
Perencanaan
Apa Instrumen Investasi Terbaik pada Tahun Ini?
Logam mulia lebih cocok untuk investasi jangka menengah.
Instrumen investasi saat ini sudah semakin beragam. Banyak pilihan yang akhirnya membuat masyarakat bingung ingin menginvestasikan uangnya menggunakan dalam instrumen apa.
Perencana keuangan dari OneShildt, Agustina Fitria, menjelaskan, investasi penting untuk mencapai tujuan keuangan, terutama untuk jangka menengah dan panjang. "Karena kita harus mengalahkan kenaikan biaya masa depan," ujar wanita yang akrab disapa Fitri ini kepada Republika, Sabtu (4/2/2023).
Fitri mengatakan, investasi yang dianjurkan adalah yang punya tujuan jelas, legal, dipahami, dan sesuai dengan risiko yang siap ditanggung. Selain itu, juga harus sesuai dengan kemampuan alias tidak menggunakan utang serta sesuai jangka waktu tujuan.
"Setiap jenis produk investasi ada kelebihan dan kekurangannya. Tidak ada investasi yang cocok untuk semua orang karena setiap orang punya karakter, kebutuhan, dan kemampuan yang berbeda," ujarnya.
Fitri menyarankan, investasi sebaiknya dilakukan secara rutin dan konsisten, segera setelah menerima penghasilan. Ia mengingatkan untuk memasang reminder atau lakukan autodebit agar tidak lupa.
View this post on Instagram
Untuk porsi investasi akan sangat bergantung pada seberapa banyak tujuan keuangannya. Misalnya, sebuah keluarga yang punya dua anak ingin menyiapkan dana pensiun dan dana pendidikan sampai universitas, tetapi baru mulai investasi pada usia 40 tahun, maka porsi investasinya akan lebih besar daripada keluarga lain dengan kondisi dan tujuan serupa, tetapi sudah menyiapkan sejak usia 30 tahun.
Fitri memberikan gambaran umumnya, jika usia masih 20 sampai 25 tahun dan belum punya tanggungan, sebaiknya menyisihkan untuk investasi semaksimal mungkin. Misalnya, 10 persen untuk dana darurat dan 10 persen untuk dana pensiun.
"Semakin banyak yang disisihkan, semakin cepat tujuan keuangan akan tercapai," ujarnya.
Jenis investasi

Ada beragam pilihan investasi yang ada di pasaran. Beberapa instrumen yang bisa menjadi pertimbangan adalah investasi logam mulia, saham, dan lainnya. Fitri mengungkapkan, logam mulia memiliki return rata-rata setara inflasi, maka lebih cocok untuk investasi jangka menengah. "Tidak boleh terlalu pendek karena ada selisih harga jual beli yang cukup signifikan," ujarnya.
Sebaiknya juga jangan terlalu panjang, terutama untuk dana pendidikan, karena inflasi dana pendidikan rata-rata dua kali lipat inflasi umum. Sedangkan, investasi saham memiliki risiko yang lebih tinggi karena harganya sangat bergantung pada kondisi pasar dan pemilihan saham.
"Lebih baik jika digunakan untuk investasi jangka panjang. Siapkan diri untuk menerima kerugian sesuai kemampuan," ujarnya.
Adapun menabung, Fitri mengingatkan, berbeda dengan investasi. Karena lebih untuk jangka pendek dan untuk kebutuhan darurat yang bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa rencana.
Kesalahan Umum dalam Berinvestasi

Dalam melakukan investasi, ada beberapa kesalahan umum yang biasa dilakukan masyarakat dalam berinvestasi. Apa saja kesalahan itu? Dan bagaimana tip memilih instrumen investasi yang cocok agar tidak tertipu investasi bodong?
Fitria menjelaskan, kesalahan umum yang biasa dilakukan dalam berinvestasi adalah mengharapkan hasil maksimal dengan risiko minimal dalam waktu singkat. "Ini sering menyebabkan terjerumus pada investasi bodong," ujarnya.
Kesalahan lainnya adalah memilih instrumen investasi hanya berdasarkan rekomendasi orang, tanpa mempelajari sendiri. Selain itu, masyarakat juga kerap salah berinvestasi karena memakai uang sisa atau menggunakan utang konsumtif.
Fitri menjelaskan, menunda investasi karena berpikir untuk investasi butuh modal besar. Padahal sekarang banyak pilihan investasi mulai Rp 100 ribu saja.
Tip Memilih Instrumen Investasi
View this post on Instagram
Sebelum memulai investasi, Fitri menyarankan untuk mengecek lebih dulu profil risiko. Pilih yang sesuai dengan kesiapan kita. "Jika tergoda mencoba investasi berisiko tinggi, tetapkan batas kerugian yang mampu diterima, dan disiplin untuk cut loss," tambah Fitri.
Ia mengatakan, investasi menganut prinsip high risk high return. Jadi, jika ada penawaran investasi dengan hasil yang tinggi, pasti ada risiko tinggi yang menyertai.
Fitri mengingatkan agar jangan hanya tergiur dengan hasil di masa lalu, karena tidak ada jaminan hasil pada masa depan akan sama atau lebih baik. "Jika ada investasi yang memberikan jaminan hasil investasi yang sangat tinggi dan mengeklaim tidak ada risiko, segera jauhi karena bisa dipastikan itu investasi bodong," ujarnya mengingatkan.
Di dunia yang sudah sangat mudah akses informasi, sebaiknya cari tahu legalitas investasi. Mencari informasi ini bisa kita lakukan dengan riset dari peraturan yang telah dikeluarkan oleh ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti), dan lainnya sesuai dengan jenis investasinya
Gunakan akal sehat dalam berinvestasi. Pelajari risiko, bukan hanya potensi untungnya.AGUSTINA FITRIA, Perencana Keuangan dari OneShildt
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Fikih Peradaban dan Legitimasi Piagam PBB
Perbincangan fikih peradaban absen dalam kanon-kanon fikih yang ditulis para ulama.
SELENGKAPNYABenteng Kokoh Itu Pun Runtuh
Selama Kekaisaran Ottoman, kastil diperluas dan dibentengi saat Gaziantep tumbuh sebagai pusat militer, politik, dan budaya.
SELENGKAPNYAMelihat Lagi Jejak Hubungan Turki Utsmani dan Aceh
Aceh menjalin hubungan diplomatik dengan Turki Utsmaniyah setidaknya sejak abad VI.
SELENGKAPNYA