Hikmah
Amalan Bulan Sya’ban
Amalan yang sangat dianjurkan di bulan Sya'ban untuk menyambut Ramadhan.
Oleh ALEXANDER ZULKARNAEN
Sebagai pintu gerbang Ramadhan, Sya'ban dijadikan bulan menyiapkan segala persiapan dan perbekalan menuju Sayyidu asy-Syhuhur (penghulu bulan). Namun tidak jarang, Sya'ban diabaikan bahkan dilupakan sebagian kalangan.
Posisi Sya'ban yang terjepit dan diapit oleh dua bulan mulia, Rajab dan Ramadhan, hingga Sya'ban kalah populer dengan kedua bulan itu. Padahal Sya'ban merupakan bulan diangkatnya amalan insan kepada Tuhan Pemilik Hari Pembalasan.
Usamah bin Zaid RA meriwayatkan sabda Nabi SAW, “Bulan Sya'ban adalah bulan yang seringkali dilupakan orang, karena ia terletak antara Rajab dan Ramadhan. Padahal bulan ini adalah bulan diangkatnya amal perbuatan kepada Tuhan Semesta Alam, aku pun menyukai pada saat amalku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa." (HR Nasai, Ahmad dan Baihaqi).
Berikut di antara amalan yang sangat dianjurkan di bulan Sya'ban untuk memperkuat keimanan sebagai persiapan menjemput Ramadhan.
Para salafussalih juga mengajarkan doa menyambut Ramadhan.
Pertama, perbanyak doa. Thalhah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berdoa jika melihat hilal (bulan sabit), “Ya Allah munculkan bulan ini kepada kami dengan kemudahan dan keimanan, keselamatan dan ketundukan, Tuhanku dan Tuhanmu (wahai bulan) adalah Allah.” (HR Tirmidzi).
Para salafussalih juga mengajarkan doa menyambut Ramadhan. Yahya bin Abi Katsir mengatakan, “Di antara doa para salafushalih adalah 'Allahumma sallimnii ilaa Ramadhaan wa sallim lii Ramadhaan wa taslimhu minnii mutaqabbala." (Ya Allah, selamatkanlah diriku hingga Ramadhan, ya Allah selamatkanlah Ramadhan untuk diriku, ya Allah selamatkanlah bulan Ramadhan untukku sebagai amal yang diterima).
Kedua, sucikan diri dengan memperbarui tobat. Nabi SAW mengingatkan dari riwayat Abi Umamah Al Bahili RA, “Jika bulan Sya'ban telah datang, sucikanlah diri kalian dan perbaguslah niat kalian di dalamnya.”
Tobat penting dilakukan agar mudah melakukan ketaatan. Jika diri belum juga suci di bulan Sya'ban, alamat berat beramal saat Ramadhan. Fudhail bin Iyadh pernah menuturkan, “Bila engkau tidak mampu melakukan shalat malam dan tidak bisa melakukan puasa di siang hari, ketahuilah bahwa sesungguhnya engkau sedang terkurung dan terbelunggu oleh dosamu.” (Kitab Siyar A’lam an-Nubala’).
Ketiga, perbanyak puasa sunnah. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah RA bahwa beliau mengatakan, “Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Sya'ban.” (HR Bukhari Muslim).
Dalam sebuah hadis riwayat Anas bin Malik RA, ia berkata, ditanyakan, "Ya Rasulullah! puasa apakah yang paling afdhal? Beliau menjawab, “Puasa Sya'ban adalah salah satu bentuk pemuliaan terhadap bulan Ramadhan.” (HR Baihaqi).
Jangan sampai puasa yang tertinggal tahun lalu belum juga dilunasi malah sudah bertemu kembali puasa Ramadhan.
Keempat, segera lunasi utang puasa (puasa qadha). Sya'ban juga bulan untuk menuntaskan utang puasa tahun lalu. Jangan sampai puasa yang tertinggal tahun lalu belum juga dilunasi malah sudah bertemu kembali puasa Ramadhan.
Sudah seharusnya kita mengqadha puasa sesegera mungkin sebelum datang Ramadhan berikutnya. Namun kalau seseorang mempunyai kesibukan atau halangan tertentu untuk mengqadha seperti seorang ibu yang sibuk menyusui anaknya dan lain sebagainya, maka hendaklah ia lunasi utang puasa tahun lalu pada bulan Sya'ban.
Sebagaimana Aisyah RA tidak bisa mengqadha puasanya kecuali pada bulan Sya'ban. Dari Abu Salamah, ia mendengar Aisyah RA mengatakan, “Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidaklah bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Sya'ban.” (HR Bukhari Muslim).
Kelima, perbanyak shalawat. Karena Sya'ban merupakan bulannya Nabi SAW, maka sangat dianjurkan untuk memperbanyak shalawat kepadanya. Prof al-Habib Muhammad al-Alawi bin Abbas Maliki dalam kitabnya, Madza fii Sya’ban menjelaskan.
“Disebut Sya'ban sebagai bulannya Rasul karena di bulan Sya'ban, Rasul mendapat hadiah besar. Apa hadiah besar itu? Turunnya QS al-Ahzab 56 tetang Allah dan para Malaikat bershalawat kepada Nabi dan memerintahkan orang beriman juga bershalawat kepadanya.”
Ilmu harus kita dahulukan sebelum beramal. Wajib bagi setiap Muslim beribadah dilandasi ilmu.
Keenam, pelajari kembali fikih Ramadhan. Agar ibadah Ramadhan bisa optimal, diperlukan bekal wawasan dan tashawwur (persepsi) yang benar tentang Ramadhan dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Ilmu harus kita dahulukan sebelum beramal. Wajib bagi setiap Muslim beribadah dilandasi ilmu. Karena syarat diterimanya ibadah di sisi Allah SWT adalah ketulusan niat dan benarnya pelaksanaan ibadah sesuai tuntunan syariat.
Akhirnya, semoga amalan yang menjadi persiapan menyambut Ramadhan ini menghindarkan kita dari yaghfulunnas (orang yang melalaikan) kesempatan bulan Sya'ban agar Ramadhan tahun ini lebih berkesan.
Allahumusta’an
Shalat 100 Rakaat pada Malam Nisfu Sya'ban, Apa Hukumnya?
Malam Nisfu Sya'ban disebut juga malam pembebasan.
SELENGKAPNYAMenjaga Stabilitas Harga Jelang Ramadhan
Selama Ramadhan hingga Idul Fitri, makanan dan minuman jadi komponen pengeluaran terbesar.
SELENGKAPNYAKeistimewaan Alquran
Alquran sangat istimewa, karena isinya firman Allah SWT, pemilik alam semesta.
SELENGKAPNYA