Sejumlah pelajar sekolah menengah atas (SMA) mengikuti apel pagi penerapan aktivitas sekolah mulai pukul 05.00 WITA di halaman SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3). | ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Nusantara

Kementerian: Kaji Ulang Sekolah Pukul 05.30

Kurang tidur bisa menurunkan imunitas anak-anak.

JAKARTA -- Sejumlah kementerian menyoroti kebijakan masuk sekolah pukul 05.30 yang diluncurkan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat pekan ini. Keselamatan siswa, pemenuhan gizi, menurunnya imunitas anak dikhawatirkan menjadi risiko dari kebijakan itu.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) menilai kebijakan itu perlu dikaji ulang demi kepentingan terbaik anak. "Sejumlah aspek sejatinya dipertimbangkan secara matang sebelum memutuskan kebijakan apalagi menyangkut pendidikan anak," kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Pemenuhan Hak Anak Kementerian PPPA Rini Handayani dalam keterangannya, Kamis (2/3). 

Kementerian PPPA mengapresiasi niat pemerintah daerah yang bertekad meningkatkan kedisiplinan dan kualitas pendidikan. Namun, rumusan kebijakannya harus berpedoman pada prinsip perlindungan dan tercapainya pemenuhan hak anak. 

"Masuk sekolah pukul 05.30 pagi berpotensi mengurangi waktu istirahat anak-anak sehingga secara tidak langsung juga akan memengaruhi tumbuh kembang anak, kesehatan anak, termasuk berkurangnya konsentrasi belajar karena kemungkinan anak akan lebih mudah mengantuk," kata Rini.

 

 
Masuk sekolah pukul 05.30 pagi berpotensi mengurangi waktu istirahat anak-anak.
 
 

 

Selain itu, Rini mengungkapkan, kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 pagi perlu melalui kajian yang matang dan ilmiah dengan melibatkan perwakilan siswa. Dengan begitu, prinsip mengedepankan kepentingan terbaik anak dapat terwujud.

"Kebijakan tersebut perlu dikaji lebih matang lagi, apakah kebijakan tersebut mempertimbangkan aspek perlindungan terhadap anak, mulai rasa aman siswa yang berangkat subuh, transportasi yang digunakan siswa ke sekolah, bagaimana dengan siswa yang jarak rumahnya ke sekolah jauh, dan dampak terhadap psikis siswa ataupun kesehatan siswa," ucap Rini. 

"Kami berharap berbagai kebijakan daerah yang berdampak terhadap anak tidak berpolemik dan menjadi kontraproduktif," ujarnya lagi.

photo
Sejumlah pelajar sekolah menengah atas (SMA) mengikuti aktivitas belajar-mengajar di SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3). - (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Penerapan kegiatan belajar-mengajar pukul 05.00 WITA berawal dari pernyataan Gubernur NTT dalam pertemuan dengan sejumlah guru dan kepala sekolah SMA dan SMK di Kota Kupang pada 23 Februari 2023. Potongan video pernyataannya itu viral di Kota Kupang.

Dalam video tersebut, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ingin agar aktivitas sekolah khusus bagi SMA dan SMK dimulai pukul 05.00 WITA untuk meningkatkan etos kerja anak-anak SMA dan SMK.

Orang nomor satu di NTT itu menginginkan, dengan sekolah mulai pukul 05.00 WITA, NTT bisa menciptakan para pelajar dan sekolah yang unggul. Bahkan, Gubernur Laiskodat menginginkan satu atau dua sekolah dari daerahnya harus masuk dalam daftar 200 sekolah unggul nasional.

Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi mengatakan, jam masuk sekolah mulai 05.00 WITA berlaku untuk siswa kelas XII yang berdasarkan pada perjanjian kinerja antara kepala sekolah dan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Viktor Bungtilu Laiskodat (@viktorbungtilulaiskodat)

Linus Lusi menjelaskan, setelah adanya pro-kontra di masyarakat, Pemerintah NTT memberlakukan jam masuk sekolah menjadi pukul 05.30 WITA dari sebelumnya pukul 05.00 WITA. Sedangkan, Viktor Laiskodat menekankan tak mau lagi berkompromi soal kebijakan itu.

"Banyak orang menyatakan, 'Itu pagi buta!'. Hei, lihat baik-baik! Matahari terbit di NTT itu jam 5 (lewat) 48 menit. Filosofi seorang tokoh yang mau disiapkan adalah sebelum matahari itu terbit dia telah siap untuk hidup di dalam pembangunan aktivitas sehari-hari. Itu filosofinya. Karena itu, saya tidak akan mundur," ujar Viktor dalam video yang dia unggah di akun Instagram pribadinya, @viktorbungtilulaiskodat, dikutip Rabu (1/3).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta agar masyarakat memberi kepercayaan terhadap keputusan Gubernur NTT. "Itu akan masih dikaji lebih dalam karena di sana juga banyak pakar. Jadi, percayakan pada Pak Gubernur," kata Menko Muhadjir saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Menurut Muhadjir, kebijakan Pemprov NTT terhadap jam masuk sekolah masih dalam tahap uji coba karena melibatkan banyak aspek, seperti kurikulum hingga siklus belajar anak. Di sisi lain, ia meyakini, keputusan Gubernur NTT didasari untuk memajukan rakyat NTT, terutama generasi muda.

