
Medika
Bahaya Menu Manis Selama Ramadhan
Bulan Ramadan Lebaran kita akan bertemu dengan banyak sekali menu mengandung gula.
Bulan puasa sangat identik dengan aneka gorengan, makanan manis, dan minuman manis. Namun, memilih asupan makanan saat puasa bagi penyandang diabetes (diabetesi) bukan perkara mudah.
Karena diabetesi harus mengatur asupan yang masuk agar kadar gula darah tetap normal. Ahli gizi, Dr Rita Ramayulis, DCN, MKes, menjelaskan, tentu saja minuman manis, makanan manis, serta goreng-gorengan tidak boleh berada pada satu kali waktu makan, mengingat dua-duanya akan menjadi sulit diolah oleh tubuh ketika masuk secara bersamaan.
Maka sebaiknya yang perlu dilakukan adalah menentukan makanan, minuman yang akan disajikan ketika berbuka puasa dengan pilihan. "Apakah hari ini akan memilih yang manis atau besok memilih yang gorengan," ujarnya dalam Kuliah WhatsApp Diabetasol seputar "Godaan Saat Puasa Kadang Naik Kadang Turun, Tapi Gula Darah Harus Tetap Stabil", Rabu (29/3/2023).

Menurut Rita, kalau ingin mengonsumsi gorengan itu bisa dipindahkan untuk waktu makan utama tidak untuk makanan berbuka. Rita menambahkan, perlu dipahami untuk berbuka puasa itu hanya ada dua tujuan.
Pertama untuk mengrehidrasi tubuh. Jadi, memang cairan menjadi hal penting untuk disajikan. "Nah, cairan ini boleh air putih, boleh yang manis," ujarnya.
Jika dipilih cairan yang manis, Rita melanjutkan, dipahami betul bahwa gula yang terdapat di dalamnya maksimal hanya tujuh persen dari jumlah cairan. Misalnya air 200 cc, gula yang boleh masuk sana hanya satu sendok makan datar, yakni sekitar 13 gram. "Tidak boleh lebih dari itu, karena kalau lebih dari itu akan meningkatkan produksi insulin," katanya.
Pada akhirnya, produksi insulin akan menurunkan secara cepat kadar glukosa dalam darah dan akan menimbulkan gejala kelelahan, mengantuk, bahkan rasa lapar yang sangat setelahnya yang tidak wajar. "Maka takar betul gula yang akan ditambahkan dalam minuman manis," ujar Rita.

Jika kemudian minuman manis itu didapatkan dari membeli yang tidak bisa ditakar gulanya, menurut Rita, yang perlu dilakukan adalah hanya mengonsumsi subtansi bahan utamanya. Misalnya, kolak, konsumsi pisang dan ubinya, tapi cairannya tidak perlu dihabiskan.
Termasuk ketika mengonsumsi sop buah, makan buahnya, tapi cairannya tidak perlu dihabiskan. "Itu salah satu tip supaya gula tidak terlalu banyak masuk ke dalam tubuh," ujarnya mengingatkan.
Rita kembali mengingatkan makanan manis jangan pernah disandingkan dengan minuman manis. Kalaulah sudah mengonsumsi minuman manis, sesudahnya itu kita boleh ambil camilan gorengan untuk jumlah yang terbatas, misalnya, satu potong saja.
Setelah itu di lain kesempatan, misalnya, kita ingin makanan manis, maka minumannya cukup air putih saja. Makanan manis dan goreng-gorengan bisa ditunda saat makan utama. Sebenarnya, kata Rita, tip ini sangat ditentukan keberhasilannya dengan cara merubah persepsi dulu.
"Mari kita sama-sama berpresespi konsumsi makanan manis di buka puasa berfungsi untuk menormalkan glukosa darah. Bulan untuk berlebih-lebihan, karena jika makanannya manis-manis, itu akan terjadi kelebihan gula yang kemudian berdampak pada kadar glukosa tersebut," ujarnya.
Tip Menghindar

Saat Lebaran tiba, makanan dan minuman manis biasanya makin merajalela. Setiap berkunjung ke rumah sanak saudara maupun tetangga, semua jenis camilan dan minuman pun tersedia. Hal itu menjadi sulit dikontrol apalagi pada anak-anak. Lalu, bagaimana tip menghindarinya?
President of Indonesian Pediatric Society, Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan, mengaku kesulitan memberikan jawaban soal tip menghindari makanan dan minuman manis saat Lebaran. Karena sudah menjadi tradisi lingkungan dan kultur kita pada saat Lebaran segala macam dihabiskan dalam satu minggu itu.
"Sulit jadinya. Saya agak sulit menjawab," ujar Aman dalam media workshop bertema “Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja”, Selasa (27/3/2023).
Namun, sebagai dokter, Aman tentu harus mengingatkan pasien agar menjaga kadar gula darahnya apalagi bagi pasien diabetes, dengan tidak mengonsumsi makanan manis saat Lebaran.

Menurut Rita, saat ini diabetes pada anak-anak mulai terjadi pada usia lebih muda dan itu didominasi diabetes tipe dua. Tip yang bisa dilakukan, yaitu membuat tingkat kemanisan dari makanan itu lebih rendah.
Ia menyarankan, kita untuk menggunakan tujuh persen gula dari total cairan. Kalau seandainya ambang rasa manis orang dewasa maupun anak-anak di sekitar kita tidak bisa menerima ambang batas tujuh persen, bisa gunakan gula pengganti.
Gula pengganti ini jenisnya banyak dan cari yang paling aman dari jenis gula tersebut. "Artinya gula yang paling aman, gula yang diekstrak dari makanan alami, gula pengganti yang bukan dari kimiawi misalnya dari jagung," katanya.
Adapun yang perlu diingat, sebaiknya kita menggunakan gula pengganti untuk memberi rasa yang bisa diterima oleh anak-anak, tapi tidak membuat mereka mendapatkan minuman manis. "Jadi, tipnya mencoba menurunkan ambang rasa, jika tidak memungkinkan menambah gula pengganti sesuai dengan anjuran setiap produk gula pengganti."
Saat ini diabetes pada anak-anak mulai terjadi pada usia lebih muda.DR RITA RAMAYULIS DCN MKES, Ahli gizi
Pertolongan Allah di Gua Tsur
Saat berhijrah, Nabi SAW dan sahabatnya sempat bersembunyi di Gua Tsur, hindari kejaran kafir Quraisy.
SELENGKAPNYAPenggunaan Tasbih untuk Zikir
Terdapat catatan sejarah mengenai penggunaan tasbih atau benda semisal itu untuk zikir.
SELENGKAPNYA