
Jawa Timur
Ribuan Aremania Tuntut Keadilan Tragedi Kanjuruhan
PSSI juga diminta melakukan revolusi secara menyeluruh terhadap sepak bola nasional
MALANG -- Peristiwa tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu masih menyisakan duka bagi Aremania dan segenap elemen bangsa. Proses hukum pun masih berlangsung, dan Aremania berharap agar terhadap para tersangka diproses hukum seadil-adilnya.
Tuntutan itu disuarakan ribuan Aremania dari berbagai usia saat menggelar aksi unjuk rasa di Kota Malang, Kamis (27/10). Aksi ini untuk menuntut keadilan atas peristiwa tragedi Kanjuruhan.

Berdasarkan pengamatan Republika, aksi dimulai dari Alun-Alun Kota Malang. Sejumlah Aremania terlihat berkumpul dari berbagai wilayah di Malang Raya untuk menyatakan tuntutannya. Aksi ini tidak hanya dilakukan oleh Aremania laki-laki tetapi turut diikuti Aremanita perempuan.
Para Aremania juga terlihat kompak memakai baju hitam. Namun ada pula yang menggunakan pakaian berwarna biru dalam melakukan aksinya. Aksi dilanjutkan dengan berjalan dari titik Alun-Alun Kota Malang ke Balai Kota Malang.
Selama perjalanan tersebut, Aremania menampilkan sejumlah spanduk dan poster yang ditujukan agar tragedi Kanjuruhan bisa diusut setuntas-tuntasnya. Bahkan, Aremania turut membawa keranda hitam dan benda yang dibentuk seolah-olah seperti jenazah yang dikafani.
Menuntut penambahan pasal 338 bahkan 340 dari yang sebelumnya disangkakan oleh penyidik pasal 359 KUHP.MYHE Koordinator Aksi Aremania
Koordinator aksi, Myhe mengatakan, para Aremania menuntut aparat kepolisian serta penegak hukum yang lain agar enam tersangka yang sudah ditetapkan sebagai tahanan dilakukan proses hukum seadil-adilnya. "Dan menuntut penambahan pasal 338 bahkan 340 dari yang sebelumnya disangkakan oleh penyidik pasal 359 KUHP," tegasnya.
Poin kedua, Aremania menuntut pertanggungjawaban moral seluruh jajaran PSSI agar mundur dari jabatan saat ini. PSSI harus merevisi regulasi keselamatan dan keamanan penyelenggaraan liga di Indonesia sesuai dengan statuta FIFA. Kemudian meminta PSSI merevolusi secara menyeluruh terhadap sepak bola nasional.
Selanjutnya, Aremania menuntut pihak broadcaster liga untuk mengganti jam pertandingan di malam hari. Hal ini terutama saat laga yang berisiko tinggi atas ancaman bahaya.
View this post on Instagram
Aremania juga meminta aparat kepolisian dapat segera menyelediki, mengadili dan merilis siapa saja eksekutor penembak gas air mata saat tragedi kanjuruhan. Lalu menuntut transparansi aparat kepolisian terkait hasil sidang etik esekutor penembak gas air mata saat tragedi kanjuruhan.
Jika kemudian terbukti ada pelanggaran, maka harus dipidana seadil-adilnya. Berikutnya, Aremania menolak rekontruksi yang dilakukan oleh Polda Jatim. Hal ini terutama terkait keterangan tembakan tidak diarahkan ke arah tribun.
Keterangan ini dianggap salah karena sesuai bukti video dan foto yang beredar justru ada penembakan gas air mata ke arah tribun. Sebab itu, ini harus dilakukan rekontruksi ulang sesuai dengan fakta di lapangan. Aremania menuntut BRIN untuk merilis kandungan zat dalam gas air mata yang telah kedaluwarsa dan digunakan dalam tragedi Kanjuruhan.
Tuntunan lainnya, Aremania meminta manajemen Arema FC untuk turut andil mengawal proses usut tuntas tragedi Kanjuruhan. Manajemen harus selaras dengan perjuangan Aremania yang menuntut keadilan.
Selain itu, Aremania menuntut pemerintah bersinergi dengan Komnas HAM untuk menetapkan bahwa para tersangka melakukan kejahatan genosida. Aremania juga mengutuk segala bentuk intimidasi dari pihak manapun terhadap para saksi dan korban tragedi kanjuruhan.
Terakhir, mereka meminta tiga kepala daerah dan DPRD seluruh Malang Raya turut andil mengawal tragedi Kanjuruhan bersama Aremania hingga tuntas.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Tragedi Amir Sjarifuddin Sang Bendahara Kongres Pemuda
Amir Sjarifuddin adalah salah seorang otak Sumpah Pemuda 1928.
SELENGKAPNYADari Sumpah Palapa Hingga Sumpah Pemuda
Sama dengan Sumpah Palapa Gajah Mada, Sumpah Pemuda pun bernilai idiologis, politis, dan mitologis.
SELENGKAPNYARatusan Personel Amankan Pilkades Serentak
Kabupaten Purbalingga akan dilaksanakan pilkades serentak di 32 desa
SELENGKAPNYA