
Ekonomi
Menkeu: Pemulihan Ekonomi Merata
Presiden Jokowi menyatakan ancaman resesi sudah mereda.
JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pemulihan ekonomi Indonesia tidak hanya terjadi di lintas sektor, tapi juga lintas region atau wilayah. Misalnya Bali, sektor pariwisata di sana mulai pulih setelah sebelumnya terdampak pandemi Covid-19 sangat dalam.
"Juga wilayah Sumatra yang cukup rentan. Semua sektor ini sedang pulih, Anda lihat dari tadinya sudah jatuh ke bawah mulai pulih, begitu pula transportasi yang turut terkena pukulan pandemi," ujarnya dalam Mandiri Investment Forum (MIF) di Jakarta, Rabu (1/2).
Ia melanjutkan, saat pandemi, restoran terkena pukulan paling keras, tapi sekarang atau pada 2022 sudah tumbuh dua angka. Dirinya mengatakan, pemulihan berbagai sektor dan wilayah tersebut mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga tingkat pengangguran berkurang.
"Setelah tingkat pengangguran di 7 persen, sekarang di bawah 6 persen, yaitu di 5,86 persen. Maka, pertumbuhan tersebut menyediakan lebih banyak peluang buat kita guna melanjutkan penurunan kemiskinan setelah mengalami tingkat kemiskinan di 10,19 persen, sekarang di bawah 10 persen," tutur Sri Mulyani.
Dirinya optimistis, tahun ini Indonesia akan bisa melalui berbagai tantangan global. Itu didukung oleh kondisi fiskal yang sehat untuk memitigasi dampak pandemi Covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi.
Kebijakan fiskal 2023 selanjutnya, kata dia, bertujuan memberikan landasan yang kokoh bagi perekonomian. Di antaranya melalui defisit yang adaptif pada pemulihan ekonomi yang berkelanjutan serta menghadapi ketidakpastian global.
"Adanya pelemahan ekonomi global mungkin tidak separah yang diperkirakan, tetapi tetap. Pelemahan ini akan berlanjut sampai kuartal pertama 2023 atau bahkan lebih panjang sampai paruh pertama 2023, tapi ini mungkin akan lebih baik menyediakan optimisme," ujar dia.
Maksudnya, sambung Sri Mulyani, tekanan yang datang dari respons kebijakan moneter ini mulai melambat. Dengan begitu, ada harapan baru pada 2023. Setidaknya pada semester kedua 2023 bakal terlihat kinerja positif, yaitu menurunnya inflasi, harga mulai stabil, serta tekanan harga mulai menurun.

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 menjadi 2,9 persen atau lebih tinggi 0,2 poin dari perkiraan sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan sebesar 4,8 persen tahun ini.
Sri Mulyani Indrawati mengatakan, proyeksi itu menunjukkan perekonomian digambarkan agak ringan daripada sebelumnya. "Yang tadinya agak berat menjadi sedikit agak ringan, maka muncul pernyataan mereka, tidak yang dibayangkan," ujarnya.
Hal itu, lanjutnya, berkaitan dengan perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Kebijakan strict lockdown atau pengetatan di Cina pun mulai dibuka sehingga ekonomi dunia 2023 dinilai sedikit lebih baik.
Namun, kata dia, pelemahan masih terjadi, tapi tidak sampai resesi. "Ini berarti dampaknya ke kita, di satu sisi pada 2023 IMF proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,8 persen, lalu beberapa lembaga internasional menyebutkan antara 4,7 persen sampai 5,3 persen. Kami melihat momentum pertumbuhan Indonesia pada 2023 masih sangat kuat," ujarnya menegaskan.
Sri melanjutkan, pemerintah pun yakin pertumbuhan ekonomi kuartal empat 2022 yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pekan depan masih di atas 5 persen. Maka, total pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu di kisaran 5,2 persen sampai 5,3 persen.
Kemudian, pada kuartal pertama tahun ini, kata Sri Mulyani, mobilitas masyarakat diperkirakan sudah luar biasa. Tingkat mobilitas bahkan lebih tinggi daripada kuartal keempat tahun lalu yang sudah mengalami Natal dan tahun baru.
"Kuartal pertama 2023 akan lebih kuat dari kuartal pertama 2022 karena saat itu omikron mulai muncul. Jadi, kuartal I tahun ini, pertumbuhan akan sangat kuat, kemudian masuk Ramadhan dan hari raya," tuturnya.
Ia berharap Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri dapat dirayakan secara penuh sehingga momentum pemulihan ekonomi bertahan bagus. Berbagai indikator ekonomi, lanjutnya, juga membaik.
Tekanan harga, kata dia, menurun sehingga inflasi membaik. Lalu, konsumsi terjaga baik, dan sinyalnya akan positif ke investasi.

"Disampaikan, kredit growth di atas 11 persen. Ini kasih indikasi sumber pertumbuhan domestik masih sangat kuat, ekspor sedikit koreksi. Namun, dengan pemulihan ekonomi yang masih baik, masih akan tetap di atas 5 persen atau dekati asumsi APBN 5,3 persen," ujar Sri Mulyani.
Presiden Joko Widodo juga mengatakan, tekanan ekonomi global terhadap perekonomian nasional saat ini sudah mulai mereda. Menurut dia, berbagai hal yang ditakutkan sebelumnya pun juga tidak terjadi.
"Tadi pagi saya mendapatkan informasi bahwa tekanan global, tekanan ekonomi global terhadap ekonomi kita ini sudah agak mereda. Apa yang dulu kita bayang-bayangkan kita takutkan itu ternyata banyak yang tidak terjadi. Ini patut kita syukuri," kata Jokowi dalam sambutannya di Mandiri Investment Forum, Jakarta, Rabu (1/2).
Jokowi memperkirakan, pertumbuhan ekonomi nasional di 2022 year on year akan berada di angka 5,2-5,3 persen. Sedangkan, angka inflasi masih terkendali di angka 5,5 persen dan Purchasing Managers Index yang berada di angka 50,9. Karena itu, Jokowi pun meminta semua pihak untuk optimistis meski juga tetap perlu berhati-hati.

"Sisi ekonomi, kita ini harus optimis, jangan sampai ada yang pesimis satu orang pun. Harus optimis, jangan pesimis .... Lha kalau melihat angka-angka seperti ini kita tidak optimistis, keliru. Tapi memang tetap harus hati-hati dan waspada. Hati-hati dan waspada. Tetap," ujar Jokowi.
Kemudian, di sisi perbankan, Jokowi menyebut kredit tumbuh sebesar 11,3 persen di 2022 dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9 persen. Sementara itu, NPL (non-performing loan) gross berada di angka 2,4 persen. Kondisi itu, kata dia, perlu untuk disyukuri.
Di sisi investasi, pada 2022, Jokowi mengatakan, pemerintah bisa mencapai target investasi di atas Rp 1.200 triliun. Selain itu, ia juga mengaku senang karena investasi tidak terfokus di Jawa saja. Sebanyak 53 persen investasi saat ini sudah berada di luar Jawa, sedangkan 47 persen lainnya ada di Jawa.
"Artinya, kita ini sudah tidak Jawa-sentris lagi, tapi Indonesia-sentris. Baik di Sulawesi, baik di Maluku Utara, baik di Sumatra, tumbuh 53 persen di luar Jawa dan di Jawa 47 persen. Ini sangat-sangat baik karena hampir semua negara sekarang ini rebutan yang namanya investasi," ujar Jokowi.
Menurut dia, terdapat beberapa faktor yang mendorong tingginya minat investasi di Indonesia. Pertama, pemerataan infrastruktur yang sudah hampir merata di luar Jawa, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandara.
Selain itu, kondisi stabilitas sosial, politik, dan keamanan di Indonesia dianggap baik. Tak hanya itu, Jokowi juga menyebut fundamental ekonomi dinilai baik sehingga menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia.
"Dan juga kepemimpinan Indonesia di G-20 dan sekarang menjadi ketua ASEAN. Dan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi kita masih di konsumsi dan yang kedua di investasi," ujarnya. Karena itu, Jokowi meminta investasi di Indonesia dapat dijaga, baik investasi dalam ukuran kecil, seperti UKM, maupun yang besar, seperti korporasi.
Proyeksi PBB: Ekonomi Global 2023 Hanya Tumbuh 1,9 Persen
Ekonomi global baru akan meningkat secara moderat pada 2024.
SELENGKAPNYAEkonomi Islam dalam Pusaran Krisis Pangan
Ekonomi Islam mengajarkan bangunan relasi manusia dengan alam secara harmonis melalui kelestarian alam.
SELENGKAPNYAIndonesia Pusat Baru Ekonomi Dunia
Tahun 2023 merupakan awal dari munculnya Indonesia sebagai pusat baru ekonomi dunia.
SELENGKAPNYA