Sejumlah pengendara melintasi banjir di Jalan Yos Sudarso, Pulo Brayan,Medan, Sumatra Utara, Sabtu (19/11/2022). | ANTARA FOTO

Tajuk

Antisipasi Bencana Desember

Daerah-daerah kategori rawan bencana, khususnya banjir dan tanah longsor, mestinya segera meningkatkan kewaspadaan.

Desember segera menjelang. Ini bukan soal persiapan perayaan dan mudik akhir tahun yang mungkin dinanti banyak orang, melainkan soal sikap awas kita pada potensi bencana pada Desember. Khususnya, bencana hidrometeorologi.

Dengan demikian, sejak dini kita dituntut mengantisipasi kejadian bencana yang mungkin muncul. Persiapan memadai akan membantu menghindarkan diri dari bencana. Jika akhirnya bencana tak bisa dibendung, jumlah korban minim bahkan nihil.

Tak hanya itu, penanganan pascabencana bisa dilakukan dengan berbagai penyempurnaan. Menambal kekurangan penanganan pascabencana sebelum-sebelumnya, misalnya. Dan kewaspadaan itu bukan tanpa dasar, melainkan merujuk wanti-wanti badan berwenang.

 

 
Tak hanya itu, penanganan pascabencana bisa dilakukan dengan berbagai penyempurnaan.
 
 

 

Soal ini, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), potensi bencana hidrometeorologi diperkirakan terjadi merata. Sebab, puncak musim hujan berlangsung pada Desember ini.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Senin (28/11) menjelaskan, peluang hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi merata di seluruh bagian Indonesia mulai dari utara Sumatra sampai selatan Papua.

Distribusi cuaca dalam satu pekan terakhir sejak 21 November, sejumlah wilayah, seperti Kalimantan dan sebagian Sulawesi ditutupi awan hujan. Lalu berpindah ke wilayah Sumatra dan sebagian utara Jawa pada 22 November.

Sedangkan pada 23 November, awan hujan bergerak ke Papua dan Kalimantan bagian barat. Pergerakan awan pada 24 November kembali ke Sumatra dan seluruh Pulau Jawa, dilanjutkan 25 November bergerak ke Kalimantan dan selatan Papua.

 
Distribusi cuaca dalam satu pekan terakhir sejak 21 November, sejumlah wilayah, seperti Kalimantan dan sebagian Sulawesi ditutupi awan hujan. Lalu berpindah ke wilayah Sumatra dan sebagian utara Jawa pada 22 November.
 
 

Pada 26 November, pindah lagi ke sebagian besar wilayah Sumatra. Muhari menyatakan, ini memberikan gambaran, secara normal dan musiman, kita akan masuk pada musim hujan. Artinya, puncak musim hujan di Indonesia dari Desember 2022 sampai Februari 2023.

Dia pun mengingatkan, pada Desember kita masih harus terus waspada dengan potensi hujan intensitas tinggi dan potensi bencana ikutannya dari aspek hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Dengan demikian, kita sudah diingatkan soal potensi bencana pada Desember. Tinggal bagaimana pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat meresponsnya. Apakah mengabaikannya begitu saja atau sebaliknya, melakukan persiapan sebaik mungkin.

Jika opsi terakhir dipilih, yang harus dilakukan adalah menetapkan rencana antisipasi dan mitigasi potensi datangnya bencana hidrometeorologi, yang sudah diperkirakan tersebut. Akibat yang bakal kita tanggung, bergantung pada tindakan kita saat ini.

 
Jika opsi terakhir dipilih, yang harus dilakukan adalah menetapkan rencana antisipasi dan mitigasi potensi datangnya bencana hidrometeorologi, yang sudah diperkirakan tersebut.
 
 

Daerah-daerah kategori rawan bencana, khususnya banjir dan tanah longsor, mestinya segera meningkatkan kewaspadaan. Mempersiapkan langkah pencegahan dan penanganan bencana. Jangan sampai, kalang kabut saat bencana benar-benar tiba.

Hitung cermat rencana penanganan, logistik bagi pengungsi jika memang nantinya ada, penanganan kesehatan korban bencana, relokasi, dan rehabilitasi pascabencana. Dengan demikian, rencana berjalan efektif dan dana bencana dibelanjakan secara efisien.

Masyarakat juga perlu punya kepedulian tinggi. Mereka mestinya turut membenahi lingkungan yang telanjur rusak, misalnya atau memelihara alam sekitar agar tetap lestari. Jadi saat hujan berintensitas tinggi mengguyur, tanah tak longsor juga tak melahirkan banjir.

Terlepas dari semua itu, semoga di pengujung tahun ini tak banyak atau bahkan tak ada duka tertumpah. Tak ada tangis kesedihan akibat kehilangan harta dan nyawa karena bencana. Sebaliknya, semoga kita dapat khusyuk bermunajat, berharap kebaikan untuk tahun berikutnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Perbankan Syariah Sesuaikan Margin Pembiayaan

Laba BCA Syariah mencapai Rp 97 miliar atau naik 49,7 persen.

SELENGKAPNYA

Serapan Beras Bulog Masih Rendah

Persoalan pangan membutuhkan data yang valid.

SELENGKAPNYA

Masa Pencarian Korban Gempa Cianjur Diperpanjang

Tren kasus penyakit pada warga yang mengungsi mulai mengalami penurunan.

SELENGKAPNYA