Khansa Syahla Aliya | Dok Pribadi

Uswah

Taklukkan 77 Gunung pada Usia 16 Tahun

Khansa mulai fokus mendaki gunung saat berusia 8 tahun

Oleh Khansa Syahla Aliya

Mendaki Gunung Elbrus, Rusia menjadi pencapaian terbaru Khansa Syahla. Pendakian gunung ke-77 ini dijadikan sebagai persembahan hadiah ulang tahun Republik Indonesia, yang sama dengan pencapaiannya, 77. 

Remaja kelahiran Jakarta ini menyebut hobinya mendaki gunung sudah dimulai sejak kecil. Ayah Khansa yang memang juga suka mendaki kerap membawanya untuk beraktivitas di alam. Pengalaman pertama Khansa bersentuhan dengan alam saat diajak ke air terjun bersama keluarga. Usianya masih sembilan bulan.

"Seiring berjalannya waktu, mulai muncul ketertarikan mendaki gunung karena melihat Ayah yang dari SMA suka mendaki gunung. Ngelihat Ayah bawa tas besar, pakai sepatu gunung, waktu itu mikirnya, 'wah, keren nih'," kata Khansa saat dihubungi Republika, Selasa (30/8).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by khansa ☆彡 (khansa.syahlaa)

Saat usianya beranjak lima tahun, ia mulai diajak berkenalan lebih lanjut dengan alam saat menyusuri Gunung Bromo. Meski terbilang sebagai gunung wisata, upaya pendakian tersebut terbilang berat bagi anak seusianya. Namun, jerih payah Khansa selama perjalanan terbayar lunas ketika menyaksikan pemandangan menakjubkan sesampainya di puncak.

Pengalaman ini menguatkan keinginan Khansa untuk menekuni hobi mendaki. Pada usia tujuh tahun, bersama sang Ayah ia mendaki Gunung Rinjani. Untuk ekspedisi kali ini, Ayah Khansa sengaja tidak membawanya sampai ke puncak.

Ayah ingin memupuk rasa penasaran putrinya untuk menaklukan jalur pendakian di salah satu gunung terindah di Pulau Lombok itu pada kemudian hari. Benar saja, Khansa berhasil mencapai puncak gunung yang dijuluki sebagai Gunung Pantai ini pada usianya yang ke-10.

 
Ibadah buat aku nomor satu dan nggak bisa ditinggalkan.
 
 

Khansa  mulai fokus mendaki gunung saat usianya masih 8 tahun, seiring dengan usahanya mendaki Gunung Semeru. Film 5 Cm menjadi inspirasi lain baginya untuk melanjutkan rasa penasarannya akan ciptaan Allah SWT yang satu ini. "Perjuangan banget karena jalannya lumayan berat untuk umur aku saat itu,” ujar dia.

Setelah berhasil menaklukkan Semeru, Khansa mulai fokus mencari informasi soal gunung lainnya. Dia pun menemukan fenomena situs The Seven Summits Indonesia.

Upayanya dalam menaklukkan tujuh puncak gunung tertinggi di Indonesia mampu ia selesaikan dalam kurun waktu 2,5 tahun, tepatnya pada 2017. Capaian ini membuatnya berhasil meraih gelar sebagai 7 summiters Indonesia di usia 11 tahun, saat masih berada di bangku kelas 5 SD.

 

photo
Khansa Syahla Aliya - (Dok Pribadi)
 

Tak berhenti di situ, ia juga masih dalam proses melaksanakan program 'The 7 Longest Indonesia' atau gunung dengan 7 rute pendakian terpanjang. Hal ini merupakan salah satu bentuk inisiatifnya dalam mempromosikan potensi alam Indonesia yang belum terlalu dikenal, sambil berkampanye menjaga kelestarian lingkungan.

