
Kabar Utama
Tokoh Agama Jaga Perdamaian
Forum R-20 menjadi bukti Indonesia mampu menjadi rumah bagi keberagaman
BADUNG — Para tokoh lintas agama dunia berkumpul di Nusa Dua, Bali, dalam forum Religion of Twenty (R-20). Forum agama negara-negara G-20 ini diharapkan dapat menghasilkan upaya konkret untuk mendorong perdamaian dunia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara pembukaan R-20 pada Rabu (2/11) menyampaikan, para tokoh agama harus bekerja sama untuk meningkatkan kontribusi agama dalam menyelesaikan masalah-masalah dunia. “Juga untuk mengurangi rivalitas dan menghentikan perang demi dunia yang damai, dunia yang bersatu,” ujar Jokowi saat memberikan sambutan secara daring.
Dia menjelaskan, Indonesia berpenduduk lebih dari 275 juta jiwa yang terdiri atas 714 suku, lebih 1.100 bahasa lokal, dan memeluk enam agama yang berbeda. Di tengah kemajemukan tersebut, menurut dia, Indonesia dipersatukan oleh ideologi Pancasila. Menurut Jokowi, para tokoh agama yang berbeda telah menjadi bagian utama dari perjuangan kemerdekaan Indonesia pada 1945.
“Bahkan, tokoh agama yang berbeda juga menjadi bagian penting untuk menyukseskan program pembangunan Pemerintah Indonesia. Keberhasilan Indonesia saat ini, termasuk dalam penanganan Covid-19, juga berkat dari kontribusi para tokoh agama,” kata Jokowi.
Keberhasilan Indonesia saat ini, termasuk dalam penanganan Covid-19, juga berkat dari kontribusi para tokoh agama
JOKO WIDODO Presiden RI
Jokowi menilai, para tokoh agama dunia bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam Forum R-20. Presiden pun berharap ratusan peserta R-20 dapat membangun kesepahaman dan menyepakati langkah-langkah konkret.“Sehingga, agama bisa lebih berkontribusi terhadap peradaban dan kemanusiaan demi dunia yang lebih membahagiakan untuk semuanya,” kata Jokowi.

Pembukaan R-20 dihadiri 400 lebih peserta, yang terdiri atas sekitar 150 tokoh lintas agama dunia dan 250 partisipan domestik. Pembukaan juga dihadiri para ulama dunia dan Tanah Air, seperti Syekh Muhammad Abdul Karim al-Issa (Arab Saudi), Syekh Ibrahim Alam (Mufti Mesir), Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf
Forum R-20 juga dihadiri sejumlah tokoh dan menteri kabinet Indonesia Maju. Di antaranya, tampak Menteri BUMN Erick Thohir, mantan wakil presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Mahfud MD, serta Gubernur Bali I Wayan Koster. Para ulama dan tokoh tersebut kemudian secara bersama-sama menabuh rebana sebagai tanda pembukaan Forum R-20. Forum R-20 digelar PBNU bersama Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL) pada 2-3 November 2022.
View this post on Instagram
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam sambutannya menyampaikan pesan toleransi di balik penyelenggaraan R-20. Kepada para peserta, Gus Yahya menjelaskan bahwa Bali merupakan daerah di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. “Selamat datang di Bali, sebuah tanah tempat di mana pemeluk Hindu berada, yang mengizinkan NU dan Liga Muslim Dunia untuk membawa inisiatif di sini, di pulau ini, dengan semua para pemimpin agama berkumpul dari seluruh dunia,” ucap Gus Yahya.
Selamat datang di Bali, sebuah tanah tempat di mana pemeluk Hindu berada, yang mengizinkan NU dan Liga Muslim Dunia untuk membawa inisiatif di sini
KH YAHYA CHOLIL STAQUF Ketua Umum PBNU
Gus Yahya menjelaskan, Forum R-20 merupakan inisiatif dari orang-orang beragama yang memiliki kepedulian yang lebih tulus tentang masa depan umat manusia.“Kita berharap agar prakarsa ini memberikan tempat yang terhormat dan signifikan dalam dinamika global untuk perjuangan umat manusia guna mencari solusi bagi berbagai masalah dalam dinamika global,” kata Gus Yahya.

Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi dan mendukung terselenggaranya Forum R-20. Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu mengatakan, R-20 juga menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menjadi rumah bagi keberagaman dan contoh dalam penerapan toleransi.
Erick menilai, Forum R-20 ini dapat menjadi momentum dalam menyelesaikan sejumlah persoalan yang tengah terjadi, mulai dari masalah geopolitik hingga perekonomian yang penuh ketidakpastian. BUMN, kata Erick, sejak awal berkomitmen berkolaborasi dengan para tokoh agama dalam pemulihan ekonomi dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Saat pandemi, para tokoh agama banyak membantu pemerintah dan masyarakat dalam menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan hingga program vaksinasi
ERICK THOHIR Menteri BUMN
"Peran para tokoh agama tidak bisa diabaikan. Saat pandemi, para tokoh agama banyak membantu pemerintah dan masyarakat dalam menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan hingga program vaksinasi," ujar Erick menambahkan.
Erick menyebut, dukungan yang ditunjukkan para tokoh agama menjadi salah satu kunci keberhasilan Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19. “Kita masih ingat betul, para tokoh agama bekerja keras dalam memberikan pemahaman kepada para jamaah terkait adaptasi dalam ibadah saat pandemi melanda," ucap Erick.
Pria kelahiran Jakarta itu berharap forum ini kian memperkokoh silaturahim para tokoh agama di berbagai dunia. Menurut Erick, para tokoh agama mempunyai peranan besar dalam menyebarkan perdamaian dan keberpihakan terhadap ekonomi kerakyatan. "Kegiatan ini menjadi pertanda bahwa dengan saling mendengar satu sama lain, kita sama-sama bisa mencari solusi atas berbagai persoalan yang melanda dunia," katanya.
Mantan wakil presiden Jusuf Kalla berharap R-20 menghasilkan sikap toleransi untuk memajukan bangsa.“Harapan kita tentu saling menghormati satu sama lain antaragama, menghasilkan toleransi agar menjaga perdamaian,” ujar JK saat ditemui di sela-sela acara R-20.
Dia mengatakan, sebagai bagian dari G-20, Forum R-20 sangat dibutuhkan untuk membuat dunia ini semakin maju dan damai. "G-20 ada untuk membuat dunia makin maju. Dunia makin maju, dibutuhkan perdamaian. Perdamaian butuh toleransi,” kata JK.
G-20 ada untuk membuat dunia makin maju. Dunia makin maju, dibutuhkan perdamaian. Perdamaian butuh toleransi
JUSUF KALLA Wakil Presiden
Dia juga mengimbau kepada semua pemeluk agama di dalam negeri untuk tetap bisa saling menghormati satu sama lain. Karena kalau tidak, kata dia, bisa terjadi konflik agama, seperti di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada 2001.