
Nasional
Bermasalah, HS Tetap di Densus 88 Sampai Membunuh
HS tercatat pernah melakukan penipuan, praktir rentenir, dan perjudian.
JAKARTA — Kepolisian mengungkap, sudah berulang kali anggota mereka yang kini jadi tersangka pembunuhan sopir taksi online melakukan tindak kejahatan dan dikenal sebagai "polisi bermasalah". Ironisnya, saat melakukan kejahatannya yang terkini, ia masih juga berstatus sebagai anggota kepolisian meski kerap mendapat sanksi.
Bripda HS, tersangka pembunuhan sopir taksi daring di Depok, Jawa Barat (Jabar) itu disebut masih berstatus anggota Densus 88 Antiteror Polri saat melakukan aksinya perampasan nyawa.
Kepala Bagian (Kabag) Ops Densus 88 Komisaris Besar (Kombes) Aswin Siregar mengatakan, status HS yang masih sebagai anggota Densus 88 saat melakukan aksi pembunuhan terhadap Sony Rizal Tahitoe, membuat detasemen elite kepolisian itu turun tangan melakukan pengejaran dan penangkapan.
“Pimpinan Densus 88 sangat tidak mentolerir perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh anggota D 88, yang dalam hal ini dilakukan oleh Bripda Haris Sitanggang,” begitu kata Aswin, lewat pesan singkatnya, Selasa (7/2).
Kata Aswin, sejak pengungkapan awal kasus pembunuhan di kawasan Bukit Cengkeh, Cimanggis, Depok, tersebut oleh Polda Metro Jaya, tim Densus 88 sudah mendapatkan kabar tentang dugaan keterlibatan anggotanya dalam peristiwa tersebut.
Densus 88 lalu membentuk tim untuk melakukan pengejaran. Pengejaran oleh tim khusus tersebut berujung pada penangkapan Bripda HS. Aswin tak menjelaskan tim khusus Densus 88 menangkap anggotanya itu di mana.
Pimpinan Densus 88 sangat tidak mentolerir perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh anggota.
Setelah berhasil ditangkap, Densus 88 langsung menyerahkan Bripda HS ke tim kriminal umum Polda Metro Jaya (PMJ) untuk pertanggungjawaban hukum atas perbuatannya. “Komitmen dari pimpinan DT 88 terhadap tersangka HS, sudah dilakukan sejak awal. Dan selanjutnya DT 88, mendukung penyidikan yang transparan yang dilakukan penyidik Ditkrimum PMJ,” begitu kata Aswin.
Aswin Siregar mengatakan kemudian, Bripda HS selama ini diketahui punya latar belakang kriminal saat bertugas sebagai personil khusus antiteror. Dari catatan internal Densus 88, Bripda HS kerap mendapatkan sanksi terkait sejumlah pelanggaran maupun tindak kriminal.
Bentuk pelanggaran dan tindak kriminal yang dilakukan Bripda HS terbilang berat sebagai anggota Polri. Mulai dari aksi penipuan, rentenir, perjudian, dan utang-piutang. “Profil tersangka Bripda Haris Sitanggang ini telah beberapa kali melakukan pelanggaran,” kata Aswin lewat pesan singkatnya kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (7/2).
Kata Aswin, Bripda HS pernah melakukan tindak pidana penipuan yang dilakukan terhadap rekannya sesama anggota Polri. Bripda HS, kata Aswin, tercatat melakukan pelanggaran dan tindak pidana penipuan yang dilakukan terhadap warga biasa sebagai korbannya.
Bripda HS, kata Aswin, juga melakukan kegiatan rentenir dengan meminjamkan sejumlah uang kepada sejumlah rekannya sesama kepolisian, dengan pengembalian yang dipaksakan.
HS pernah melakukan tindak pidana penipuan yang dilakukan terhadap rekannya sesama anggota Polri.
“Juga pernah ditangkap, karena aktivitas Bripda Haris Sitanggang yang tertangkap tangan bermain judi online. Bripda Haris Sitanggang, juga terlibat dalam utang-piutang dalam jumlah besar kepada berbagai pihak. Dan atas pelanggaran dan tindak kriminal tersebut, telah diberikan hukuman oleh pimpinan D88 (Densus),” begitu ujar Aswin.
