Ancaman Gula Bagi Kesehatan Pencernaan | Republika

Sehat

Ancaman Gula Bagi Kesehatan Pencernaan

Terlalu banyak mengonsumsi gula membuat bakteri jahat meningkat dan memudahkan terjadinya peradangan kronis.

Hasan (5 tahun) me ngeluh sakit perut kepada ibunya. Tidak lama kemudian, Hasan ingin buang air besar (BAB). Fesesnya tampak cair dengan sedikit ampas. Dalam sehari Hasan bisa BAB lebih dari tiga kali.

 

Sepertinya Hasan mengalami masalah pencernaan. "Gejala yang dialami nya mirip dengan diare," kata ibunya Hasan menjelaskan salah satu gejala yang dialami anaknya itu, di Jakarta, belum lama ini.

 

Sebenarnya, masalah pencernaan ini bisa dihindari jika kita bisa menjaga kesehatan pencernaan dengan baik. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Gizi Klinik dr Marya Warascesaria Haryono SpGK. Menurutnya, menjaga kesehatan pencernaan sangat lah penting karena kesehatan pencernaan berpengaruh kepada kesehatan tubuh secara menyeluruh.

 

"Kondisi pencernaan berpengaruh pada otak, jantung, sistem kekebalan tubuh, kesehatan kulit, berat badan, ketersediaan hormon, kemampuan menyerap nutrisi, perkembangan sel kanker, bahkan suasana hati," kata dia, di tempat terpisah.

 

Pendapat serupa disampaikan Mar keting Director PT Heavenly Nutrition Indonesia Ivonne Aryanti. Disebutkannya, ciri-ciri pencernaan yang tidak sehat, di antaranya adalah perut terasa tidak enak, terasa seperti banyak gas, begah, sembelit, dan diare.

 

Tak hanya itu, kata dia, pencernaan yang tidak sehat juga meningkatkan keinginan untuk terus-menerus mengonsumsi gula.

 

Gula membuat jumlah bakteri jahat bertambah dan akibatnya jumlah bakteri baik dapat berkurang, ujarnya dalam pembahasan soal bahaya gula untuk pencernaan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

 

Selain itu, lanjut Ivonne, gula juga bersifat inflamasi (peradangan), terma suk jika masuk ke dalam pencernaan. Inflamasi terjadi ketika jaringan tubuh terinfeksi bakteri, luka, panas, cedera, atau terkena racun. Inflamasi sebagai sistem pertahanan diri ini tidak baik jika berlangsung dalam waktu yang lama (kronik) dan hal ini dapat mengakibatkan kanker.

 

Di luar pencernaan, inflamasi kronik juga menyebabkan radang sendi dan penyakit kulit, termasuk jerawat, eksim, urat merah terlihat di wajah ataupun bintik merah yang keras. Terlalu banyak gula juga menyebabkan wajah terlihat lebih tua.

 

Ciri lainnya dari pencernaan yang tidak sehat dapat terlihat saat kenaikan atau penurunan berat badan tanpa perubahan pola makan. Penurunan berat badan tiba-tiba juga bisa disebabkan terlalu banyaknya bakteri jahat dalam usus kecil. Sedangkan, kenaikan bobot tiba-tiba bisa disebabkan oleh resistansi insulin dan dorong an makan terus-menerus. Itu terjadi karena nutrisi tak terserap maksimal oleh tubuh akibat gangguan sistem pencernaan.

 

Hal paling jelas dalam melihat masalah pada pencernaan adalah dari bentuk feses. Feses yang bagus adalah tidak keras, tidak terpotong-potong, juga tidak lembek atau cair.

 

Pencernaan yang tidak sehat juga dapat menimbulkan gangguan tidur, insomnia, dan kelelahan kronis. Ini terjadi karena hormon serotonin (hormon untuk mooddan tidur) diproduksi dalam pencernaan. Pencernaan yang tidak sehat juga dapat menyebabkan alergi terhadap makanan disebabkan oleh bakteri jahat dalam pencernaan, ujarnya.

 

Bakteri seimbang

Di dalam tubuh kita terdapat triliunan kuman atau bakteri yang lebih banyak dibandingkan sel di tubuh manusia. Beberapa bakteri memiliki banyak peran dalam tubuh kita, salah satunya menjaga kesehatan usus. Marya menjelaskan, probiotik adalah istilah untuk kuman di saluran cerna yang baik untuk organ tersebut.

 

Bakteri baik dan bakteri jahat diperlukan dalam kondisi seimbang. Bakteri jahat jumlahnya harus 10 sampai 15 persen dalam tubuh. Sedangkan, bakteri baik harusnya berjumlah 85 sampai 90 persen.

 

"Kalau bakteri jahat lebih banyak, bisa terjadi gangguan saluran cerna dan membuat tubuh sakit," ujarnya.

 

Keseimbangan bakteri, menurut Marya, memengaruhi kesehatan jantung, mengontrol gula darah, dan meme ngaruhi tingkah laku atau suasana hati serta gangguan psikis. Bakteri ini terdapat di seluruh tubuh kita. Mulai dari mulut sampai anus. Bakteri yang paling banyak terdapat di usus besar (colon).

 

"Fungsi bakteri jika bagus jumlahnya akan memengaruhi hormon- hormon yang dikeluarkan. Mengatur regulasi untuk menyetop atau mengon trol makan. Bila bakteri tidak seimbang, kontrol hormon rusak, dan memengaruhi keseimbangan bakteri dalam saluran cerna," ujarnya.

 

Karena itulah, Marya menganjurkan agar menjaga kesehatan pencernaan dengan mengonsumsi makanan mengandung probiotik dan prebiotik. Prebiotik adalah makanan untuk bakteri baik (probiotik). Prebiotik sesua tu yang kita konsumsi, juga makanan probiotik agar berkembang baik jadi normal dalam saluran cerna,ujarnya.

 

Mengurangi konsumsi makanan olahan, makanan tinggi gula dan tinggi lemak dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri baik. Makanan yang sebaiknya dikonsumsi adalah berbagai jenis asupan dari tumbuhan, tinggi protein, dan tinggi serat.

 

Makanan berupa fermented foods, seperti yoghurt, kimchi, acar kubis, kombucha, tempe, miso, dan kefir adalah sumber probiotik. Makanan tinggi serat juga sangat dianjurkan, seperti sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, oats, pisang, berries, dan asparagus. Makanan seperti itu membuat BAB teratur dan pencernaan sehat, bersih, dan dapat maksimal menyerap nutrisi.

 

Konsumsi serat karena akan mem buat cepat kenyang, menurunkan berat badan, membuang kolesterol tinggi agar tidak diserap badan dan bisa keluar dari feses, kata Marya. Dikatakannya, semua itu perlu dilakukan dalam bentuk gizi seimbang untuk asupan hariannya. Maksudnya adalah cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, juga mineral.

 

Asam lemak atau lemak jenuh dari gorengan dan santan dapat memengaruhi keseimbangan bakteri jahat dan baik. Selain itu, tingkat stres juga berdampak pada pencernaan. Itu sebabnya dianjurkan untuk menekan dan menurunkan tingkat stres dengan berbagai cara yang positif dan cukup istirahat setiap hari.

 

Untuk membantu proses mengolah makanan di pencernaan, Marya juga menyarankan untuk mengunyah makanan perlahan-lahan. Hal ini karena di dalam mulut terdapat enzim amilase untuk memecah pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana, yaitu maltosa. Cara ini mempermudah pencernaan untuk mengolah karbohidrat dan memudahkan nutrisi terserap lebih maksimal.

 

Kecukupan cairan juga me nentukan kesehatan pencernaan. Menurut Marya, cairan yang cukup membantu menjaga keseimbangan flora di dalam pencernaan. Tak hanya itu, kenali pula makanan yang dapat memicu respons tubuh yang negatif.

 

Anjuran lainnya adalah membatasi asupan gula dan berbagai jenis makanan yang bakal berubah menjadi gula di dalam tubuh.

 

"Selama ini, banyak orang kurang paham tentang gula. Mereka hanya mengira gula adalah gula pasir. Padahal, gula ada yang ngumpet entah di snack, minuman kemasan, kue, dan lainnya," ucap Marya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat