
Pareto
Menuju Belawan Maritim Hub
Kolaborasi Pelindo dan Konsorsium INA menjadi motor utama tranformasi Pelabuhan Belawan menjadi gerbang maritim Indonesia.
OLEH RAHAYU SUBEKTI
Pelabuhan Belawan. Banyak kalangan lebih mengenal pelabuhan ini sebagai jalur transportasi di timur laut garis pantai Sumatra. Sesungguhnya, potensi Belawan lebih dari sekadar jalur transportasi. Potensi inilah yang agaknya bakal dimaksimalkan, terutama potensi ekonomi. Pastinya, upaya tersebut bukan perkara mudah, tapi setidaknya langkah sudah dimulai.
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dan Konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) sepakat mengembangkan Belawan New Container Terminal (BNCT) melalui kerja sama pengelolaan, dengan mitra investasi DP World, Uni Emirat Arab. Posisi Selat Malaka yang berada di antara Malaysia dan Pulau Sumatra seharusnya membuat Belawan ikut terdongkrak.
Posisinya strategis karena Belawan dekat dengan selat yang menjadi jalur sutra perdagangan timur dan barat. Potensi inilah yang agaknya dilirik Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
"Kami di Kementerian BUMN sedang berikhtiar untuk menjadikan Belawan sebagai pelabuhan ekspor yang melayani direct call," ungkap Erick dalam pernyataan tertulisnya beberapa waktu lalu.
Erick tak menampik saat ini 95 persen kargo asal pelabuhan Belawan tidak langsung menuju negara tujuan namun harus melalui Pelabuhan Singapura dan Malaysia. Tidak hanya pelabuhan Belawan, sebagian besar pelabuhan di Sumatra hanya sebagai feeder sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi Indonesia.
Erick tidak ingin membuang potensi trafik perdagangan yang justru didominasi Malaysia dan Singapura. Selama Januari hingga Mei 2022, sekitar 51 persen peti kemas yang bongkar muat di Belawan menuju atau berasal dari Malaysia. Sisanya, 44 persen ke Singapura dan Thailand lima persen.

Demi merebut potensi di jalur perdagangan laut dunia itu, Erick mengatakan Pelabuhan Belawan perlu dikembangkan. Kapasitasnya perlu maksimal agar bisa mendatangkan kapal kontainer berukuran besar. "Ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kapasitas dan peralatan bongkar muat di Pelabuhan Belawan agar memadai untuk pengangkutan direct call atau pelayaran langsung ke negara tujuan," ujar Erick.
Upaya itulah yang kemudian direalisasikan melalui kerja sama pengelolaan Pelindo dan INA. Melalui kerja sama ini, Pelindo bertekad menjadikan Belawan sebagai pintu gerbang Indonesia sebagai bagian dari salah satu jalur perdagangan terpenting dunia.
Ketua Dewan Pengawas INA, yang juga Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, melihat kerja sama Pelindo-INA di Belawan sebagai milestone awal peran dan kontribusi INA. "Sebagai negara kepulauan, perbaikan konektivitas antar pulau, sebagai salah satu bentuk transformasi struktural, melalui pembangunan pelabuhan yang efisien dan modern menjadi sangat penting," kata Sri Mulyani dikutip Antara.
Pandangan senada dilontarkan Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono, yang meyakini kerja sama Pelindo dan Konsorsium INA akan mengakselerasi pengembangan Pelabuhan Belawan terutama terkait standar layanan internasional.
"Pelabuhan ini diharapkan dapat memperkuat daya saing produk-produk unggulan Pulau Sumatra dan berkontribusi pada penurunan biaya logistik secara bertahap," kata Arif.
Lebih dari itu, Arif menegaskan salah satu target Pelindo adalah mendukung pengembangan infrastruktur pelabuhan yang lebih terkoordinasi sehingga mampu memperkuat konektivitas maritim dan hilirisasi industri nasional.

Pengelolaan BNCT merupakan salah satu implementasi perjanjian aliansi strategis senilai 7,5 miliar dolar AS antara INA dan DP World untuk meningkatkan kualitas layanan maritim dan logistik di Indonesia. Sinergi ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengoperasian pelabuhan, mengurangi biaya logistik, dan meningkatkan daya saing Indonesia.
Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah memiliki gambaran sektor maritim dan kepelabuhanan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Dengan menjadikan Pelabuhan Belawan sebagai pintu gerbang maritim, Ridha yakin bisa memberikan efek berantai yang sangat positif bagi perkembangan ekonomi Pulau Sumatra. "Konektivitas yang semakin terbangun akan semakin mendapat dukungan, sehingga produk-produk unggulan kita bisa bersaing di level global," tuturnya.
Kerja sama Pelindo dan DP World dipastikan juga mampu menyelesaikan berbagai kendala seperti tingginya biaya logistik dan inefisiensi. DP World sebagai operator pelabuhan kelas dunia bakal menerapkan praktik terbaik yang dimilikinya di Belawan.
CEO and Managing Director DP World Asia Pacific Glen Hilton mengaku bangga bisa membantu Indonesia mengembangkan Pelabuhan Belawan. Selain itu juga mendukung ambisi Indonesia dalam mengembangkan perekonomian Sumatra melalui pembangunan infrastruktur. "Kami ingin menghilangkan inefisiensi, lalu mengakselerasi perdagangan antara Indonesia dengan dunia internasional," ucap Glen.
Dia menjelaskan, efisiensi dapat dicapai melalui investasi pada teknologi terbaru dan berkelanjutan dan pelatihan kelas dunia. Selain itu juga standar tertinggi untuk keselamatan dan kesehatan kerja.

Meski perjanjian Pelindo dan INA sudah ditandatangani, namun menurut Department Head Komunikasi Korporasi Pelindo Fajar Setyono proses pengelolaan BNCT saat ini masih dilakukan PT Prima Terminal Petikemas sebagai bagian dari Pelindo Group.
"Kerja sama pengoperasian sebagai tindak lanjut dari perjanjian Pelindo dengan INA dan DP World baru akan dilakukan setelah INA dan DP World membentuk badan usaha sesuai ketentuan peraturan di Indonesia," kata Fajar kepada Republika, Sabtu (10/9/2022).
Tapi itu tak berarti rencana transformasi Belawan tertunda. Bahkan Fajar mengungkapkan rencana transformasi untuk mengubah wajah Belawan sudah diisusun. Fajar menuturkan Pelindo bakal melakukan sejumlah transformasi peningkatan kapasitas melalui penambahan dan optimalisasi infrastruktur dan suprastruktur.
"Peningkatan kapasitas misalnya, dilakukan dengan perpanjangan dermaga agar Belawan dapat lebih banyak melayani kapal," ungkap Fajar.
Fajar mengungkapkan saat ini dermaga di BNCT memiliki panjang 350 meter dari rencana yang akan dibangun hingga 700 meter. Dia memastikan penambahan suprastruktur juga dilakukan berupa peralatan bongkar muat seperti Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC) yang merupakan alat bongkar muat peti kemas di dermaga dan Quay Container Crane (QCC) yang merupakan alat bongkar muat peti kemas di dermaga.
Selain itu, kapasitas BNCT yang saat ini tercatat sebesar 600 ribu TEUs juga bakal ditingkatkan sampai dua setengah kali lipat menjadi 1,4 juta TEUs dalam enam tahun ke depan. Peningkatan kapasitas itu akan memantapkan posisi Pelabuhan Belawan sebagai salah satu gerbang utama lalu lintas logistik di Selat Malaka.
Lebih lanjut, Fajar juga menjelaskan guna memaksimalkan peran Belawan, peningkatan kinerja operasional dan implementasi integrasi sistem teknologi juga akan dilakukan. "Sistem teknologi informasi yang mendukung operasional juga diperkuat agar kinerja bongkar muat dapat meningkat dan berdampak pada berkurangnya waktu sandar kapal sehingga mampu mengefisiensikan biaya logistik," jelas Fajar.

Pelindo, disebutnya, optimistis dengan kerja sama bersama Konsorsium INA dapat menguatkan Belawan sebagai pelabuhan ekspor yang melayani /direct call/. Jika hal itu terwujud, maka nantinya Pelindo dapat memberikan manfaat dalam penghematan devisa negara serta berkontribusi dalam pengurangan biaya logistik bagi eksportir.
Kerja sama Pelindo dengan INA dipastikan mengakselerasi pengembangan Pelabuhan Belawan dengan standar layanan internasional. "Ini memungkinkan untuk meningkatkan peran dari pelabuhan feeder menjadi pintu gerbang logistik di Sumatra bagian utara, sekaligus meningkatkan daya saing Sumatra Utara dan serta memperkuat konektivitas maritim dan hilirisasi industri."
Gerbang logistik
Seluruh upaya menjadikan Pelabuhan Belawan sebagai gateway (gerbang) logistik di Selat Malaka, ditegaskan Arif bakal terus dilakukan. Arif memastikan Belawan New Container Terminal (BNCT) akan menjadi pusat koneksi terminal dan pelabuhan kecil lain di Pulau Sumatra bagian utara.
"BNCT pun akan memodernisasi infrastruktur maritim, termasuk efisiensi manajemen dengan kawasan industri serta lalu lintas truk menuju atau dari pelabuhan,” tutur Arif.
Upaya menuju Belawan sebagai gerbang logistik tersebut, menurut Saut Gurning, pengamat maritim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), bisa dilakukan antara lain dengan memperkuat daya tawar Belawan dengan konsolidasu kapasitas, khususnya dalam menghubungkan orientasi internasional dan domestik Sumatra dan Indonesia.
"Ini akan membuat posisi dan peran Belawan terus menguat karena citranya cenderung dekat dengan pelaku usaha internasional," kata Saut kepada Republika, Ahad (11/9).
Saut menyebut Pelabuhan Belawan memiliki potensi besar dengan pelaku usaha yang berada di sekitar Malaysia, Singapura, dan Thailand. Begitu juga dengan wilayah lain di Asia Selatan seperti India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Eropa. Kapasitas konsolidasi, sambungnya, berarti memiliki kemampuan mengelola pergerakan barang impor ekspor dan domestik dari jejaring nasional ke Belawan.
"Tentu ini bisa dilakukan dengan kemampuan kolaborasi manajemen Belawan mengeksplorasi semua kekuatan komunitas pelabuhannya, terutama terkait memperkuat informasi perdagangan, penanganan barang, dan kebutuhan bisnis proses yang lebih baik. Semua bisa saling dukung alat dan jasa serta layanan logistik maritim atas jasa masing-masing," jelas Saut.
Saut menyebut Pelabuhan Belawan memiliki potensi besar dengan pelaku usaha yang berada di sekitar Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Konektivitas serta jejaring rute domestik dan internasional yang sudah eksis serta posisi geografisnya yang dekat dengan Selat Malaka, perlu direalisasikan dengan peningkatan kemampuan teknis layanan kapal. Begitu juga dengan teknis kargo dan awak kapal.
"Termasuk kedalaman alur di Belawan yang mampu menangani trafik kapal dengan kedalaman, lebar, dan panjang keseluruhan yang cenderung semakin meningkat guna mengejar keuntungan skala ekonomi," ungkap Saut.
Di sisi lain, strategi efisiensi biaya logistik, menurut Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Joni Gusmali, bisa dilakukan dengan merampingkan tingkat persediaan, optimalisasi pengiriman dengan proses yang lebih baik, menguatkan hubungan pemasok dan pihak ketiga melalui ekonomi berbagi, teknologi, dan digitalisasi.
"Kerja sama dengan pemasok juga penting, dengan membuat konsorsium pembeli dan pemasok untuk pengadaan dengan biaya lebih rendah dan dalam volume yang lebih besar," jelas Joni.
Ke depan, Belawan boleh jadi bukan sekadar rute transportasi. Proses transformasi Belawan menjadi maritim hub sudah bergulir. Langkah awal sudah dilakukan. Layar sudah terkembang. Surut jelas bukan pilihan. Saatnya Jalesveva Jayamahe ditancapkan dalam perekonomian.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Ummu Haram Binti Milhan, Mujahidah di Lautan
Seorang pejuang sekaligus perawi hadis dari kalangan sahabiyah
SELENGKAPNYANasib Pala Banda, Run, dan Manhattan
Pulau Run adalah salah satu pulau penting dalam sejarah Indonesia.
SELENGKAPNYADajal Pendusta dan Adu Domba di Media Sosial
Sifat dajal adalah menyesatkan manusia dengan memecah belah ukhuwah umat Islam.
SELENGKAPNYA