
Belanja
Bersiap Buka Lembaran Baru
Setiap orang perlu melakukan perencanaan di berbagai aspek sebelum memasuki tahun baru.
OLEH ADYSHA CITRA RAMADHANI
Momen pergantian tahun biasanya disambut dengan penuh sukacita. Namun, tak dimungkiri, ketidakpastian pandemi hingga prediksi resesi global pada 2023 membuat momen pergantian tahun kali ini juga diliputi kesuraman.
"Kalau khawatir atau gelisah, pasti ada. Karena kita tidak tahu, manusia tidak bisa mengontrol apa yang akan terjadi," kata Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani Sani Budiantini Hermawan SPsi kepada Republika, pekan lalu.
Meski 2023 kerap "diramalkan" sebagai tahun yang sulit, Sani mengatakan, setiap tahun sebenarnya memiliki masing-masing perjuangannya. Selain itu, akan selalu ada situasi yang mungkin terjadi di luar kontrol manusia. "Makanya, buatlah perencanaan karena kontrolnya ada di kita. Buatlah planning dari jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang, mau yang umum atau mungkin sampai teknis."
Sani mencontohkan dalam perencanaan keuangan, kegiatan yang ingin dilakukan hingga tujuan hidup yang ingin dicapai pada tahun depan, seperti pernikahan hingga rencana pendidikan. "Jadi, semua itu diperhitungkan pada awal tahun, supaya kita jelas mau ke mana arahnya."

Dia juga menyarankan agar melihat ke depan lebih fokus lagi dan melihat tahun sebelumnya sebagai pembelajaran. "Belajar switch pikiran negatif menjadi positif supaya jadi energi baru, jadi tenaga baru, untuk menyongsong tahun yang baru."
Isu yang mungkin menjadi momok pada 2023 adalah masalah keuangan. Agar keuangan tetap sehat pada 2023, Head of Financial Planning OneShildt Financial Independence Agustina Fitria CFP punya tip yang dapat dicoba sambil menanti tahun yang baru. "Agar keuangan tetap sehat, siapkan dan darurat minimal tiga bulan pengeluaran," kata Fitria.
Bila sumber penghasilan sangat rentan terdampak resesi, Fitria menganjurkan persiapan dana darurat yang lebih besar, misalnya, hingga enam bulan pengeluaran. Dana darurat ini bermanfaat untuk mengantisipasi beragam situasi yang tak terduga, seperti berkurangnya pemasukan, sakit, hingga kehilangan pekerjaan.

Sementara, terkait masalah kesehatan dan pandemi Covid-19, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro berharap liburan Natal dan tahun baru bisa dilalui dalam kondisi yang baik dan kondusif. Berkaitan dengan ini, PPKM masih akan diberlakukan. "Pemberlakuan PPKM Level 1 berlaku dari 6 Desember 2022 hingga 9 Januari 2023," ujar Reisa dalam keterangan persnya di awal Desember 2022.
Masyarakat yang berlibur dianjurkan memilih akomodasi ber-CHSE yang menjamin kebersihan, kesehatan, dan keberlangsungan lingkungan. Upaya menjaga kesehatan lewat gaya hidup bersih dan sehat, kata Reisa, tetap dijalankan. "Ini tidak hanya terkait Covid-19, tapi juga bermanfaat menghindari penyakit lainnya yang dapat meningkatkan risiko fatalitas pada para penderita Covid-19."
Meningkatnya aktivitas masyarakat di akhir tahun memungkinkan mereka menghadapi varian-varian baru dengan antibodi yang terbentuk dari vaksinasi. "Manfaatkan vaksinasi dari pemerintah ini sesegera mungkin," ujar Reisa. Yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah tetap menjalankan protokol kesehatan dengan tertib, termasuk mengenakan masker dan rutin membersihkan tangan.
Indonesia Dapat Tambahan Kuota Beasiswa dari Al-Azhar
Kunjungan Menag ke Mesir dilakukan untuk menguatkan kerja sama Kemenag dan al-Azhar.
SELENGKAPNYAErick, Mak Itam, dan Bangkitnya Wisata Lokal
Setelah kandungan batu bara diambil selama ratusan tahun, Sawahlunto kini justru ditinggal.
SELENGKAPNYAMuamalat Perkuat Pembiayaan Sindikasi
Sindikasi ini melibatkan tiga bank lain yaitu Bank Mandiri, BTPN, dan OCBC NISP.
SELENGKAPNYA