Suporter Timnas Sepak Bola Arab Saudi merayakan kemenangan atas Argentina di Lusail Stadium, Lusail, Qatar, Selasa (22/11/2022). | AP Photo/Luca Bruno

Kisah Mancanegara

Gema Kemenangan Arab Saudi atas Argentina

Selain rekor tidak pernah kalah dalam 36 laga sebelumnya, Albiceleste juga diperkuat salah satu pemain terbaik dalam dua dekade terakhir, Lionel Messi.

OLEH REJA IRFA WIDODO, RAHMAT FAJAR

Euforia dari para penggawa dan seluruh ofisial Timnas Arab Saudi langsung pecah begitu wasit Slavko Vincic meniup peluit tanda berakhirnya laga di Stadion Lusail, Al Daayen, Selasa (22/11) malam WIB. Nyaris semua pemain, staf pelatih, dan ofisial Timnas Arab Saudi masuk ke lapangan. Sejumlah penggawa Timnas Arab Saudi langsung bersujud sebagai ungkapan rasa syukur begitu laga tersebut usai.

Green Falcons, julukan Timnas Arab Saudi, seolah sudah berhasil menjuarai sebuah turnamen besar. Di jagat media sosial, akun resmi Piala Dunia 2022 bahkan menunggah sebuah pesan bombastis, ''Kejutan terbesar pada sepanjang sejarah Piala Dunia telah tercipta.'' Unggahan ini terdengar berlebihan, tapi rasanya tidak apabila menilik konteks dari laga tersebut.

Klaim itu tidak begitu saja muncul dari ruang hampa. Laga itu memang bukan partai final sebuah turnamen bergengsi, melainkan laga pertama penyisihan Grup C Piala Dunia 2022. Namun, kemenangan 2-1 Arab Saudi atas Argentina di laga itu sudah tercatat sebagai sejarah membanggakan, terutama buat bangsa Arab. Sebelum laga itu digelar, Arab Saudi sudah digadang-gadang bakal menjadi pesakitan. Maklum, Argentina adalah kandidat terkuat peraih titel Piala Dunia 2022.

Selain rekor tidak pernah kalah dalam 36 laga sebelumnya, Albiceleste juga diperkuat salah satu pemain terbaik dalam dua dekade terakhir, Lionel Messi. Bahkan, banyak pihak menilai, Piala Dunia 2022 ini akan menjadi cerita kesuksesan Messi bersama Albiceleste. Apalagi, rekam jejak Arab Saudi pada laga perdana Piala Dunia begitu buruk.

Green Falcons menjadi bulan-bulanan saat dicukur Jerman dengan kekalahan telak 0-8 di Piala Dunia 2006 dan dibekap Rusia 0-5 di Piala Dunia 2018. Kendati begitu, kisah heroik di sejarah sepak bola soal kemampuan tim underdog menjungkalkan prediksi dan mengalahkan tim unggulan kembali terulang pada laga ini.

photo
Pemain Arab Saudi Salem Aldawsari merayakan gol ke gawang Argentina dalam pertandingan Grup C Piala Dunia 2022 di di Lusail Stadium, Lusail, Qatar, Selasa (22/11/2022). - (EPA-EFE/Rungroj Yongrit)

Kemenangan yang akhirnya menggema tidak hanya di Stadion Lusail, tapi juga di seluruh Jazirah Arab. Kebanggaan besar atas kemenangan ini dirasa bukan hanya milik Arab Saudi, tapi seluruh warga negara Jazirah Arab, seperti Uni Emirat Arab (UAE), Qatar, Yaman, dan Bahrain. Pun dengan bangsa Arab, yang banyak tersebar di sekitar wilayah di Asia Barat hingga Afrika Utara.

"Ini adalah kemenangan untuk bangsa Arab. Kami tidak bisa mengungkapkan kebahagiaan kami. Kemenangan ini layak dirayakan dengan pesta besar. Saya akan segera berkumpul dengan keluarga dan teman-teman saya," kata Saeed Adel Al Rustumani, salah satu warga Uni Emirat Arab (UAE), seperti dilansir Khaleej Times, Rabu (22/11).

Sejumlah warga Arab Saudi yang bermukim di sejumlah negara Jazirah Arab, termasuk UEA, bahkan dilaporkan kembali ke kampung halaman untuk merayakan kemenangan ini. Di Arab Saudi, kemenangan historis tim besutan Herve Renard itu memang disambut dengan keputusan Raja Salman menetapkan hari libur nasional pada Rabu (23/11) waktu setempat, atau sehari setelah laga tersebut. Di Ibu Kota Arab Saudi, Jeddah, warga langsung larut dalam kegembiraan begitu laga Arab Saudi kontra Argentina berakhir.

Laman Al Arabiya melaporkan, sepanjang Selasa (21/11) waktu setempat, warga-warga di Jeddah dan Taif sempat turun ke jalan utama dan melambaikan bendera Arab Saudi sembari membunyikan klakson mobil dan bernyanyi. Kondisi ini juga dilaporkan terjadi di sejumlah titik di Dubai, salah satu kota terbesar di UAE.

Ucapan selamat pun mengalir dari sejumlah pemimpin di kawasan Timur Tengah, tidak terkecuali dari Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia’ Al Sudani. "Kami mengucapkan selamat untuk saudara kami di timnas Arab Saudi. Mereka layak atas kemenangan itu. Kami berharap kesuksesan buat tim tersebut di Piala Dunia 2022," tulis Al Sudani di akun media sosial miliknya.

Kemenangan Arab Saudi atas Argentina ini seolah datang pada momen yang tepat. Piala Dunia 2022 merupakan edisi perdana gelaran turnamen olahraga paling populer di dunia itu digelar di negara Arab, di kawasan Timur Tengah, sekaligus di negara Muslim.

Kemenangan ini pun memiliki arti yang lebih istimewa dalam upaya menjaga stabilitas geopolitik di Jazirah Arab. Empat tahun lalu, sejumlah negara di kawasan tersebut, seperti Arab Saudi, Bahrain, dan Mesir, bertikai dengan Qatar, negara penyelenggara Piala Dunia 2022.

Negara-negara tersebut, yang sebagian besar merupakan anggota GCC (Dewan Kerjasama Negara Teluk) sepakat untuk memblokade dan memutus hubungan diplomatik dengan Qatar.

photo
Pemain andalan Argentina Lionel Messi menunjukkan kekecewaan setelah timnya kalah melawan Arab Saudi dalam pertandingan Grup C Piala Dunia 2022 di di Lusail Stadium, Lusail, Qatar, Selasa (22/11/2022). - (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Negara yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi dan Teluk Persia itu dinilai melindungi kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan teroris. Blokade ini berakhir pada Januari 2021 lewat perjanjian Al Ula. Setahun kemudian, ikatan ini sepertinya kembali menguat dengan kemenangan Arab Saudi atas Argentina di tanah Qatar. Kemenangan itu menjadi kebanggan bersama bangsa Arab, sebuah bangsa yang sempat memiliki sejarah panjang peperangan dan pertikaian antar suku dan kabilah.

Kemenangan mengejutkan Arab Saudi atas Argentina tentu tak lepas dari peran pelatih Herve Renard. Motivasinya di ruang ganti usai tertinggal 0-1 oleh gol Lionel Messi pada babak pertama ,menyulut kebangkitan pasukan Saudi di babak kedua hingga berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1.

Gelandang Arab Saudi Abdulellah Al-Malki mengungkapkan, kata-kata Renard di saat turun minum sangat menginspirasi pemain dan datang pada saat yang tepat. Oleh karena itu, Al-Malki tak segan menyebut Renard sebagai pelatih gila. “Dia memotivasi kami selama jeda, memberi tahu kami hal-hal yang membuat kami ingin berlari,” katanya dilansir dari Dailymail, Rabu (23/11).

Ia menegaskan, motivasi merupakan faktor penting sebelum pertandingan karena memasuki pertandingan sebagai underdog melawan tim favorit juara. Menurut Al-Maliki, ada satu motivasi yang membuat pemain tersulut untuk memberikan perlawanan kepada Messi dan kawan-kawan.

“Sebelum pertandingan, dalam pembicaraan pra-pertandingan dengan pelatih, saya bersumpah demi Tuhan saya menangis. Dia memotivasi kami sampai-sampai kami tidak sabar menunggu pertandingan dimulai,” ungkapnya.

Reanard memiliki karier panjang sebagai pelatih. Dia sukses di Piala Afrika bersama Zambia dan Pantai Gading. Dia juga menjadi orang Prancis pertama yang menjadi pelatih Arab Saudi sejak Juli 2019. Kurang lebih tiga tahun ia membawa Arab Saudi meraih kemenangan mengejutkan di Piala Dunia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Tuntutan Fokus A Selecao

Portugal sebenarnya memiliki problem yang jauh lebih besar.

SELENGKAPNYA

Raksasa Tertidur Vs Macan Asia

Uruguay dan Korsel sama-sama memiliki sejumlah pemain top yang merumput di Eropa.

SELENGKAPNYA

Percepat Distribusi Bantuan Korban Gempa Cianjur

Reruntuhan bangunan menjadi salah satu hambatan dalam pendistribusian bantuan.

SELENGKAPNYA