Nanang (56 tahun), pedagang cincau di Kota Bogor yang terkenal karena berdagang menggunakan Bahasa Inggris. | Shabrina Zakaria/Republika

Bodetabek

Mr Nanang, Penjual Cincau Berbahasa Inggris

Nanang menyusun barang dagangannya di gerobak. Cincau, air gula, es batu dengan santan, gelas, dan sendok.

 

 

OLEH SHABRINA ZAKARIA

Begitu siap, pria berusia 56 tahun ini mendorong gerobak dari kediamannya di Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor ke tempat biasa ia berdagang. Nanang kerap berjualan di sisi Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, di depan ruko-ruko dan restoran mewah.

Mr Nanang, begitu ia disapa. Bukan tanpa alasan panggilan “Mr” disematkan di depan namanya. Hal itu lantaran Nanang dikenal sebagai tukang cincau yang berdagang dengan menggunakan bahasa Inggris untuk menyapa pembelinya.

Hi, how are you?” sapa Nanang ketika ditemui Republika saat tengah berdagang. Nanang mengenakan peci, kemeja biru, celana coklat, dan sepatu hitam yang mulai usang.

How much do you want?” lanjutnya, menanyakan berapa gelas cincau yang diinginkan oleh pembelinya. Senyumnya tersungging tatkala berceloteh, mengobrol dengan pembelinya dengan bahasa Inggris.

Sejak 2014, Nanang telah berdagang cincau di tempat yang sama. Setiap hari, Nanang keluar rumah sekitar pukul 11.00 WIB hingga sore hari. Rata-rata, ia dapat menjual cincau sebanyak 50 hingga 100 gelas per hari. Tergantung cuaca dari Kota Bogor yang kerap diguyur hujan.

Belum lama ini, Nanang viral di berbagai media sosial seperti Tiktok, Twitter, dan Instagram. Caranya berdagang dengan menggunakan bahasa Inggris menuai berbagai pujian dari warganet. Berbagai stasiun TV pun mendapuknya menjadi narasumber liputan. 

Nanang bercerita mengapa ia senang mempelajari bahasa asing. Adapun alasannya untuk mempelajari bahasa asing dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari karena Allah telah berfirman di Alquran surah al-Hujurat ayat 13.

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa,” ujar Nanang mengulangi terjemahan dari ayat tersebut.

Hal itu membuatnya senang mempelajari bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Selain Bahasa Inggris, saat ini ia juga mempelajari bahasa Jerman dan Spanyol.

Nanang telah mempelajari bahasa Inggris sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Memasuki bangku sekolah menengah pertama (SMP), kecintaannya kepada bahasa Inggris semakin bertambah.

Maka, ia pun kerap berjalan-jalan ke Kebun Raya Bogor (KRB), yang dianggapnya sebagai ‘laboratorium bahasa’. Nanang menyebut KRB sebagai laboratorium bahasa karena banyak turis mancanegara yang datang ke sana dan bisa diajaknya untuk berbincang. Di KRB, dia bisa mengimplementasikan bahasa Inggris yang telah dipelajarinya di sekolah.

Jalan Pajajaran yang merupakan jalan nasional banyak dilalui warga dari berbagai latar belakang dan pendidikan. Karenanya, Nanang memilih untuk turut mengaplikasikan kemampuan bahasa yang dimilikinya.

“Pertama saya coba hi how are you? Atau where do you live?. Saya memakai insting, ya rata-rata mereka bisa bahasa Inggris. Bahkan saya terkejut waktu itu pernah bertemu orang lulusan Cambridge University,” ujar Nanang.

Bicara soal kuliah, bertahun-tahun lalu Nanang telah menerima berbagai tawaran untuk kuliah dan bekerja di luar negeri. Namun, hal itu ditolaknya demi keluarganya sendiri.

Saat ini, Nanang memiliki dua anak. Anak pertamanya duduk di bangku SMA dan anak keduanya duduk di bangku SD. Ia pun berharap anak-anaknya bisa mempelajari bahasa asing seperti dirinya.

Selain berjualan cincau, Nanang juga sesekali menerima pekerjaan menjadi penerjemah. Baik dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia maupun sebaliknya.

“Tapi selama pandemi ya berkurang job-nya. Sekarang mencari peruntungan lain dan fokus di cincau aja,” ujarnya seraya menepuk gerobaknya yang bertuliskan “Es Cincau dan Kelapa Muda Mr Nanang”.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Malahayati binti Mahmud Syah, Laksamana Perempuan Perdana

Malahayati membentuk armada laut khusus yang berisi para janda prajurit Kerajaan Aceh.

SELENGKAPNYA

Mengukur Kesejahteraan Petani

Petani harus dilihat dari dua sisi, sebagai produsen dan konsumen akhir.

SELENGKAPNYA

Praktik Culas di Perguruan Tinggi

Membangun tata kelola perguruan tinggi yang transparan dan akuntabel adalah kunci memberantas dan mencegah korupsi di kampus.

SELENGKAPNYA