Pekerja memikul karung berisi beras di Pasar Simpang Limun, Kota Medan, Sumatra Utara, Jumat (24/2/2023). | Antara/Yudi

Ekonomi

Pemerintah Naikkan Harga Eceran Tertinggi Beras

HET beras medium zona 1 ditetapkan sebesar Rp 10.900 per kg.

JAKARTA -- Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) mengumumkan harga eceran tertinggi (HET) terbaru untuk beras. HET beras medium ditetapkan sebesar Rp 10.900 per kilogram atau naik dari HET sebelumnya sebesar Rp9.450 per kilogram.

Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menjelaskan, HET tersebut berlaku di zona 1 mencakup wilayah pulau Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi. Sedangkan, HET beras premium di zona 1 sebesar Rp 12.900 per kg.

"Pak Presiden meminta untuk segera diumumkan, sedangkan perundangannya dalam proses sehingga ini bisa dapat diberlakukan segera," kata Arief di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/3).

Adapun untuk zona 2 yang mencakup wilayah Sumatra (selain Lampung dan Sumatra Selatan), NTT dan Kalimantan, HET beras medium ditetapkan sebesar Rp11.500 per kg. Sedangkan, beras premium seharga Rp14.400 per kg. Sementara HET di zona 3 mencakup wilayah Maluku dan Papua beras medium ditetapkan Rp 11.800 per kg dan premium Rp 14.800 per kg.

Kenaikan HET beras medium mengikuti naiknya harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen di tingkat petani yang ditetapkan sebesar Rp 5.000 per kg dari sebelumnya Rp 4.200 per kg.

Arief menjelaskan, Presiden menginginkan agar harga terbaru ini dapat menguntungkan di tingkat petani serta wajar di tingkat penggiling dan konsumen.
"Angka ini sudah cukup, mungkin tidak 100 persen menyenangkan saudara kita petani, tetapi meningkat dari Rp 4.200 menjadi Rp 5.000," kata Arief.

Arief menambahkan, aturan HET gabah dan beras akan diundangkan dalam Peraturan Bapanas menggantikan aturan sebelumnya melalui Permendag Nomor 57 Tahun 2017.

Persoalan harga beras menjadi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi pun mengaku heran harga beras saat ini masih mahal meskipun sudah memasuki puncak panen raya.

Menurut Presiden, seharusnya panen raya bisa menurunkan harga beras karena pasokan berasnya melimpah. "Kan kita lihat masih panen raya. Logikanya panen raya suplainya banyak, mestinya harga turun. Nah, ini kok tidak," kata Jokowi, Rabu (15/3).

photo
Pekerja melakukan bongkar muat karung berisi beras di gudang beras Food Station, Cipinang, Jakarta, Jumat (3/2/2023). - (Republika/Putra M. Akbar)

Jokowi pun meminta jajarannya agar segera mencari penyebab masih mahalnya harga beras. "Ini yang baru kita cari. Ini yang senang petaninya senang, tetapi konsumennya pasti akan berteriak. Saya kira keseimbangan itu yang ingin kita jaga," ujar dia.

Jokowi melanjutkan, upaya untuk menyeimbangkan harga gabah di tingkat petani dan harga beras di pedagang serta konsumen dalam posisi yang wajar bukanlah hal yang mudah. Sedangkan jika ingin menurunkan harga beras dengan cepat bisa dilakukan dengan mudah, yakni dengan melakukan impor.

Namun Jokowi menekankan, yang diupayakan pemerintah saat ini yakni menjaga keseimbangan harga di tingkat petani, pedagang, dan konsumen.

"Kalau mau menurunkan harga beras mudah sekali. Impor sebanyak-banyaknya menuju ke pasar pasti harga turun. Tapi, yang kita lakukan sekarang menjaga keseimbangan itu, tapi kalau dilihat memang pasokannya kurang, menyebabkan harga tinggi yang permanen, ya pasti impornya akan masuk," kata dia.

photo
Warga mengantre untuk mendapatkan sejumlah bahan pokok dalam operasi pasar murah di depan halaman Masjid Agung Baiturrahman, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (9/3/2023). - (Republika/Bayu Adji P)

Untuk menurunkan harga di tingkat konsumen, pemerintah telah menggencarkan operasi pasar. Operasi pasar tak hanya dilakukan di pasar tradisional, tapi juga melalui toko retail modern. Meski demikian, hingga sepekan menjelang Ramadhan, harga beras di level konsumen tak kunjung turun.

NFA telah menugaskan Bulog melakukan operasi pasar beras retail sejak awal tahun ini menggunakan beras medium dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per kg sampai dengan Rp 10.250 per kg bergantung pada wilayah. Adapun, mengutip Panel Harga NFA, rata-rata harga beras medium hingga Rabu (15/3) tetap tinggi mencapai Rp 11.820 per kg.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi NFA I Gusti Ketut Astawa mengatakan, tingginya harga beras saat ini karena stok beras yang tersebar di pasar dan mendominasi saat ini merupakan pasokan hasil panen akhir tahun lalu dengan harga yang sudah tinggi. "Artinya, kalau harga beli tinggi, harga jual juga tinggi, disitulah pemerintah turun tangan," kata Ketut.

Adapun operasi pasar beras yang dilakukan melalui Bulog masih bersifat alternatif bagi masyarakat. "Jadi, pemerintah melakukan aksi penetrasi untuk berikan alternatif bahwa pemerintah ada menyiapkan beras SPHP (stabilisasi pasar dan harga pangan) yang sesuai dengan HET," katanya.

Ketut menambahkan, upaya penurunan harga tidak dapat dilakukan secara langsung. Pasalnya, Indonesia menganut sistem mekanisme pasar sehingga langkah penurunan harga harus dilakukan lewat penetrasi dengan penyediaan pasokan beras dengan harga yang lebih rendah.

Kriteria Pemberlakuan Pajak Menurut Fikih

Bagaimana aturan main pemberlakuan pajak menurut fikih?

SELENGKAPNYA

Teladan Nabi Muhammad Hadapi Pembenci Islam

Dalam menghadapi para pembenci Islam, Nabi Muhammad SAW menunjukkan akhlak mulia.

SELENGKAPNYA

‘Amerika Serikat Eksportir Islamofobia Global’

Profesor dari University of Arkansas ini soroti peran Amerika Serikat terkait Islamofobia.

SELENGKAPNYA