Petugas medis saat bekerja di RSUP Sardjito, Yogyakarta. | Republika/ Wihdan

Ekonomi

HK dan Adhi Karya Garap Rumah Sakit IDB

IDB mendukung pengembangan RSIA di Indonesia dengan memberikan pendanaan sebesar 262 juta dolar AS.

JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) (HK) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk ikut dalam pembangunan rumah sakit ibu dan anak (RSIA) hasil kerja sama Indonesia dengan Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IDB).

HK mendapatkan kontrak baru proyek pembangunan gedung Ibu dan Anak Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr Sardjito Sleman, Yogyakarta. Direktur Operasi II Hutama Karya Gunadi menyampaikan, proyek senilai Rp 234 miliar ini masuk dalam perjanjian kerja sama antara Kementerian Kesehatan melalui manajemen RSUP Dr Sardjito dan Kementerian Keuangan dengan sumber dana dari IDB dalam bidang kesehatan dengan menunjuk HK sebagai kontraktor pembangunannya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT Hutama Karya (Persero) (@hutamakarya)

Kerja sama itu bertujuan meningkatkan pelayanan ibu dan anak pada enam rumah sakit vertikal di Indonesia. "Kami menargetkan proyek dapat selesai tepat waktu dengan upaya percepatan, seperti melakukan monitoring berkala dengan mengedepankan tingkat komponen dalam negeri (TKDN)," ujar Gunadi, Senin (19/12).

Gunadi menyampaikan, pengerjaan proyek ini akan memakan waktu selama dua tahun sejak November 2022 hingga November 2024. "HK akan tetap mengedepankan aspek kualitas dan mutu yang terbaik. Selain itu, dalam proses pembangunannya, kami juga memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal setempat," ucap Gunadi.

Gunadi mengatakan, gedung Layanan Kesehatan Ibu dan Anak RSUP Dr Sardjito merupakan bangunan tambahan dari RSUP Dr Sardjito yang telah ada. Bangunan tambahan dengan luas lahan 7.524,30 meter persegi itu akan terdiri atas sembilan lantai dan dilengkapi dengan beberapa ruangan, seperti ICU, kangaroo mother care, pediatric emergency, one day care, kamar rawat inap reguler 20 ruang, VIP 34 ruang, dan rawat inap suites dua ruang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (@adhikaryaid)

"HK juga akan menambahkan beberapa detail pada fasad bangunan penggunaan motif batik dari artwork laser cutting aluminium solid panel," kata Gunadi.

Sementara itu, Adhi Karya berpartisipasi dalam pembangunan RS Wahidin Sudirohusodo Makassar dan RS Hasan Sadikin Bandung. "Kami dengan segenap kompetensi akan menjalankan amanah dari Kemenkes dalam pembangunan Rumah Sakit Vertikal Ibu dan Anak ini," kata Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi.

Entus mengatakan, proyek tersebut merupakan bantuan investasi melalui pinjaman luar negeri dengan tujuan meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, kualitas, dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui peningkatan enam RS rujukan nasional dan unit teknis vertikal di lima provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, dan Sulawesi Selatan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by The Islamic Development Bank (@isdb_stories)

Sebelumnya, Presiden IDB Muhammad Sulaiman Al Jasser mendukung pengembangan RSIA di Indonesia dengan memberikan pendanaan sebesar 262 juta dolar AS. Proyek tersebut merupakan Proyek Penguatan RS Rujukan Nasional dan Unit Teknis Vertikal yang sebenarnya telah dimulai sejak 2021 dan akan selesai pada 2026.

Dukungan dari IDB ini nantinya akan berlanjut dengan proyek RS Onkologi senilai 205 juta dolar AS kepada enam RS Pelayanan Terintegrasi Vertikal yang tersebar di lima provinsi. Selain itu, akan ada pelatihan bagi 5.500 petugas, termasuk dokter, tenaga kesehatan, sampai manajer, sehingga akan semakin memperkuat kapasitas tanggap darurat kesehatan di Indonesia.

Akhir yang Pantas untuk Piala Dunia Bersejarah

Laga dramatis Argentina vs Prancis menutup salah satu Piala Dunia terbaik.

SELENGKAPNYA

Jajaran PP Muhammadiyah Padukan Dua Generasi

Struktur PP Muhammadiyah periode ini merepresentasikan kepaduan generasi senior dan muda.

SELENGKAPNYA

Budaya Jawa Ngayogyakarta Hadiningrat di Jogokariyan

Literasi bahasa supaya anak-anak Kampung Jogokariyan tak buta huruf Jawa dan Arab pegon.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya