Pekerja memotong lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019). | ANTARA FOTO

Ekonomi

Kemendag Targetkan Ekspor Baja Tembus 30 Miliar Dolar AS

Dengan utilitas mesin saat ini, rata-rata produksi per tahun baru mencapai 480 ribu ton.

BEKASI -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis ekspor besi baja pada tahun ini dapat mencapai 30 miliar dolar AS. Pemerintah pun mendorong para pelaku industri untuk terus meningkatkan produksi dan kualitas sehingga dapat diterima pasar global lebih luas.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Veri Anggriono mengatakan, investasi berupa peningkatan utilitas mesin produksi dari produsen besi baja akan sangat menentukan capaian peningkatan ekspor. "Mudah-mudahan peningkatan ekspor manufaktur, insya Allah, akan meningkat," kata Veri setelah pelepasan ekspor baja ke Selandia Baru di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/7).

Ia menuturkan, Selandia Baru merupakan salah satu negara yang sulit ditembus karena menerapkan standar tinggi terhadap produk besi dan baja. Pembukaan ekspor ke Selandia Baru dinilai pemerintah menjadi angin segar bagi upaya peningkatan ekspor manufaktur Indonesia.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menuturkan, nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia sepanjang 2021 mencapai 21,4 miliar dolar AS. Nilai itu meningkat 90,2 persen dari 2020 yang hanya 11,2 miliar dolar AS.

 

Memasuki 2022, dalam kurun waktu Januari-Mei, nilai ekspor besi dan baja nasional sudah mencapai 12,5 miliar dolar AS. Angka itu tumbuh 80,2 persen jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 6,9 miliar dolar AS. "Pertumbuhan yang sangat signifikan ini merupakan bukti keberhasilan hilirisasi industri baja," ujarnya.

Zulkifli menegaskan siap mendukung upaya ekspor baja melalui perjanjian-perjanjian dagang yang telah dimiliki Indonesia dengan negara-negara mitra. Tercatat, Indonesia telah memiliki sejumlah perjanjian dagang dengan berbagai negara, seperti Jepang, Australia, Swiss, Norwegia, Pakistan, Korea Selatan, Cile, Mozambik, Uni Emirat Arab, serta negara-negara ASEAN dan anggota persetujuan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Indonesia merupakan eksportir besi dan baja terbesar ke-10 dunia pada 2021 dengan pangsa pasar 3,37 persen. Tren pertumbuhan ekspor besi dan baja Indonesia dalam lima tahun terakhir adalah yang terbesar di antara 30 besar eksportir besi dan baja dunia, yaitu sebesar 49,3 persen.

Presiden Direktur PT GRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng menuturkan, pihaknya baru saja menambah investasi Rp 1 triliun untuk mesin light section mill (LSM) yang baru diselesaikan tahun ini. Investasi mesin LSM itu ditujukan untuk meningkatkan kapasitas produksi baja perusahaan. Ia menuturkan, total kapasitas produksi baja GRP bisa mencapai 2,2 juta ton.

Akan tetapi, dengan utilitas mesin saat ini, rata-rata produksi per tahun baru mencapai 480 ribu ton. Melalui investasi mesin LSM, pihaknya optimistis bisa meningkatkan produksi sekitar 500 ribu ton sehingga total produksi tahun ini diproyeksikan bisa bertambah menjadi hampir 1 juta ton. Ia mengatakan, dengan penambahan investasi itu, GRP bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dalam jangka waktu tujuh tahun ke depan sehingga Indonesia tak memerlukan impor lagi. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat