a sahur di dunia, berbuka di surga. Sungguh kematian yang sangat diimpikan semua orang. | Republika

Hikmah

Sahur di Dunia, Berbuka di Surga

Ia sahur di dunia, berbuka di surga. Sungguh kematian yang sangat diimpikan semua orang.

Oleh IMAM NUR SUHARNO

Suatu saat seorang syekh menceritakan bahwa di suatu Jumat dua tahun yang lalu, ia diundang untuk mengisi sebuah acara di London, Inggris. Saat itu di London waktu berpuasa adalah 20 jam. Beliau sampai di tujuan setelah Ashar, ia pun memasuki masjid.

Tidak lama, ia pun memulai ceramahnya. Mengakhiri ceramah beberapa saat sebelum Maghrib tiba. Kemudian ia menuju ke pojokan masjid yang sudah disiapkan “suffrah” seperti alas makan di atasnya sudah dipersiapkan beberapa makanan untuk berbuka.

Tepat di depannya, duduk seorang laki-laki. Saat menunggu waktu berbuka. Tiba-tiba dalam hitungan detik, laki-laki tersebut terjatuh ke arah kanan, tergeletak tak sadarkan diri.

Jamaah pun panik dan langsung mengambil tindakan untuk menyadarkannya.
Azan pun berkumandang. Orang-orang pun berbuka puasa.

Ambulans sedang dalam perjalanan. Ketika ambulans tiba dan tim medis langsung mengecek keadaan laki-laki tersebut, mereka menyatakan ia telah meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.

Syekh kemudian berkata kepada jamaah masjid, ada orang yang minta meninggal di masjid, ada yang minta meninggal di hari Jumat, ada pula yang mengharapkan meninggal saat berpuasa, dan ada yang memohon pada Allah SWT agar diwafatkan di bulan Ramadhan.

Laki-laki ini, bukan hanya mendapatkan satu, dua, atau tiga kelebihan itu. Namun, Allah SWT memberikan keempat-empatnya, meninggal di hari Jumat, di dalam masjid, sedang berpuasa, dan di bulan Ramadhan.

Allahu Akbar. Ia sahur di dunia, berbuka di surga. Sungguh kematian yang sangat diimpikan semua orang.

Ketika anggota keluarga almarhum datang, syekh diminta untuk menyampaikan kepadanya tentang apa yang terjadi. Syekh menyampaikannya dengan meneteskan air mata dan kata-kata yang terbata-bata.

Ia berkata, “Wahai saudaraku, tidak ada kematian yang seperti ini yang tidak sengaja. Tolong beri tahu padaku, apa rahasia laki-laki ini hingga Allah memberikan kemuliaan ini kepadanya.”

Saudaranya lalu menjawab, “Almarhum ini hatinya bersih. Ia tidak pernah memendam rasa sakit hati pada manusia manapun,” jelasnya. Allahu Akbar.

Kisah di atas memberikan ibrah (pelajaran) yang sangat berharga tentang pentingnya menjaga kebersihan hati. Jangan simpan sakit hati, dengki, dan dendam pada manusia. Karena hanya akan melahirkan kesengsaraan dan impitan dalam hidup.

 
Puasa Ramadhan membentuk orang yang berpuasa menjadi insan yang bertakwa, dan orang bertakwa itu mudah memaafkan.
 
 

Jadilah insan yang mudah memaafkan. Merdekakan diri dari sifat dendam, dan bukalah dada selebar-lebarnya untuk memaafkan orang lain. Puasa Ramadhan membentuk orang yang berpuasa menjadi insan yang bertakwa, dan orang bertakwa itu mudah memaafkan.

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran [3]: 133-134).

Salah satu tanda kemuliaan seseorang adalah yang mudah memaafkan. Dalam hadis, Nabi SAW bersabda, “Dan tidaklah Allah menambah seorang hamba dengan kemudahan untuk memaafkan kecuali Allah akan memberinya izzah (kemuliaan).” (HR Muslim).

Semoga Allah SWT membimbing kita kaum Muslimin agar dapat menjaga kebersihan hati dari berbagai penyakit hati dan mendapatkan pada saatnya nanti akhir hidup husnul khatimah dalam ketaatan kepada-Nya.

Amin ya Rabb.

Mengenal Masyithah, Tukang Sisir Firaun

Masyithah dan anak-anaknya gugur sebagai syuhada usai disiksa Firaun.

SELENGKAPNYA

SCIENCE: Membuat anemometer dari gelas kertas

SELENGKAPNYA

Virus Membelah Diri

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya