Azyumardi Azra | Dok Republika

Tajuk

Selamat Jalan, Prof Azra

Indonesia pun berduka karena kembali kehilangan tokoh cendekiawan Muslim yang diakui dunia.

Mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr Azyumardi Azra, mengembuskan napas terakhir di Hospital Serdang, Malaysia, Ahad (18/9) pukul 12.30 waktu setempat. Indonesia pun berduka karena kembali kehilangan tokoh cendekiawan Muslim yang diakui dunia, memiliki ide dan gagasan yang mencerahkan.

Prof Azyumardi dijadwalkan mengadakan kunjungan kerja di Sumatra Barat, awal pekan ini. Dia sempat ke Bukittinggi dan mengunjungi keluarganya di Batusangkar sebelum bertolak ke Malaysia melalui Jakarta.

Hari Sabtu ini, sedianya dia menjadi salah satu pembicara dalam seminar internasional di Selangor bersama tokoh penting Malaysia, Anwar Ibrahim. Akan tetapi, saat perjalanan menuju Selangor, Malaysia, Prof Azyumardi sempat mengalami kondisi yang tidak sehat.

Malah, saat sampai di Bandara Internasional Kuala Lumpur, dia langsung dibawa ke Rumah Sakit Serdang dengan menggunakan ambulans. Almarhum sempat terkena serangan jantung hingga kemudian meninggal dengan penyebab kematiannya, Acute Inferior Myocardial Infarction.

 
Hari Sabtu ini, sedianya dia menjadi salah satu pembicara dalam seminar internasional di Selangor bersama tokoh penting Malaysia, Anwar Ibrahim.
 
 

Pria yang akrab disapa Prof Azra tersebut lahir di Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatra Barat, pada 4 Maret 1955 dan merupakan akademisi Indonesia yang memiliki segudang prestasi dan pengakuan. Prof Azra terpilih sebagai rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1998 hingga kemudian melepas jabatannya pada 2006.

Kaisar Jepang bahkan menganugerahinya "The Order of the Rising Sun: Gold and Silver Star". Lalu pada 2010, dia memperoleh titel "Commander of the Order of British Empire". Dengan gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris ini, Prof Azra menjadi orang Indonesia pertama yang berhak menggunakan gelar 'Sir'.

Karena pemikirannya, Prof Azra dikenal sebagai ilmuwan yang sangat berkelas tidak hanya dalam skala nasional, tetapi juga dunia. Almarhum sangat sering diundang sebagai pembicara di forum ilmiah di dalam negeri dan berbagai forum serta kampus terkenal internasional. Pandangannya pun sangat dihormati dan banyak menjadi rujukan.

Karena itu, kepergian Prof Azra meninggalkan kesedihan bagi banyak orang di Tanah Air.

 
Karena pemikirannya, Prof Azra dikenal sebagai ilmuwan yang sangat berkelas tidak hanya dalam skala nasional, tetapi juga dunia. 
 
 

Bagi dunia pendidikan, khususnya UIN Jakarta, kepergian almarhum tentu saja akan membuat seluruh civitas academica dan alumninya berduka. Almarhum melakukan perubahan penting dalam mendorong kemajuan kualitas pendidikan, yang ditawarkan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) sehingga bisa lebih kompetitif. Juga memberikan peluang luas bagi lulusan madrasah, pesantren, ataupun sekolah lainnya dalam meraih cita-cita mereka.

Perubahan yang dilakukan, yakni mendorong transformasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada masa kepemimpinannya sebagai rektor, IAIN Jakarta berhasil beralih status menjadi UIN Jakarta pada 20 Mei 2002, sekaligus menempatkan UIN Jakarta sebagai PTKIN berstatus UIN pertama.

Melalui transformasi ini, UIN Jakarta selanjutnya bisa mengembangkan banyak fakultas dan program studi berbasis integrasi ilmu. Hal ini ditandai dengan hadirnya fakultas-fakultas, seperti fakultas psikologi, fakultas ekonomi dan bisnis, fakultas sains dan teknologi, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, fakultas ilmu kesehatan, dan fakultas kedokteran.

Dia juga mengangkat UIN Jakarta menjadi sebuah perguruan tinggi Islam yang bergengsi. UIN Jakarta bukan hanya dikenal di Tanah Air, melainkan juga oleh dunia internasional, terutama oleh mereka yang tertarik dengan kajian-kajian keislaman.

Selamat jalan, Prof Azra. Mari kita panjatkan doa bersama agar Allah SWT mengampuni semua dosanya dan menjadikan seluruh yang telah dilakukannya sebagai ibadah. Serta semua jerih payah beliau dalam membangun keadaban publik bisa kita teruskan bersama, demi Indonesia yang adil, damai, dan sejahtera. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Agar Gaji tak Numpang Lewat

Jika berbicara soal finansial secara utuh, maka itu adalah tentang masa kini dan nanti.

SELENGKAPNYA

Hukum Membatalkan Transaksi Daring Setelah Akad

Pembatalan transaksi daring dilakukan sebelum akad, maka tidak ada konsekuensi apa pun.

SELENGKAPNYA

Menghitung Laju Inflasi

Pemerintah berupaya menekan inflasi di bawah tujuh persen.

SELENGKAPNYA