
Jakarta
DKI Masifkan Pembayaran Berbasis Pengenalan Wajah
PT JakLingko Indonesia sedang mengembangkan era baru pembayaran angkutan umum massal tersebut
JAKARTA – Dinas Perhubungan DKI Jakarta menggenjot penerapan metode pembayaran layanan transportasi massal berbasis pengenalan wajah atau face recognition. Pembayaran itu akan melengkapi layanan yang selama ini menggunakan kartu dan aplikasi.
“Saat ini, sedang dikembangkan untuk kemudian dipasang di seluruh halte dan stasiun dalam rangka implementasi tarif JakLingko,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo di Jakarta, Rabu (12/10).
Menurut dia, anak usaha Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI, PT JakLingko Indonesia sedang mengembangkan era baru pembayaran angkutan umum massal tersebut. Nantinya, kata dia, perekaman wajah bisa dilakukan melalui aplikasi JakLingko yang sedang disempurnakan.
"Dalam proses penyiapan peralatannya, itu kemudian dipasang seluruhnya di halte dan juga stasiun, kemudian setelah itu masyarakat tinggal mendaftar," katanya.

Setelah terekam di aplikasi JakLingko, kata dia, maka ketika digunakan di stasiun atau halte, pelanggan tinggal memindai wajahnya dan menggerakkan wajah atau mengedipkan mata. Saldo uang elektronik di aplikasi kemudian langsung terpotong, setelah pelanggan keluar dari halte atau stasiun.
Direncanakan, skema pembayaran angkutan umum massal dengan pengenalan wajah itu dilakukan di seluruh moda transportasi massal, di antaranya MRT dan Transjakarta. Sebelumnya, Dinas Perhubungan DKI bersama JakLingko melakukan uji coba terbatas untuk penerapan sistem pembayaran berbasis pengenalan wajah itu.
Sistem tersebut dilakukan di Stasiun MRT ASEAN yang uji coba perdana dilakukan oleh Gubernur DKI Anies Baswedan saat meresmikan tarif integrasi JakLingko, Jumat (7/10).
Diharapkan skema pembayaran menggunakan teknologi itu memberikan kemudahan bagi pelanggan, termasuk menandai era baru transportasi umum di Jakarta menuju kota global. Selain itu, inovasi layanan tersebut diharapkan mendongkrak jumlah penumpang angkutan umum massal yang saat ini mencapai sekitar satu juta orang per hari dan ditargetkan sebanyak empat juta penumpang pada 2030.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membantah pemotongan saldo uang elektronik pelanggan Transjakarta sebanyak dua kali setelah penerapan kebijakan pindai kartu saat masuk (tap in) dan keluar halte (tap out). "Tidak ada yang bayar dua kali, sejauh yang saya tahu tidak mungkin bayar dua kali," kata Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Selasa.

Menurut dia, kebijakan itu dilakukan untuk penerapan sistem transportasi terintegrasi. "Dengan sistem terintegrasi ini, kami harus tahu perjalanan orang, dari mana ke mana itu satu sistem yang sangat baik, mengintegrasikan," kata Riza.
Dia meminta manajemen JakLingko dan Transjakarta terus memperbaiki diri agar memberikan kenyamanan bagi pelanggan.
View this post on Instagram
Cara Baru Atasi Kebotakan
Alasan orang transplantasi lebih banyak untuk mengatasi kebotakan
SELENGKAPNYADinamika Atmosfer dan Cuaca Ekstrem
Agar kita tidak mengalami masalah akibat peningkatan curah hujan, perlu dilakukan penataan lingkungan
SELENGKAPNYA