Latar belakang pelanggaran dan kriminal yang dilakukan Bripda HS tersebut membuat Densus 88 mendukung penegakan hukum yang dilakukan Polda Metro Jaya dalam penyidikan kasus pembunuhan yang dilakukan anggotanya tersebut.
Polda Metro Jaya sebelumnya mengumumkan telah menemukan pelaku pembunuhan Rizal Tahitoe (59 tahun), sopir taksi online, yang ditemukan tewas di kawasan Bukit Cengkeh, Cimanggis, Depok, Senin (23/1) lalu. Kepolisian ibu kota mengumumkan pelaku pembunuhan tersebut adalah Bripda HS yang diketahui sebagai personil Densus 88 Anti Teror Polri.
Pada Selasa (7/2) Polda Metro Jaya, pun menetapkan Bripda HS sebagai tersangka. Saat ini Bripda HS dalam penahanan maksimal di Polda Metro Jaya. Penetapan tersangka itu dilakukan setelah keluarga almarhum Sony Rizal mendatangi Polda Metro Jaya untuk mencari titik terang kasus tersebut.
HS juga melakukan kegiatan rentenir dengan meminjamkan sejumlah uang.
“Sudah dua minggu satu hari belum ada laporan. Tapi SPKT tidak memperkenankan membuka laporan karena sudah ditangani Resmob," ujar kuasa hukum keluarga korban, Jundri R Berutu , saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (7/2).
Menurut Jundri, status pelaku sebagai anggota Densus 88 diketahui berdasarkan sejumlah barang bukti yang diamankan di lokasi kejadian berupa tas ransel, pisau, termasuk kartu anggota yang ada di dalam dompet.
Ia menyayangkan meski sudah ditangkap, tapi dikabarkan Bripda HS masih aktif di kepolisian. "Karena barang pelaku tertinggal di mobil. Identitas pelaku, tas ransel, pisau, termasuk kartu. Berupa dompet," terang Jundri.
Menurut Jundri, peristiwa pembunuhan itu berawal pada saat Bripda HS memesan taksi yang dikemudikan Sony secara langsung atau offline. Diduga pelaku Bripda HS hendak melakukan aksi begal mobil korban.
Sudah dua minggu satu hari belum ada laporan.
Hanya saja, ada perlawanan dari korban Sony. Sehingga diduga terjadi perkelahian di dalam mobil dan membuat korban tewas. "Diduga motifnya, berdasarkan informasi penyidik memang niat mencuri kendaraan, secara pribadi kami sebagai orang hukum memang sudah direncanakan," ungkap Jundri.
Istri korban, Rusni Masna Asmita mengaku sudah mengetahui bahwa pembunuh suaminya itu sudah ditangkap di hari yang sama di waktu kejadian. Namun ketika itu, kata Rusni, pihak kepolisian meminta dirinya untuk menjaga informasi tersebut dan hanya memberitahu ke keluarga intinya saja.
Lalu pihak kepolisian juga menyampaikan akan melakukan rekonstruksi. Namun, pihak keluarga tak kunjung mendapatkan informasi tersebut. "Saya minta agar secepat mungkin ini selesai biar saya bisa menata ke depan. Karena saya harus menggantikan posisinya mencari nafkah. Saya juga tidak mau hanya urusan bolak-balik ke tempat ini (kantor polisi),” tutur Rusni.
Cadangan Beras Pemerintah Mayoritas Impor
Penyerapan beras akan naik signifikan pada Maret.
SELENGKAPNYATabiat Golkar Dinilai Berpeluang untuk Lompat Dukung Anies
Golkar diprediksi akan meminta jatah menjadi cawapres Anies.
SELENGKAPNYASatgas Pangan: 515 Ton Minyakita di Marunda Bukan Penimbunan
Satgas Pangan meminta perusahaan segera mendistribusikan stok yang ada.
SELENGKAPNYA