
Ekonomi
Kemenperin Antisipasi Banjir Impor Produk Halal
Indonesia perlu memperkuat basis industri pengolahan produk halal.
JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengantisipasi adanya gelombang produk halal dari luar negeri yang membanjiri pasar Indonesia. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berupaya mendorong pengembangan industri halal domestik salah satunya dengan menggelar Indonesia Halal Industry Award (IHYA).
Agus mengatakan, beberapa waktu lalu, ia bertemu dengan pimpinan Uni Eropa (UE) dan menerima sinyal rencana ekspor produk halal ke Indonesia. "Sangat jelas ada kepentingan produk halal dari UE. Beberapa kali Wakil Presiden UE angkat tentang sertifikasi produk halal dari mereka dipermudah (masuk Indonesia). Ini kita harus hati-hati," ujar Agus dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (30/9).
View this post on Instagram
Agus mengatakan, Indonesia perlu memperkuat basis industri pengolahan produk halal agar bisa ikut memproduksi barang-barang tersebut. Dia menyampaikan, potensi produk halal makin besar dan makin dicari konsumen. Tak hanya di dalam negeri, tapi juga pasar global.
Menurut dia, Indonesia harus siap melakukan berbagai langkah dalam mengembangkan produk halal. "Sangat bodoh bagi kita kalau tidak siap, padahal dunia sedang mencari produk halal termasuk di negara-negara yang penduduknya bukan Muslim," kata dia.
Indonesia merupakan konsumen produk halal terbesar di dunia. Disebutkan, pada 2020 jumlah umat Islam di negeri ini mencapai 229,6 juta. Lalu, pengeluaran umat Muslim tersebut untuk produk dan layanan halal mencapai 184 miliar dolar AS dan diproyeksikan meningkat sebesar 14,96 persen atau menjadi 281,6 miliar dolar AS pada 2025.
Agus menyebutkan, lembaga Dinar Standard dalam laporannya memperkirakan, total pengeluaran umat Muslim global pada 2022 juga akan terus menguat bahkan tumbuh 9,1 persen. Pertumbuhan itu diperkirakan berasal dari enam sektor riil ekonomi syariah yaitu sektor makanan dan minuman halal, fashion, kosmetik, farmasi, media, rekreasi, serta pariwisata.
Kami sudah memikirkan (insentif) sebagai booster guna mempercepat implementasi produk halal ke seluruh lini. Nantinya menjadi target peta jalan 2026.
Pada 9 Desember mendatang, Kemenperin akan menggelar IHYA yang merupakan gelaran kedua. "Tahun lalu berjalan baik dan diikuti 150 produk halal. Saya minta tahun ini paling sedikit 250 produk," kata Agus.
Gelatin Halal
Pemerintah tengah mempersiapkan pengembangan gelatin halal agar masuk rantai pasok global. Mayoritas produk gelatin yang saat ini beredar berasal dari bahan nonhalal. Kemenperin akan turut mengawal pengembangan gelatin halal tersebut.
Sekretaris Jenderal Kemenperin Dody Widodo menyampaikan, pengembangan gelatin halal sudah menjadi bagian dari penelitian Kemenperin. Menurut Dody, pengembangan gelatin penting untuk mengantisipasi masuknya produk halal dari luar negeri. Besarnya potensi pasar domestik membuat banyak negara ingin memanfaatkan dan memasarkan produk halal di Indonesia.
Gelatin kita mayoritas impor dari Cina dan sebanyak 70 persen produk gelatin yang beredar itu masih diproduksi dari bahan nonhalal.
Dody mengatakan, Kemenperin akan berupaya membatasi produk halal dari luar negeri sesuai ketentuan yang ada. Salah satu caranya, yakni dengan memperbanyak sertifikasi standar dan meningkatkan kualitas industri produk manufaktur dengan implementasi sertifikasi halal ke setiap industri baik industri kecil maupun besar. Kemenperin juga sedang memikirkan beberapa insentif untuk mengembangkan industri halal.
"Kami sudah memikirkan (insentif) sebagai booster guna mempercepat implementasi produk halal ke seluruh lini. Nantinya menjadi target peta jalan 2026. Tentu kita akan pikirkan tahapan demi tahapan insentifnya," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, gelatin menjadi produk titik kritis yang sangat dibutuhkan oleh dunia halal. Mayoritas produk gelatin yang saat ini beredar berasal dari bahan nonhalal.
View this post on Instagram
"Gelatin kita mayoritas impor dari Cina dan sebanyak 70 persen produk gelatin yang beredar itu masih diproduksi dari bahan nonhalal," kata Susiwijono.
Gelatin adalah salah satu titik kritis kehalalan suatu produk. Tidak hanya pada makanan dan minuman, tapi juga produk farmasi sehingga kebutuhannya sangat tinggi. Titik kritis lainnya adalah pewarna, penguat rasa, bumbu, oleoresin, dan enzim.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Booster tak Ada, Elin Urung Naik Kereta
Penerima bantuan dari kompensasi kenaikan harga BBM wajib sudah mengikuti vaksinasi booster.
SELENGKAPNYAIndonesia Tetap Optimistis Pemulihan Ekonomi Berlanjut
Kenaikan harga barang dan jasa menjadi ancaman bagi semua negara.
SELENGKAPNYAINA Suntik Modal untuk Traveloka
Pendanaan ini memberi kesempatan bagi Traveloka untuk memperkuat neraca.
SELENGKAPNYA