SAW rutin memakan kurma sebagai hidangan pembuka untuk sahur dan berbuka puasa. Selain memiliki rasa yang manis, kurma juga memiliki beberapa khasiat yang menyehatkan bagi tubuh dan menyimpan sejarah panjang dalam peradaban manusia.
Buah kurma setidaknya telah dibudidayakan selama 6.000 tahun. Selama itu, buah dan pohon kurma memainkan peran dalam beberapa keyakinan agama, termasuk Islam.
Di antara para Muslim, kurma kerap menjadi makanan pertama yang diberikan kepada bayi saat mereka sudah diperbolehkan untuk makan. Kurma juga sangat lekat dengan bulan suci Ramadhan, karena dianjurkan sebagai menu sahur serta berbuka puasa.
Merupakan sebuah kebiasaan bagi Muslim di seluruh dunia untuk berbuka puasa dengan kurma dan air putih, atau kurma dan susu.SARA ELNAKIB Rutgers University
"Merupakan sebuah kebiasaan bagi Muslim di seluruh dunia untuk berbuka puasa dengan kurma dan air putih, atau kurma dan susu," kata Chair of the department of family and community health sciences di Rutgers University, Sara Elnakib, seperti dilansir Heart.
Kurma digadang sebagai menu berbuka puasa yang ideal karena mengandung serat, gizi, serta energi yang baik. Di luar bulan suci Ramadhan pun, kurma dapat menjadi sajian cemilan yang sehat. Dengan varian yang sangat beragam, tiap-tiap jenis kurma dapat memiliki rasa hingga tekstur yang berbeda. Terlepas dari itu, kurma secara umum merupakan sumber serat, vitamin B, serta mineral, seperti kalium dan magnesium yang baik.

Salah satu jenis kurma yang paling umum adalah kurma medjool. US Department of Agriculture mengungkapkan bahwa satu butir kurma medjool memiliki kandungan vitamin B6 sebanyak lebih dari 4 persen kebutuhan harian orang dewasa. Kandungan kalium dalam sebutir kurma medjool juga hampir mencapai 5 persen dari kebutuhan harian pria dewasa dan lebih dari 6 persen kebutuhan wanita dewasa. Kalium memiliki peran penting dalam mengontrol tekanan darah.
Satu butir kurma medjool juga memiliki magnesium sebanyak 4 persen dari kebutuhan harian wanita dewasa dan sekitar 3 persen dari kebutuhan pria dewasa. Tak sampai di situ saja, kurma merupakan salah satu sumber antioksidan yang baik. Lebih lanjut, Elnakib mengatakan, satu butir kurma bisa mengandung sekitar 1,6 gram serat. Kandungan serat ini bisa menjadi penyeimbang bagi kandungan gula di dalam kurma yang bisa mencapai 16 gram per butir.
Sebagai tambahan, satu butir kurma medjool mengandung sekitar 66 kalori. Mengingat kandungan gula dan kalorinya yang cukup signifikan, umat Muslim tak disarankan untuk mengonsumsi kurma secara berlebih saat sahur atau berbuka puasa. Meski menyehatkan, konsumsi kurma secara berlebih juga bisa memberikan efek negatif.

Elnakib mengatakan, dia memiliki seorang kenalan perempuan yang terbiasa berbuka puasa dengan menyantap 10 butir kurma. Kenalannya tersebut lalu mengeluh karena mengalami kenaikan berat badan selama puasa Ramadhan. "Saya lalu menjawab, 'mungkin kamu sebaiknya tak berbuka puasa dengan 10 kurma'," kata Elnakib.
Selain dimakan secara langsung, buah kurma juga bisa diolah menjadi beragam hidangan manis untuk berbuka puasa. Keluarga Elnakib misalnya, kerap mengolah kurma dengan cara memotong-motongnya lalu merebusnya dengan susu. Olahan ini dapat menghasilkan kudapan yang mirip rice pudding, tetapi tidak bergelatin.
Namun perlu diingat, menambahkan kurma ke dalam sajian penutup mulut tak serta-merta membuat sajian tersebut menjadi sehat. Kurma dan sajian olahan kurma sebaiknya dikonsumsi secukupnya saja. "Karena rasanya yang sangat manis dan ukurannya yang tak terlalu besar, mudah bagi orang-orang untuk memakannya dalam jumlah yang besar," ujar Elnakib.