Awan tebal menyelimuti langit di kawasan pemukiman warga di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (15/9/2022). | ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah.

Tajuk

Waspada Cuaca Ekstrem

Berdasarkan prakiraan BMKG, fenomena La Nina akan terus melemah.

Sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim hujan 2022/2023 datang lebih awal dibandingkan normalnya. Menurut BMKG, September hingga November 2022 sudah memasuki awal musim hujan. Dan puncak musim hujan diprediksi akan terjadi Desember 2022 dan Januari 2023.

Berdasarkan prakiraan BMKG, fenomena La Nina akan terus melemah dan menuju netral pada periode Desember 2022 - Januari 2023. Dan, Fenomena IOD (Indian Ocean Dipole) akan tetap negatif hingga November 2022. Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, kombinasi kedua fenomena tersebut -- La Nina dan IOD Negatif --   akan berkontribusi pada meningkatnya curah hujan di Indonesia.

Pada Jumat (16/9),  BMKG juga telah mengeluarkan peringatan potensi hujan lebat, termasuk hujan disertai petir di beberapa kota besar di Tanah Air. Daerah yang bakal diguyur hujan lebat itu antara lain wilayah Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta. Selain itu, hujan lebat juga berpotensi melanda Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Menghadapi awal musim hujan 2022/2023 ini, pemerintah dan masyarakat harus terus meningkatkan kewaspadaan. Curah hujan dengan intensitas tinggi berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Banjir serta tanah longsor adalah dua bencana yang selalu mengancam keselamatan jiwa masyarakat  setiap musim hujan tiba.

 
Menghadapi awal musim hujan 2022/2023 ini, pemerintah dan masyarakat harus terus meningkatkan kewaspadaan. 
 
 

Inilah saatnya bagi seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah, mempersiapkan diri untuk mengantisipasi potensi bencana. Semua pihak perlu belajar dari peristiwa bencana yang telah terjadi. Persiapan yang matang sejak awal bisa mencegah jatuhnya korban jiwa pada musim hujan tahun ini.

Keselamatan rakyat harus menjadi hukum tertinggi. BMKG telah mengingatkan seluruh kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan stakeholder serta masyarakat untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan memasuki musim hujan lebih awal. Terlebih, pada tahun ini berbagai wilayah di Tanah Air diprakirakan akan mengalami musim hujan lebih basah dari normalnya.

Semua pihak yang terkait harus mulai menyiapkan penanganan dan mitigasi kemungkinan terjadinya bencana, terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana banjir. Sebelum puncak musim hujan tiba, BMKG juga telah menyerukan kepada pemerintah daerah harus mulai bersiap diri dengan melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan normalisasi aliran sungai, daerah tampungan air, dan drainase beserta fasilitas penunjang lainnya.

Seruan BMKG ini penting untuk dipatuhi pemerintah daerah. Para kepala daerah harus mulai menggerakkan seluruh elemen di daerahnya masing-masing untuk mempersiapkan diri menghadapi musim hujan ini. Masyarakat harus diajak untuk berpartisipasi untuk membersihkan lingkungannya masing-masing. Misalnya, masyarakat yang tinggal dipermukiman rawan banjir diajak untuk membuat sumur resapan.

 
Semua pihak yang terkait harus mulai menyiapkan penanganan dan mitigasi kemungkinan terjadinya bencana, terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana banjir.
 
 

Pemerintah harus terus mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan di sekitarnya. Rendahnya kepedulian terhadap lingkungan hidup kerap kali melahirkan bencana, terutama saat musim hujan dengan intensitas tinggi melanda. Kita tentu tak ingin pada musim hujan tahun ini terjadi bencana banjir dan tanah longsor yang menelan korban jiwa seperti tahun-tahun sebelumnya.

Jatuhnya korban jiwa akibat bencana di musim hujan boleh jadi disebabkan abainya pemerintah dan masyarakat.  Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang 1 Januari hingga 5 September 2022 telah terjadi 2.398 bencana di Indonesia. Ribuan bencana itu telah menyebabkan 138 jiwa meninggal dunia, 25 hilang dan 726 orang mengalami luka-luka. Sebanyak 2,83 juta jiwa telah terdampak bencana alam hingga awal September ini.

Tak hanya menimbulkan korban jiwa, bencana pada 2022 ini telah menyebabkan 27.686 unit rumah rusak. Sebanyak 4.868  unit rumah rusak berat, 5.078 unit rusak sedang, dan 17.740  unit rusak ringan. Karenanya, semua pihak wajib meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak pada musim hujan 2022/2023.  

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Syajaratud Dur, Budak Sang Ratu Adil

Ia sosok pemimpin yang peduli dan peka terhadap permasalahan rakyatnya

SELENGKAPNYA

Bolehkah Seorang Muslim Menjadi Komunis?

Prinsip-prinsip dalam Islam bertentangan dengan paham komunis.

SELENGKAPNYA

Antara Soviet dan PKI

Penting mengetahui bagaimana pandangan Soviet terhadap Islam sejak awal revolusi 1917.

SELENGKAPNYA