OLEH SHELBI ASRIANTI

Musisi-musisi muda yang bernaung di bawah label Juni Records menampilkan karya-karya anyarnya dalam gelaran musik “Juni Day & Night". Biru Baru, Bernadya Ribka, dan Sade Suanto tampil dalam perayaan hari jadi kedelapan Juni Group yang berlangsung di M Bloc Space, Jakarta, Rabu (16/11) petang. Tak ketinggalan juga sang senior, Raisa, yang juga tampil dalam panggung tersebut.

Tembang-tembang yang mereka pentaskan banyak berkisah tentang kehidupan. Salah satu contohnya Biru Baru melalui lagu “"Hati Manusia, Hati yang Terluka” menggali perasaan hati manusia yang rentan tersakiti kala mengejar kebahagiaan yang ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. 

Tembang tersebut termuat dalam album kedua Rasa & Manusia yang dirilis Biru Baru pada November 2022. Duo yang terdiri atas Clemens Goldan Divembryan Tambayong (Goldan) dan Talitha Belinda Esmeralda (Tata) itu menyampaikan cerita di balik pembuatan lagu. Goldan sudah mulai menciptakan lagu sejak tahun lalu.

Akan tetapi, lagu itu belum sepenuhnya utuh dan rampung. Saat menggarap album bersama Tata, barulah Goldan memperdengarkan awalan lagu kepada Tata dan menyempurnakan tembang tersebut dengan tambahan penulisan lirik dari Tata.

Lagu tersebut bercerita tentang titik berat manusia sebagai makhluk yang pernah disakiti. “Mencari hal-hal yang jauh dan enggak bisa didapatkan. Ingin mencari kebahagiaan, tapi malah menyakiti diri sendiri," ujar Goldan.

 

Mencari hal-hal yang jauh dan enggak bisa didapatkan. Ingin mencari kebahagiaan, tapi malah menyakiti diri sendiri

CLEMENS GOLDAN DIVEMBRYAN TAMBAYONG Musisi

 

SHARE    

Selain "Hati Manusia, Hati Yang Terluka", seluruh lagu dalam album ditulis dan diproduksi oleh Tata dan Goldan. Album Rasa & Manusia memuat total 11 lagu dan menceritakan empat fase hidup yang dilalui manusia. Ada fase kelahiran dan kreasi, fase ego dan emosi, fase menghadapi berbagai konflik, hingga fase terakhir berupa kedamaian dan penerimaan. Biru Baru menganggap karya itu menjadi proses pendewasaan mereka.

Tata menceritakan satu lagu yang membuatnya sangat emosional, yaitu "Puan". Dia mempersembahkan lagu itu untuk sang ibunda yang sangat dia kagumi. Sosok kuat yang terus bertahan untuk anak-anak dan keluarganya. 

Pengakuan atas karya-karya yang sudah ditelurkan Biru Baru cukup baik. Salah satunya, duo musisi muda tersebut mendapat nominasi AMI Awards 2022 untuk kategori duo/grup/kolaborasi alternatif terbaik.

Meski begitu, Tata dan Goldan mengaku masih harus banyak belajar sebagai grup musik yang sedang berkembang. Mereka berharap Biru Baru dianggap sebagai duo yang selalu membawa pesan baik dan karya-karya yang dihasilkan dapat menjadi "teman" bagi penikmat musik.

"Buat yang lagi banyak masalah, yang lagi sedih, yang lagi mengalami fase beranjak dewasa, mungkin di fase ‘mumet’ kuliah, bisa menemani semua," kata Tata.

Sementara itu, musisi Bernadya membawakan lagu yang dirilis perdana bersama Juni Records di atas panggung, yaitu "Apa Mungkin". Lagu itu mengisahkan sudut pandang seseorang yang tiba-tiba ditinggalkan pasangannya tanpa alasan jelas. Perempuan 18 tahun kelahiran Surabaya itu terinspirasi dari curhatan sahabatnya. Saat menyendiri di kamar sambil memainkan gitar, Bernadya langsung menggubah lagu tersebut menjadi racikan yang manis.

“Dalam lagu ini aku mau mencurahkan isi kepala mengenai pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab selama ini mengenai sebuah hubungan," kata Bernadya yang pernah tergabung dalam duo Celine & Nadya.

Muatan tersebut agaknya membuat banyak pendengar yang punya pengalaman sama ikut terhanyut. Buktinya, tembang yang dirilis pada September 2022 itu mencapai 1,8 juta streaming hanya dalam waktu satu bulan. Dalam penggarapan lagu, Bernadya berkolaborasi dengan musisi Rendy Pandugo sebagai produser musik. Aransemen lagu "Apa Mungkin" dibuat sederhana guna menemani lirik dengan penggunaan kata-kata yang ringan.

Dia sudah memiliki sejumlah stok karya untuk dieksekusi menjadi lagu yang dirilis kepada publik. Mahasiswi perfilman Universitas Multimedia Nusantara itu hendak merilis sejumlah single terlebih dahulu, berlanjut dengan album mini, kemudian album.

 

Dari segi lirik, aku berusaha menggunakan lirik yang orang enggak usah mikir, tapi mencoba kosakata yang enggak banyak ada di lagu-lagu lain.

 

 

SHARE    

Terkait identitas musik, Bernadya tertarik untuk mencoba banyak hal baru, tapi tetap mempertahankan karakter aslinya. Musisi yang terinspirasi solois Niki itu berharap semakin banyak orang mendengarkan musiknya. "Dari segi lirik, aku berusaha menggunakan lirik yang orang enggak usah mikir, tapi mencoba kosakata yang enggak banyak ada di lagu-lagu lain," kata Bernadya.

Musisi lain yang unjuk karya adalah Sade Susanto. Belum lama ini, dia memantapkan eksistensinya sebagai musisi dengan memperkenalkan album mini (EP) yang bertajuk Stark. Menurut Sade, Stark merupakan rangkuman atas ekspresi personal dan perasaannya yang diterjemahkan dalam bentuk lagu. Lagu jagoan dalam album adalah "I Love You, No Matter" yang mengisahkan cinta tanpa syarat.

 

Aku berusaha menggunakan lirik yang orang enggak usah mikir, tapi mencoba kosakata yang enggak banyak ada di lagu-lagu lain.

SADE SUSANTO Musisi

 

SHARE    

Karya Sade lainnya yakni "Don't Control Me", "U Got Me", "Solitude", "Pulang", dan "Maybe Baby". Setiap lagu menyampaikan pesan beragam, dengan lirik yang bisa dinikmati dalam berbagai kondisi mood pendengarnya.

Perempuan 24 tahun kelahiran Bantul, Yogyakarta, itu punya prinsip yang coba dia terapkan selama berkarya. Sade berusaha tidak terpaku pada satu formulasi musik saja, meski itu menghasilkan karya sukses. Dia mencontohkan, pada 2018 sempat merilis lagu mellow dan soulful yang ternyata berhasil di pasaran. Saat menciptakan karya berikutnya, Sade tidak ingin mengulang kesuksesan dengan lagu serupa.

Penerima nominasi AMI Awards 2022 untuk kategori penyanyi R&B solo wanita/pria terbaik itu justru mau terus menantang diri sendiri. "Aku mau mengeksplorasi R&B dari banyak sisi dan wajah," kata Sade.