
Geni
Musik Tradisi Riwayatmu Kini
Banyak yang perlu diperkenalkan dari kedahsyatan musik tradisional Indonesia.
OLEH GUMANTI AWALIYAH
Kelompok musik gambang kromong Sinar Baru membius para penonton yang hadir di Graha Bakti Budaya (GBB) Taman Ismail Marzuki, Senin (6/11) malam. Kelompok yang beranggotakan 15 personel terdiri atas kalangan muda dan tua tersebut membawakan sembilan lagu sayur yang hampir punah karena tak pernah lagi dimainkan.
Pemimpin kelompok Sinar Baru, Abah Ukar Sukardi, bercerita lagu sayur atau klasik merupakan istilah untuk lagu-lagu yang diciptakan untuk ngibing, seperti "Onde-onde", "Kudehel", "Pobin Kong Ji Lok", "Persi Selamat Datang", "Jali-jali Si Ronda", "Balo-balo”, hingga "Stambul Bilah". Seiring perkembangan zaman, eksistensi lagu sayur kian tersisihkan oleh lagu-lagu kekinian.
"Lagu sayur ini keitungnya udah enggak pernah dimainin lagi. Jadi kami sengaja bawain lagu sayur di mari untuk melestarikannya," kata Abah Ukar saat diwawancarai sebelum pentas, Senin (6/11).
Gambang kromong merupakan sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat-alat musik Cina seperti sukong, tehyan, dan kongahyan. Sinar Baru yang berbasis di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, menjadi salah satu kelompok musik tradisional yang berkesempatan unjuk gigi di International Ethnic Music Festival (IEMF) 2022 yang digagas Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
View this post on Instagram
Menurut Abah Ukar, peminat gambang kromong pada era modern semakin berkurang. Biasanya, gambang kromong menjadi hiburan favorit masyarakat kala pesta, entah itu pernikahan, sunatan, atau bahkan ulang tahun. Namun sekarang banyak masyarakat tak lagi memilih gambang keromong.
Sebagai generasi penerus, Abah Ukar terus berusaha memperkenalkan instrumen gambang keromong kepada generasi muda. Ini menjadi salah satu cara agar Sinar Baru yang didirikan pada 1985 itu bisa terus eksis pada tahun-tahun mendatang. Dia sangat terbuka kepada anak-anak muda yang mau belajar gambang keromong dan ikut tampil. “Saya ajarin cuma-cuma, saya senang sekali ya,” kata Abah Ukar.
Selain gambang keromong Sinar Baru, malam pertama IEMF 2022 juga dimeriahkan kelompok Rapai Pase Raja Buwah yang berasal dari Aceh. Rapai pasr merupakan alat musik sejenis rebana berukuran besar yang berkembang di daerah Aceh Pesisir. Alat ini dimainkan berkelompok secara bersamaan dengan tangan terbuka, menghasilkan suara dentuman berirama dan membahana.
Lagu sayur ini keitungnya udah enggak pernah dimainin lagi. Jadi kami sengaja bawain lagu sayur di mari untuk melestarikannya.ABAH UKAR SUKARDI, Pimpinan Kelompok Sinar Baru
Menurut pemimpin kelompok Rapai Pase Raja Buwah, Muhammad Bahlia, rapai pase memiliki suara kuat ketika dimainkan secara berkelompok. "Bahkan kalau kami main di kampung, itu suaranya bisa sampai ke desa seberang," kata Bahlia.
Tampil di panggung IEMF 2022 menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Bahlia dan kawan-kawan. Bukan hanya karena bisa memperkenalkan musik tradisi Aceh ke pendengar lebih luas, Bahlia meyakini, cara ini menjadi cara terbaik untuk melestarikan rapai pase.
Di Aceh sendiri, rapai pase sudah mulai surut peminatnya. “Entah itu karena memang tidak ada yang mengajarkan atau memang tidak ada yang minat lagi untuk belajar ini," kata Bahlia.

IEMF 2022 merupakan program yang dibuat untuk menciptakan ruang apresiasi secara luas bagi para pemusik tradisional, baik di nusantara maupun dunia. Hal tersebut dilatarbelakangi kurangnya perhatian publik terhadap musik tradisional dan hanya dipentaskan di tempat-tempat tertentu. Audiensnya pun terbatas atau kadang hanya dari kalangan internal masyarakatnya sendiri.
Anggota Komite Musik Komite Dewan Kesenian Jakarta yang juga komposer musik tradisional Imam Firmansyah menilai, banyak yang perlu diperkenalkan dari kedahsyatan musik tradisional Indonesia. Terlebih, musik tradisional juga punya peluang yang luas untuk bisa dikembangkan dan dikolaborasikan dengan genre musik apa pun.
Kemunculan generasi baru yang hidup dalam peradaban digital memberikan peluang terciptanya pemetaan kembali musik tradisional.IMAM FIRMANSYAH Anggota KOMISEK
"Kemunculan generasi baru yang hidup dalam peradaban digital memberikan peluang terciptanya pemetaan kembali musik tradisional melalui media-media baru," kata Imam dalam konferensi pers IEMF di Teater Wahyu Sihombing.
Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta lainnya, Cholil Mahmud yang juga dikenal sebagai vokalis dan gitaris Efek Rumah Kaca, menilai, ada banyak yang bisa digali lagi agar para pemusik benar-benar bisa hidup dari memainkan musik tradisional. Menurut dia, musik tradisional merupakan musik yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. “Ia bukan sekadar bebunyian, akan tetapi sebagai bentuk pengungkapan diri yang mewujud menjadi identitas," kata Cholil.
Perhelatan IEMF 2022 dimeriahkan oleh penampilan beberapa musisi tradisional dari dalam dan luar negeri, yakni Rapai Pase Raja Buwah (Aceh), Riau Rhythm (Riau), Kadapat (Bali), Sinar Baru (Bogor), Leon Gilberto Medellin (Meksiko), Cristina Duque (Ekuador), dan Victor Hugo (Meksiko) yang secara khusus mengisi sesi masterclass tentang musik dan tari Amerika Latin. n ed: qommarria rostanti
Dalil Pendapat Fikih Diskon PSJT
LKS dapat memberikan potongan dari kewajiban pembayaran baik dipersyaratkan maupun tidak dipersyaratkan.
SELENGKAPNYAAdaro Minerals Pasok Aluminium ke Hyundai
Suplai dan permintaan aluminium telah menjadi tidak stabil karena variabel-variabel situasional tak terduga.
SELENGKAPNYAPembangunan IKN Incar Dana ESG
Skema blended finance diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan perubahan iklim.
SELENGKAPNYA