Opini
Baznas dan Diplomasi Zakat
Baznas mengoptimalkan kemitraan internasional untuk merealisasikan program pengentasan kemiskinan.
SYARIBAH NOOR BRICE; Peneliti Cardiff University, Wales, Britania Raya
Akhir tahun lalu, Charity Aid Foundation (CAF) menerbitkan laporan tahunan tentang negara dermawan di seluruh penjuru dunia, dan Indonesia kembali menjadi peringkat pertama berdasarkan World Giving Index (WGI) 2022.
Suatu pencapaian luar biasa yang menunjukkan budaya filantropi yang tinggi. Tradisi kedermawanan masyarakat Indonesia yang sudah mengakar sejak lama ini sejalan dan terinspirasi ajaran agama, yang mengajurkan keadilan sosial dan kebersamaan.
Sehingga pandemi, yang berlangsung lebih dari dua tahun, tidak begitu berpengaruh pada minat dan antusiasme masyarakat Nusantara menjalankan praktik keagamaan melalui zakat, infak, sedekah (ZIS).
Islam bukan saja berisi ritual keagamaan, melainkan sekaligus aksi kemanusiaan dengan pembelaan kaum papa.
Sebagai salah satu rukun Islam, zakat memiliki nilai multidimensi. Kuntowijoyo dalam "Paradigma Islam" (1995) memaparkan, dengan zakat, Islam terbaca sebagai agama teosentris-humanis. Islam bukan saja berisi ritual keagamaan, melainkan sekaligus aksi kemanusiaan dengan pembelaan kaum papa.
Pada level perorangan, kewajiban membayar zakat tidak hanya berfungsi membersihkan harta ataupun memberi rasa ketenangan atas ketaatan menjalankan ajaran agama, tetapi juga memperkuat rasa kepedulian terhadap sesama.
Di level lebih tinggi, yakni komunitas, zakat berpotensi mengentaskan kemiskinan dan ketergantungan sosial. Peran zakat dalam kemanusiaan tidak terbatas pada wilayah suatu negara. Bahkan, sejarah mencatat, Indonesia memiliki peran strategis memajukan zakat di pentas global.
Visi menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia pada 2024, tidak hanya berfokus pada penguatan ekosistem nasional (Urip Budiarto, KNEKS.go.id, 9 Desember 2021).
Di level lebih tinggi, yakni komunitas, zakat berpotensi mengentaskan kemiskinan dan ketergantungan sosial.
Peranan Indonesia terhadap zakat dan wakaf dunia dapat menjadi satu program penting, mengingat belum ada negara yang menjadi pusat pengembangan zakat dan wakaf sampai saat ini. Terlebih, Indonesia memiliki potensi pencapaian zakat dan wakaf ratusan trilliun rupiah.
Ini dipengaruhi beberapa faktor, seperti persentase penduduk Muslim Indonesia yang besar, sistem pengumpulan zakat dan wakaf kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat, serta tingkat kedermawanan yang tinggi sebagaimana dirilis World Giving Index CAF 2021 dan 2022.
Indonesia sejatinya telah memainkan peran global ini. Sebagai contoh, dapat dilihat dari inisiatif mendorong penyusunan standardisasi pengelolaan zakat dan wakaf internasional, yaitu Zakat Core Principles (ZCP) dan Waqf Core Principles (WCP).
ZCP diluncurkan pada 2016 dan saat ini diterapkan di beberapa negara. Sementara WCP baru diluncurkan pada 2018.
Melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan lembaga amil zakat (LAZ), Indonesia menjadi negara kunci sejak 2010 saat pembentukan World Zakat Forum (WZF), yang kemudian berkembang menjadi World Zakat and Waqf Forum (WZWF) pada 2021.
WZWF, dengan sekjen yang kini dijabat pimpinan Baznas adalah platform internasional gerakan zakat, yang memiliki peran menyinergikan pemangku kepentingan perzakatan dunia, dalam meningkatkan kesejahteraan umat dan pengentasan kemiskinan.