 

 
Pak Gubernur kan orang pekerja keras dan punya kemauan betul untuk memajukan rakyatnya di NTT, terutama para generasi mudanya.
MUHADJIR EFFENDY Menko PMK
 

 

"Pak Gubernur kan orang pekerja keras dan punya kemauan betul untuk memajukan rakyatnya di NTT, terutama para generasi mudanya. Pasti beliau sangat bijak nanti akan mengambil keputusan. Kita tunggu saja," kata Muhadjir.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengingatkan pihak sekolah di daerah untuk memperhatikan aspek keamanan dan pemenuhan gizi siswa didik.

"Lebih banyak segi keamanan, misalnya anak yang harus berjalan cukup jauh dari rumah ke sekolah, karena kita tahu kalau di daerah risiko, apa lagi sebagian anak harus naik jembatan gantung gelap-gelap," kata Siti saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (1/3).

Pihak sekolah dan orang tua, menurut Siti, harus berperan dalam memastikan aspek keamanan anak saat di perjalanan menuju sekolah. Sementara itu, aspek kesehatan bila masuk sekolah pukul 05.00 pagi, menurut Siti, masih bisa diatasi, asalkan anak dapat dipastikan istirahat dan tidur yang cukup, yakni selama delapan jam sehari.

photo
Victor Laiskodat. - (Republika/ Wihdan)

Pola asuh orang tua menjadi ujung tombak terhadap kebugaran dan kesehatan anak. Pemenuhan gizi yang baik juga diperlukan untuk anak terhindar dari kantuk dan rasa malas saat masuk pagi.

"Mengantuk itu bukan karena terlalu pagi, tapi bisa juga karena dia kurang darah atau anemia, itu juga akan menyebabkan kantuk dan malas dan cenderung lamban berpikir karena kurang oksigen di otak," ujarnya.

Sedangkan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, bahwa kebijakan sekolah yang mengharuskan siswa untuk masuk sekolah pukul 05.30 pagi bisa berpotensi menurunkan imunitas seorang anak yang masih mengalami pertumbuhan.

"Sebetulnya yang terpenting bagi anak itu adalah kualitas tidur yang cukup," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso dalam Konferensi Pers IDAI di Jakarta, Kamis.

Menanggapi kebijakan tersebut, Piprim mengingatkan, kualitas tidur sangat memengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Idealnya, anak-anak yang duduk di bangku SMA membutuhkan waktu tidur 7-8 jam sehari.

photo
Sejumlah guru melambaikan tangan kepada siswa saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran baru 2022/2023 di SMP Negeri 2 Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (18/7/2022). - (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Piprim mencontohkan, jika seorang anak tidur pada awal malam, seperti pukul 20.00, dan terbangun pukul 04.00, anak tersebut sudah bisa dikatakan mempunyai waktu tidur yang cukup dan akan merasa lebih bugar.

"Tapi, masalahnya, bisa, tidak, anak-anak SMA kita sekarang tidur di awal malam? Kalau dia tidurnya jam 12 karena main handphone dulu, lalu besok paginya harus berangkat pagi, kualitas tidurnya hanya berkisar empat jam saja," katanya.

Piprim menyoroti, kebiasaan anak yang kini tidak bisa lepas dari gawai akan lebih memengaruhi kualitas tidur tersebut. Ditambah dengan jam masuk sekolah yang makin maju, ia khawatir anak justru lebih banyak memilih untuk bergadang.

Jika setiap harinya anak memilih untuk bergadang, kata Piprim, sekitar 30 persen sel natural killer (sel NK) yang bermanfaat sebagai sel pelindung dalam tubuh anak akan hancur sehingga imunitas seorang anak bisa terganggu.

photo
Para pelajar mengikuti Pasanggiri Tarucing Cakra, yaitu mengisi teka-teki silang berbahasa Sunda yang digelar Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjadjaran (Unpad) secara hybrid di Aula Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Rabu (22/2). - (Edi Yusuf/Republika)

"Begadang semalam saja, itu ada 30 persen sel natural killer hancur, itu sel kekebalan. Jadi, begadang semalam saja, imunitas kita menurun, apalagi kalau anak SMA setiap hari harus begadang karena sekolahnya pagi-pagi sekali," katanya.

Dalam kesempatan itu, Piprim juga menambahkan, hal lain yang harus diperhatikan adalah dukungan sosial di sekitar anak. Ia mengkhawatirkan adanya potensi anak terabaikan karena anggota keluarga lainnya masih tertidur ketika anak membutuhkan sarapan pagi ataupun persiapan keperluan lainnya.

Dengan demikian, Piprim berharap Pemprov NTT bisa menimbang kembali kebijakan tersebut dengan lebih memperhatikan kesehatan anak-anak.

"Sebenarnya, cukup, tidak, kualitas dan kuantitas tidurnya? Kalau kita cukup, tidak ada masalah, sebetulnya, karena belajar di pagi-pagi otak lebih fresh asal tidur cukup. Saya kira dukungan sosial dan tidurnya itu yang (harus) cukup," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

TImnas U-20 Kalah Melawan 10 Pemain Irak

Sejak akhir babak pertama Irak harus bertanding dengan 10 orang pemain.

SELENGKAPNYA

Wanita Hamil dan Menyusui tak Puasa Ramadhan, Apa Hukumnya?

Ada empat pendapat ulama yang berbeda tentang wanita hamil dan menyusui yang tidak berpuasa Ramadhan.

SELENGKAPNYA

KPK: Viralkan Pejabat Pamer Kekayaan

KPK bakal telusuri pejabat pamer kekayaan.

SELENGKAPNYA