
Ekonomi
Pupuk Indonesia Tingkatkan Realisasi Program Makmur
Pendapatan petani tebu tercatat naik 72 persen.
SUBANG — PT Pupuk Indonesia (Persero) atau PIHC mencatat, realisasi program Makmur hingga semester I 2022 mencapai 73 persen atau seluas 184.305 hektare (ha) dari target 250 ribu ha. Perusahaan menyatakan, program Makmur tercatat membantu para petani meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
"Insya Allah, target terlampaui dan tahun depan kami bisa tingkatkan lagi. Dari data kami, program Makmur meningkatkan produktivitas rata-rata hingga 40 persen," kata Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto di Subang, Jawa Barat, Senin (15/8).
Nugroho menjelaskan, dengan realisasi tersebut, jumlah petani binaan mencapai 94.431 orang. Berdasarkan jenis komoditas, program Makmur paling banyak menyasar petani padi, jagung, dan tebu. Psrogram tersebut juga menyasar komoditas bawang merah dan bawang putih.
View this post on Instagram
Ia menekankan, komoditas yang dipilih disesuaikan dengan pihak yang akan menyerap hasil panen. Nugroho mengatakan, hasil panen petani yang mengikuti program Makmur mayoritas diserap oleh holding BUMN pangan ID Food.
Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan, mengatakan, dari target program Makmur seluas 250 ribu ha, sebanyak 180 ribu ha dikerjasamakan dengan ID Food. Dengan kata lain, ID Food akan menyerap berbagai hasil panen komoditas di lahan tersebut.
"Paling banyak adalah komoditas tebu yang luas lahannya sekitar 110 ribu ha. Baru diikuti padi dan jagung," ujarnya.
Produktivitas komoditas tebu di sentra pertanaman Desa Pasirbungur, Subang, Jawa Barat, tercatat naik 73 persen dari semula 60 ton per ha menjadi 104 ton per ha. Naiknya produktivitas tercatat setelah petani mendapatkan pendampingan intensif penggunaan pupuk nonsubsidi lewat program Makmur BUMN.

Direktur Pupuk Kujang, Maryadi, menuturkan, dengan peningkatan produktivitas, pendapatan petani juga tercatat naik 72 persen dari semula hanya Rp 33 juta per ha menjadi Rp 57,2 juta per ha. Sementara itu, untuk rata-rata laba bersih naik dari Rp 7 juta per ha menjadi Rp 26,2 juta per ha.
Peningkatan pendapatan dan keuntungan diperoleh dengan harga jual yang sama sebesar Rp 550 ribu per ton. Program Makmur di Subang dijalankan pada lahan seluas 3.367 ha.
"Pupuk yang digunakan petani juga cukup satu jenis, yakni NPK custom dengan komposisi 21-9-15 plus sulfur dan zinc sesuai dengan karakteristik wilayah," kata Maryadi.
Dalam proses budidaya, petani menggunakan pupuk nonsubsidi secara tepat. Harga pupuk NPK yang digunakan dalam program tersebut mencapai Rp 12.075 per kg atau jauh di atas rata-rata harga pupuk subsidi.
Ia menuturkan, peningkatan produktivitas menjadi bukti adanya hasil terhadap perbaikan komoditas tebu. Peningkatan produktivitas diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani tebu di Indonesia.
Selain melakukan pendampingan program Makmur di Subang, Maryadi mengatakan, perusahaan melakukan pendampingan di Cirebon seluas 795 ha dan Majalengka seluas 6.113 ha sehingga totalnya mencapai 10.689 ha.
Pabrik gula
ID Food juga menargetkan pembukaan pabrik gula (PG) Subang pada 2024. PG Subang merupakan pabrik gula lama, tapi telah berhenti beroperasi.
Frans mengatakan, awalnya pembukaan PG Subang ditargetkan pada 2023. Namun, terdapat kendala salah satunya karena masih kurangnya area perkebunan tebu yang dapat menyuplai bahan baku bagi pabrik.
"Kapasitas pabrik sebesar 4.000 tcd (ton cane per day), bahkan bisa naik hingga 6.000 tcd. Kita masih butuh perluasan lahan," kata Frans.
Ia menjelaskan, dengan kapasitas pabrik 4.000 tcd, dibutuhkan lahan tebu setidaknya 6.000 ha. Lahan yang tersedia saat ini baru sekitar 3.300 ha. Untuk menutupi kekurangan lahan itu, perseroan berencana menjalin kerja sama dengan Perhutani dan PTPN yang juga memiliki lahan di Subang.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
UUS Dorong Pembatalan Wajib Spin-off
Ekonom menilai, pembatalan ketentuan spin-off juga cukup disayangkan.
SELENGKAPNYABPS: Waspadai Penurunan Harga Komoditas
BPS meminta mewaspadai tren penurunan harga komoditas andalan ekspor Indonesia.
SELENGKAPNYAOpsi Menaikkan Harga Pertalite Menguat
Kenaikan harga BBM bersubsidi diprediksi akan menaikkan inflasi secara signifikan.
SELENGKAPNYA