Meski berada di kondisi alam yang berbeda dari biasanya, ia menyebut selalu berusaha menjaga shalat dan ibadah. Di akun media sosial pribadinya, Khansa berusaha untuk membagikan berbagai tips dan trik, termasuk bagaimana menjalankan ibadah shalat saat melakukan pendakian.

"Ibadah buat aku nomor satu dan nggak bisa ditinggalin. Jadi kalau Subuh masih aman di tenda. Zhuhur-Ashar biasanya aku gabung waktu di kamp karena safar juga. Untuk Maghrib dan Isya juga aman karena kondisi sudah di kamp," ucap dia.

Bagi Khansa, tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan shalat wajib lima waktu selama mendaki. Jika di lokasi tidak ditemukan air, termasuk persediaan air minum atau logistik yang terbatas, ia akan bertayammum. Begitu pula jika cuaca sedang tidak bersahabat atau jalur pendakian tidak rata, shalat bisa dilakukan di dalam tenda.

Sejak 2017, ia telah menyelesaikan dua dari tujuh gung tertinggi di setiap benua, yaitu Gunung Kilimanjaro di Afrika dan Carstensz Pyramid di Papua. Pendakian lain yang telah ia lakukan adalah seven summits Sembalun, tujuh gunung Bandung, marathon 10 gunung Jawa Tengah-Jawa Timur, dan sebagainya. Ekspedisinya ke Gunung Elbrus Rusia pada tahun ini menjadi torehan sejarah tersendiri, tidak hanya bagi dirinya tapi juga bagi bangsa Indonesia.

Persiapan mendaki

Mengingat gunung bukanlah tempat biasa orang-orang bermain atau beraktivitas, Khansa menyebut, seorang pendaki harus memperhatikan dan meminimalisasi faktor risiko yang bisa terjadi dengan mempelajari kontur dan informasi seputar tujuan pendakian. Latihan fisik menjadi poin selanjutnya yang tidak bisa dilupakan. Biasanya, Khansa akan melatih diri dengan berlari, jogging, berenang, dan bersepeda.

Selain itu, pendaki harus memiliki mental yang kuat. Dengan persiapan yang matang, hal ini disebut akan meningkatkan kepercayaan diri dan menguatkan mental dalam menghadapi kondisi di lapangan.

Untuk perlengkapan mendaki, ia berpesan agar barang yang digunakan adalah yang memadai dan sesuai, dari ujung kaki hingga kepala. Untuk logistik, biasanya ia menyiapkan cadangan beberapa hari lebih lama dari perkiraan waktu ekspedisi sebagai cadangan.

Agar barang yang dibawa tidak terlalu berat, ia menerapkan konsep tanam atau gantung, yaitu logistik untuk perjalanan turun akan disimpan di satu titik untuk diambil saat sudah kembali. Tak luput, Khansa berpesan kepada semua pihak yang memiliki hobi mendaki atau baru memulai pendakian untuk tetap menjaga lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.

Dia mengingatkan, tujuan mendaki gunung adalah menikmati alam, bersyukur, dan mendekat kepada Tuhan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by khansa ☆彡 (khansa.syahlaa)

BIODATA

Nama : Khansa Syahla Aliyah

Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 16 Maret 2006

Riwayat pendidikan :

- SMP Annahl Islamic School

- SMA Labschool Jakarta

Penghargaan :

- 2021 Rekor MURI Perempuan Termuda asal Indonesia Pendaki Puncak Kilimanjaro

- 2019 Profil Keluarga Hebat Kemendikbud

Ibnu al-Nafis, Sang Ahli Fisiologi

Para sejarawan menggelari Ibnu al-Nafis, ilmuwan Muslim ini sebagai Bapak Fisiologi Sirkulasi.

SELENGKAPNYA

Demi Santri-Santri Difabel

Jangan sampai ada hukuman fisik bagi mereka

SELENGKAPNYA

Mengupas Fenomena Wisata Medis

Wisata medis telah menjadi pilihan yang semakin populer bagi masyarakat Indonesia.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya