Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi saat megikuti Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Rapat tersebut membahas mengenai Progres PT Bank Syariah Indonesia Tbk me | Republika/Prayogi

Ekonomi

BSI Dorong Peningkatan Perbankan Syariah

Rencana pelepasan UUS BTN ke BSI diperkirakan mendapatkan sambutan positif dari investor.

JAKARTA -- Peran bank syariah perlu terus ditingkatkan dalam mendorong perekonomian nasional. Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi menyampaikan, hal itu dapat dimulai dari memperbesar kapasitas bank syariah itu sendiri.

"Kami sebenarnya ingin ada pairing, ada lagi bank syariah besar di bawah kami dengan aset sekitar Rp 200 triliun atau Rp 100 triliun," kata Hery dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi XI DPR dan BSI di Jakarta, Rabu (28/9).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT Bank Syariah Indonesia Tbk (@banksyariahindonesia)

Pangsa BSI mencapai 60 persen dari total industri dengan aset sekitar Rp 271,3 triliun per Maret 2022. Posisi kedua ditempati Bank Muamalat yang sebesar Rp 60,1 triliun, kemudian UUS CIMB Niaga sebesar Rp 55,3 triliun dan Maybank Syariah Rp 38,3 triliun.

Terbatasnya kapasitas bank syariah ini membuat perannya pun lebih terbatas di pasar. Ia mencontohkan, untuk pembiayaan wholesale, BSI tidak punya banyak pilihan sindikasi dengan bank syariah. "Saat kita mau sindikasi, bank syariah lain sulit ikut. Mau tidak mau, bank konvensional lagi partner-nya," katanya.

Ia mengakui, masih banyak tantangan yang dihadapi bank syariah dan sangat membutuhkan dukungan berbagai pihak. Maka dari itu, BSI terus mendorong kolaborasi dengan salah satu tujuannya adalah literasi keuangan syariah.

Hery mengatakan, masyarakat Indonesia secara natural sangat menginginkan produk keuangan yang syariah. Hal itu terlihat dari performa pendanaan atau dana pihak ketiga (DPK), CASA, dan tabungan wadiah yang terus meningkat.

 
 
Kalau kita datang ke instansi-instansi pemerintahan, itu otomatis 20 persen pindah payroll-nya ke BSI karena memang secara natural mereka ingin yang syariah.
 
 

CASA BSI per Juni 2022 tercatat sebesar 59,43 persen. Jumlah tabungan BSI juga menempati posisi kelima nasional. Hery juga optimistis pada tren perkembangan pasar yang menunggu momentum hijrah.

"Perkembangan payroll ini luar biasa. Kalau kita datang ke instansi-instansi pemerintahan, itu otomatis 20 persen pindah payroll-nya ke BSI karena memang secara natural mereka ingin yang syariah," kata dia.

BSI juga terus meningkatkan performa kinerja pembiayaan khususnya konsumer yang menjadi tulang punggung pertumbuhan. Segmen konsumer masih menjadi kontributor utama tumbuhnya pembiayaan bersama dengan wholesale.

Pembiayaan konsumer tercatat Rp 94,08 triliun atau tumbuh 21,66 persen. Porsinya mencapai 49,42 persen dari total pembiayaan BSI. Diikuti oleh wholesale, yakni korporasi dan komersial sebesar 29,5 persen dan UMKM serta gadai sebesar 21,08 persen. "Sekarang saya bisa tawarkan, silakan beli mobil atau kendaraan bermotor lainnya pakai BSI, itu sudah lebih murah dari BCA pricing-nya," kata Hery.

 
 
Untuk UUS BTN ini kami hanya objek, tergantung nanti pemegang saham maunya seperti apa. Kita menunggu saja, kita hanya mengerjakan saja.
 
 

BSI terus berupaya menurunkan pricing pembiayaan agar lebih kompetitif. BSI telah menurunkan cost of fund atau biaya dana menjadi 1,57 persen pada Juni 2022 dari 2,14 persen (yoy).

Hery mengatakan, BSI juga terus melakukan terobosan, seperti mendirikan kantor perwakilan di Dubai, Uni Emirat Arab. Selain itu, penguatan perusahaan juga dilakukan dengan rencana aksi korporasi yang berkaitan dengan Unit Usaha Syariah Bank Tabungan Negara (UUS BTN).

"Untuk UUS BTN ini kami hanya objek, tergantung nanti pemegang saham maunya seperti apa. Kita menunggu saja, kita hanya mengerjakan saja," katanya. 

Rencana pelepasan UUS BTN ke BSI diperkirakan mendapat sambutan positif di pasar modal. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menilai rencana BTN melepas UUS merupakan langkah yang tepat.

Menurut dia, hal itu akan mempercepat penetrasi pangsa pasar bank syariah di Indonesia. "Ini menjadi katalis positif pengerek harga saham," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BTN Syariah (@bankbtn_syariah)

BTN pun akan jauh lebih lincah ke depannya dan dapat memfokuskan diri pada kredit perumahan dengan skema konvensional. Konsolidasi lanjutan bank syariah milik pemerintah juga akan meningkatkan aset BSI.

BSI sebagai bank hasil gabungan tiga anak usaha bank BUMN akan memiliki basis klien yang semakin besar. Menurut dia, UUS BTN akan berkembang karena didukung BSI yang memiliki permodalan jauh lebih kuat, teknologi, dan SDM yang mumpuni. 

Penghimpunan Dana dengan Wakalah bi al-Istitsmar

Fatwa tersebut hanya berlaku pada penghimpunan dana oleh bank syariah dan koperasi syariah.

SELENGKAPNYA

Literasi Asuransi Syariah Diperkuat

Literasi asuransi syariah di masyarakat Indonesia tercatat masih sangat rendah.

SELENGKAPNYA

LPS Waspadai Perlambatan Pertumbuhan DPK

Kenaikan suku bunga deposito akan terbatas karena kondisi likuiditas relatif baik.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya