Pejalan kaki mengenakan masker di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (6/7/2022). | ANTARA FOTO/Budi Prasetiyo

Tajuk

Akhir Pandemi Covid-19

Jika dunia tidak mengakhiri pandemi sekarang, masih ada risiko lebih banyak varian virus akan berkembang.

Hampir tiga tahun kita hidup dengan pandemi Covid-19. Berbagai tantangan, ancaman kematian, dan batasan-batasan menjadi teman sehari-hari. Kita tidak bisa mengelaknya. Rasa cemas karena khawatir tertular dan ancaman kematian hampir selalu menyertai kita sehari-hari sepanjang pandemi.

Kini perasaan waswas tersebut secara perlahan mulai berkurang. Batasan-batasan untuk kita beraktivitas di luar rumah pun kini semakin longgar. Para pekerja dapat memenuhi kantornya, petani bisa ke sawah, para pelaku perjalanan bisa mengunjungi daerah wisata, dan anak-anak pun dapat menuntut ilmu di sekolahnya masing-masing. 

Aktivitas yang kita lakukan sehari-hari belakangan ini merupakan tanda-tanda bahwa pandemi Covid-19 tidak lagi seganas satu atau dua tahun lalu. Di belahan dunia lain pun, aktivitas yang dilakukan warga sudah senormal seperti sebelum pandemi Covid-19 menyerang.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia  (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam jumpa pers, Rabu (14/9), menyatakan akhir dari pandemi Covid-19 kemungkinan semakin dekat. Menurut Tedros, kita belum sampai di akhir pandemi. Tetapi ujungnya, sudah terlihat.

 

 
Tren penurunan kasus Covid-19 di Indonesia pun terus terjadi sebagaimana yang dialami berbagai negara di belahan dunia lain.
 
 

 

Tedros mengatakan, angka kematian akibat Covid-19 pekan lalu turun ke tingkat yang tercatat pada Maret 2020. Menurut badan kesehatan PBB itu, jumlah kematian akibat Covid-19 pada 5-11 September mencapai 10.935 jiwa di seluruh dunia, atau turun 22 persen dari angka selama sepekan sebelumnya. Selain itu, jumlah kasus baru untuk pekan ini turun tajam sebanyak 28 persen menjadi 3,13 juta kasus.

Tidak hanya di dunia angka positif Covid-19 yang terus menurun. Di Indonesia, jumlah masyarakat yang terinfeksi Covid-19 dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan. Bahkan pada Rabu (14/9), kasus baru Covid-19 sebanyak 2.799. Sedangkan selama sepekan rata-rata kasus baru hanya di angka 2.576.

Tren penurunan kasus Covid-19 di Indonesia pun terus terjadi sebagaimana yang dialami berbagai negara di belahan dunia lain. Namun, bukan berarti masyarakat cuek dengan potensi munculnya ancaman kasus baru Covid-19 di Tanah Air.

Masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan supaya negara kita berhasil mencapai garis finis berakhirnya pandemi Covid-19 dengan mulus. Kita tidak ingin Indonesia masuk garis finis di kelompok negara yang terakhir. Kita harus menjadi salah satu negara yang berhasil mengakhiri pandemi Covid-19 di paling depan.

Sebagaimana juga Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil menekan laju pandemi Covid-19 di dunia, dan termasuk negara yang paling depan dalam melakukan vaksinasi.

Seperti kata WHO, jika dunia tidak mengambil kesempatan untuk mengakhiri pandemi sekarang, masih ada risiko lebih banyak varian virus akan berkembang, yang mengarah pada peningkatan angka kematian serta gangguan dan ketidakpastian berkelanjutan.

 

 
Seperti kata WHO, jika dunia tidak mengambil kesempatan untuk mengakhiri pandemi sekarang, masih ada risiko lebih banyak varian virus akan berkembang
 
 

 

Untuk mengambil peluang mengakhiri pandemi Covid-19, WHO mendesak masyarakat dunia meningkatkan kewaspadaan untuk menahan penyebaran virus. Karena itu, tidak hanya pemerintah yang menjadi kunci agar kita berhasil di garis finis tercepat, tetapi juga peran besar masyarakat justru sangat dibutuhkan.

Kita berharap masyarakat kembali mendatangi sentra-sentra vaksin. Yang belum vaksin dosis lengkap untuk segera memenuhi dosis lengkap. Sedangkan yang belum vaksin dosis penguat, silakan mendatangi lokasi-lokasi vaksinasi booster.

Apalagi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mempersiapkan strategi akselerasi cakupan vaksinasi Covid-19 dosis penguat atau booster hingga 100 juta peserta mulai awal 2023, yang saat ini baru mencakup 60 persen dari total sasaran vaksinasi 236,66 juta. Strategi ini mengantisipasi prediksi penurunan imunitas penduduk pada awal tahun depan. 

Mudah-mudahan berbagai langkah yang dilakukan pemerintah dan dukungan dari masyarakat, garis finis berakhirnya pandemi Covid-19 yang sudah terlihat dapat kita lintasi dengan cepat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Nasib Pala Banda, Run, dan Manhattan

Pulau Run adalah salah satu pulau penting dalam sejarah Indonesia.

SELENGKAPNYA

Dajal Pendusta dan Adu Domba di Media Sosial

Sifat dajal adalah menyesatkan manusia dengan memecah belah ukhuwah umat Islam.

SELENGKAPNYA

Berwudhu dengan Mengusap Jilbab, Bolehkah?

Mengusap sebagian kepala adalah salah satu rukun wudhu.

SELENGKAPNYA