Kehadiran WZWF memberi ruang lebih luas bagi Indonesia dalam memimpin penguatan kemajuan zakat dan wakaf dunia, serta penguatan jejaring WZWF dengan lembaga dunia seperti PBB, Islamic Development Bank, serta lembaga standardisasi ekonomi dan keuangan syariah, antara lain IFSB, AAOIFI, dan IIFA-OKI.
Kehadiran WZWF memberi ruang lebih luas bagi Indonesia dalam memimpin penguatan kemajuan zakat dan wakaf dunia.
Baznas juga mengoptimalkan kemitraan internasional untuk merealisasikan program-program pengentasan kemiskinan.
Misalnya, menjadi mitra PBB melalui UNDP, Baznas membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) untuk mustahik di Jambi, dan bemitra membantu pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 di Indonesia.
Melalui program-programnya, Baznas mengembangkan Tujuan-Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs).
Baznas dan United Nations Children's Fund (UNICEF) bekerja sama memberikan pelayanan dan membantu anak-anak yang menjadi korban krisis kemanusiaan, di Indonesia maupun di negara-negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di seluruh dunia pada 2019.
Baznas dengan United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) bekerja sama dalam upaya memberikan donasi dan perlindungan terhadap rakyat Palestina, yang menjadi korban konflik di negaranya.
Hal sama dilakukan dengan JHCO Yordania, Qatar Charity membangun Sekolah Cendekia Baznas dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk kegiatan pemberdayaan pada Ramadhan, serta beragam bantuan lainnya dengan banyak mitra untuk pengungsi Rohingya dan sebagainya.
Baznas yang beberapa kali memenuhi undangan UNDP di Markas PBB, New York, AS, menunjukkan peran penting Baznas dalam jejaring internasional.
Pada November 2017, perwakilan Baznas menghadiri forum yang membahas pendanaan SDGs di New York dan Washington DC, AS. Di forum tersebut, bertema “Innovative Financing for SDGS: The Role of Islamic Finance” nyata zakat menjadi bahasan utama.
Pada waktu bersamaan, Baznas menandatangani letter of intent (LoI) pendirian Laboratorium Finansial dan Pendanaan Inovatif Islam untuk SDGs di Jakarta. Penandatanganan oleh Direktur Wilayah UNDP Indonesia Christophe Bauhet itu, disaksikan Asisten Sekjen PBB yang juga Direktur Regional Asia Pasifik UNDP, Haoliang Xu.
Keberhasilan Baznas mengumpulkan, mengolah, dan menyalurkan dana zakat menunjukkan pentingnya manajemen berkualitas tinggi dan tepercaya dalam hal ini.
Apa yang pernah diperkenalkan Baznas dalam konsep “inklusi zakat”, bila diolah dengan efektif dan efisien bisa menjadi solusi alternatif masalah ekonomi dan sosial, bukan saja secara nasional dan regional melainkan juga global.
Tidak berlebihan bila Baznas beberapa kali diganjar penghargaan internasional yang prestisius. Di antaranya, Global Islamic Finance Award 2020 diraih Baznas sebagai badan terbaik dalam mendistribusikan zakat. Selain itu, perhargaan Global Good Governance SDGs Champion Award 2020, yang diberikan Cambridge International Financial Advisoy (IFA) dan sederet penghargaan lainnya.
Perjalanan Baznas dan organisasi dunia lainnya menunjukkan, kesadaran internasional atas zakat mengalami pergeseran dari sekadar isu filantropi ke solusi alternatif sosial dan ekonomi global. Inilah diplomasi zakat yang berpotensi memperkuat humanisme Islam di tingkat internasional.
Fikih Peradaban dan Legitimasi Piagam PBB
Perbincangan fikih peradaban absen dalam kanon-kanon fikih yang ditulis para ulama.
SELENGKAPNYARoda Kehidupan Para Penjaja Kopi Keliling
Pedagang kopi starling sudah ada sejak 1999. Mereka memilih menggilas jalanan Ibu Kota dengan berjualan kopi keliling.
SELENGKAPNYA