Suasana penggalian uang jenazah prajurit Ukraina dari kuburan massal di wilayah yang baru dikuasai kembali dari tangan Rusia di Izium, Ukraina, Jumat (16/9/2022). | AP Photo/Evgeniy Maloletka

Internasional

Eropa Gelar Pertemuan Darurat

Rusia dan Ukraina bertukar tawanan perang sebagai hasil mediasi Turki dan Arab Saudi.

NEW YORK -- Para menteri luar negeri (menlu) Uni Eropa (UE) menggelar pertemuan darurat di New York pada Rabu (21/9) malam waktu setempat. Sebelumnya, pada hari yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin mobilisasi pasukan cadangan Rusia untuk berperang di Ukraina. UE pun sepakat untuk mempersiapkan sanksi baru terhadap Rusia.

Para menlu berada di New York untuk menghadiri pertemuan tahunan Sidang Majelis Umum PBB ke-77 pada 20-26 September. Kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell mengatakan, perintah mobilisasi Putin menunjukkan kepanikan dan keputusasaan.

"Para menteri harus membahas ancaman ini, untuk menegaskan kembali dukungan berkelanjutan ke Ukraina dan untuk memperingatkan masyarakat internasional tentang situasi yang tidak dapat diterima di mana Putin menempatkan kita semua," kata Borrell kepada wartawan.

Para menlu UE setuju untuk menugaskan tim mereka menyiapkan paket sanksi kedelapan yang akan menargetkan sektor-sektor ekonomi Rusia yang lebih relevan. Para menlu ini akan mengadakan pertemuan formal berikutnya pada pertengahan Oktober ketika paket sanksi berlaku secara resmi.

Namun, menjaga persatuan di antara 27 negara anggota UE untuk paket sanksi akan rumit di tengah krisis pasokan energi yang menghantam blok tersebut. Hungaria pada Selasa menolak gagasan untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia.

UE juga akan meningkatkan pengiriman senjata ke Kiev, namun sementara ini UE tidak berpartisipasi dalam perang. Borrell tidak memiliki rencana untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov saat mereka berada di New York pekan ini.

Putin pada Rabu mengumumkan mobilisasi sebagian pasukan cadangan Rusia untuk perang di Ukraina. Ini adalah mobilisasi pertama bagi Rusia sejak Perang Dunia II. Langkah mobilisasi ini diambil sehari setelah empat wilayah pro-Rusia di Ukraina akan menggelar referendum untuk menjadi bagian integral dari Rusia pada 23-27 September.

Putin juga memperingatkan Barat, bahwa ia tidak hanya menggertak saat mengatakan akan menggunakan segala cara untuk melindungi wilayah Rusia. Pernyataan ini diyakini memiliki makna terselubung yang mengacu pada kemampuan nuklir Rusia.

Tanggapi ancaman nuklir

Berbicara di Majelis Umum PBB, Presiden AS Joe Biden pada Rabu menuduh Rusia membuat ancaman tidak bertanggung jawab untuk menggunakan senjata nuklir. Biden mengatakan, Rusia melanggar prinsip inti keanggotaan PBB dengan menyerang Ukraina.

"Sekali lagi, baru saja hari ini, Presiden Putin telah membuat ancaman nuklir terbuka terhadap Eropa, dengan mengabaikan tanggung jawab rezim nonproliferasi," kata Biden.

Misi Rusia untuk PBB tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Biden.

Kritik juga datang dari Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Menurutnya, mobilisasi militer dan ancaman nuklir Putin menunjukan invasi ke Ukraina gagal.

photo
Tentara Rusia berjaga di pembangkit nuklir Zaporizhzhia di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia, Jumat (1/5/2022). - (AP Photo)

Dalam perkembangan lain, Rusia dan Ukraina bertukar tawanan perang sebagai hasil dari mediasi Turki dan Arab Saudi. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pertukaran tahanan adalah langkah penting untuk mengakhiri perang antara kedua negara.

"Saya juga ingin berterima kasih kepada semua teman saya yang berkontribusi dalam proses ini," ujar Erdogan, Rabu (21/9), dikutip Anadolu Agency.

Sebanyak 215 warga Ukraina yang ditahan Rusia telah dibebaskan. Sebagai gantinya, Ukraina memulangkan 55 orang Rusia dan Ukraina pro-Rusia dan pemimpin partai pro-Rusia Viktor Medvedchuk yang menghadapi tuduhan makar.

Sedangkan Arab Saudi menengahi pembebasan 10 orang asing. Mediasi ini melibatkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman yang mempertahankan hubungan dekat dengan Putin. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mayor Isak Didakwa Melanggar HAM Berat Paniai

Terdakwa membantah peristiwa penembakan di Paniai direncanakan.

SELENGKAPNYA

Mahfud: Bjorka Nggak Ada Apa-apanya

Mahfud mengatakan, UU PDP yang baru disahkan DPR dibuat bukan karena kasus Bjorka.

SELENGKAPNYA

Putin Mobilisasi Sebagian Pasukan Cadangan

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi sebagian pasukan cadangan.

SELENGKAPNYA