
Internasional
Teriakan Putus Asa dari Reruntuhan Gempa
Sekitar 13.740 personel pencarian dan penyelamatan telah dikerahkan ke wilayah gempa.
Teriakan putus asa minta tolong terdengar dari mereka yang terperangkap di reruntuhan gedung di Provinsi Hatay. Sementara itu, warga sekitar berusaha menghangatkan diri di sekitar api unggun dalam cuaca hujan yang dingin.
Hatay, yang berbatasan dengan barat laut Suriah adalah provinsi terparah di Turki yang terkena gempa dahsyat. Sedikitnya 872 orang tewas akibat gempa di provinsi tersebut. Warga mengeluhkan upaya tanggap darurat yang tidak memadai. Selain itu, petugas penyelamat mengalami kesulitan untuk mendapatkan peralatan.
"Mereka berteriak dari dalam reruntuhan, tapi tidak ada yang datang," ujar warga setempat Deniz yang selamat dari gempa. Deniz mengkritik kurangnya upaya untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan.
Ia menunjuk ke sebuah bangunan yang hancur. Ibu dan ayahnya terjebak di bawah bangunan yang hancur itu dan menunggu pekerja darurat.

"Kami hancur, kami hancur. Ya Tuhan! Mereka berteriak. Mereka berkata, 'Selamatkan kami,' tapi kami tidak bisa menyelamatkan mereka. Bagaimana kami akan menyelamatkan mereka? Tidak ada orang sejak pagi," ujar Deniz berteriak histeris.
Petugas penyelamat telah berjuang untuk mengatasi skala kehancuran di Turki selatan dan Suriah barat laut. Pada Rabu (8/2/2023), total korban tewas meningkat hingga lebih dari 9.600 jiwa.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) menyatakan, 13.740 personel pencarian dan penyelamatan telah dikerahkan ke wilayah gempa. Tetapi, tingkat kerusakannya sangat besar dengan hampir 6.000 bangunan hancur di Turki selatan. "Di Hatay, lebih dari 1.200 bangunan telah hancur," kata Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca.

Tim penyelamat di Provinsi Hatay juga mengeluhkan kekurangan peralatan. Sementara itu, orang-orang di jalan menghentikan mobil dan meminta alat untuk membantu menyingkirkan puing-puing.
Pemerintah Turki juga mengumumkan "situasi darurat level 4" setelah gempa terjadi. Pemerintah juga telah menyerukan perlunya bantuan internasional, tetapi belum mengumumkan keadaan darurat yang dapat menjadi dasar untuk memobilisasi militer.
Di Ibu Kota Provinsi Hatay, Antakya, wartawan Reuters melihat pekerjaan penyelamatan sedang dilakukan di salah satu dari puluhan gundukan puing. "Tidak ada pekerja darurat, tidak ada tentara. Tidak ada. Ini adalah tempat yang terabaikan," kata seorang pria yang melakukan perjalanan ke Hatay dari Ankara setelah berhasil mengeluarkan seorang wanita dari reruntuhan sebuah bangunan sendirian. "Ini adalah kehidupan manusia. Apa yang dapat kamu lakukan ketika mendengar suara kehidupan?," ujar pria yang menolak disebutkan namanya itu.
Provinsi Hatay menampung lebih dari 400 ribu warga Suriah. Sebagian besar adalah pengungsi yang melarikan diri dari perang saudara di Suriah.
Berpacu dengan Waktu
View this post on Instagram
Pihak berwenang Turki mengatakan, sekitar 13,5 juta orang yang terdampak gempa kini menyebar sekitar 450 kilometer. Mulai dari Adana di sebelah barat sampai Diyarbakir di timur, lalu 300 kilometer dari Malatya di utara sampai Hatay di selatan.
Pihak berwenang Suriah melaporkan korban jiwa sampai di Hama yang terletak sekitar 250 kilometer dari pusat gempa. "Saat ini kami terus berlomba dengan waktu, setiap menit, setiap jam yang terlewati, peluang untuk menemukan korban selamat hilang," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Selasa (7/2/2023).
Di seluruh kawasan, tim penyelamat bekerja keras siang dan malam, sementara warga berkumpul di sekitar reruntuhan bangunan. Mereka berharap teman, keluarga, dan tetangga mereka selamat.
Tidak banyak tim penyelamat di Antakya, ibukota Provinsi Hatay yang berbatasan dengan Suriah, yang ditugaskan di lapangan. Warga membongkar sendiri puing-puing bangunan yang ambruk. Warga meminta helm, palu, batang besi, dan tali.
Seorang perempuan berusia 54 tahun bernama Gulumser berhasil dikeluarkan dari puing-puing dengan selamat. Ia tertimpa bangunan delapan lantai selama 32 jam. Seorang perempuan lainnya juga berteriak mencari bantuan ke tim penyelamat. "Ayah saya berada di ruangan belakangnya, mohon selamatkan dia," kata perempuan itu.

Petugas penyelamat menjelaskan, mereka tidak dapat menjangkau ruangan tersebut dari depan. Mereka membutuhkan ekskavator untuk menyingkirkan dindingnya terlebih dahulu.
Lebih dari 12 ribu personel tim penyelamat dan pencari Turki bekerja di daerah terdampak gempa, bersama 9.000 tentara. Lebih dari 70 negara kini menawarkan bantuan tim penyelamat dan bantuan lain. Namun, skala bencana Senin (6/2/2023) sangat besar.
"Area yang terdampak sangat luas, saya tidak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya," kata anggota pemadam kebakaran dari Jerman, Johannes Gust, sambil memasukan peralatan ke dalam truk di Bandara Adana.
Badan Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan Turki mengatakan, lebih dari 5.775 gedung hancur dan 20.426 orang terluka. Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan, jumlah korban jiwa saat ini 5.894 orang.
Dua tim dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) yang masing-masing terdiri atas 80 orang dan 12 anjing tiba di Turki pada Rabu (8/2/2023) pagi. Mereka bergerak menuju Provinsi Adiyaman untuk memfokuskan pencarian dan penyelamatan di daerah perkotaan. Di Jenewa, Swiss, juru bicara Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB (Unicef) James Elder memperkirakan gempa bermagnitudo 7,8 yang terjadi di Turki dan Suriah juga berpotensi telah menewaskan ribuan anak.
Tabiat Golkar Dinilai Berpeluang untuk Lompat Dukung Anies
Golkar diprediksi akan meminta jatah menjadi cawapres Anies.
SELENGKAPNYASatgas Pangan: 515 Ton Minyakita di Marunda Bukan Penimbunan
Satgas Pangan meminta perusahaan segera mendistribusikan stok yang ada.
SELENGKAPNYAAlami Haid Lebih Berat dan Lama, Kapan Sebaiknya ke Dokter?
Pembicaraan mengenai menstruasi atau haid masih dianggap tabu.
SELENGKAPNYA